Masih tentang pertemuan dengan Peter Pezaris, founder dan CEO Multiply yang kami temui atas undangan Multiply Indonesia di kantor baru mereka di Gandaria, Jakarta Selatan.
Sebelumnya Amir menuliskan tentang bagaimana komitmen Multiply untuk tetap mendukung para blogger dalam beraktivitas di layanan mareka. Jadi mereka tetap akan ‘memelihara’ layanan blogging mereka sambil terus mengembangkan diri sebagai layanan social commerce. Seperti yang kita tahu, Multiply kini bergerak ke arah e-commerce dengan platform baru mereka yang memanjakan penjualan dengan berbagai fasilitas seperti sistem pembayaran, shopping cart dan berbagai fasilitas lain termasuk marketplace untuk mempromosikan toko.
Salah satu alasan yang membuat mereka membuka kantor di Indonesia adalah juga tentang banyaknya penjual dan pembeli yang menggunakan Multiply untuk aktivitas mereka, Indonesia dan Filipina adalah dua negara dengan pengguna terbesar untuk urusan e-commerce, Peter mengatakan bahwa dua negara ini akan menjadi ‘tulang punggung’ Multiply dalam memasuki segmen e-commerce.
Dalam perbincangan yang cukup menyenangkan kemarin, Peter juga menjelaskan tentang kenapa e-commerce akan tumbuh di Indonesia, setidaknya ada empat faktor, berturut-turut empat faktor itu adalah populasi masyarakat Indonesia, GDP yang terus bertumbuh, penetrasi internet yang masih kecil, serta tren e-commerce itu sendiri. Jumlah penduduk, GDP serta penetrasi internet adalah faktor untuk mendapatkan pertumbuhan, namun Peter juga menjelaskan bahwa sistem pembayaran di Indonesia juga harus bagus terlebih dahulu, ia menambahkan perlu adanya peran bank dalam hal ini, dan itu juga yang dilakukan Multiply yang dikatakan sedang dalam perbincangan dengan pihak bank.
Jika melihat dari sisi persaingan, tentu saja Multiply tidak sendirian, setidaknya dari sisi e-commerce-nya, ada berbagai pemain yang sudah lama di e-commerce atau baru, yang didukung oleh perusahaan besar di belakangnya atau startup yang bermain di sisi ini. Ditanya tentang tingkat persaingan ini, Peter menjelaskan bahwa menurutnya kesuksesan e-commerce tidak bisa dikuasai satu pemain besar saja, ada berbagai segmen yang bisa diisi, ada yang marketplace, classified ads, B2B, C2C, dll.
Seperti yang dijelaskan oleh Amir dituliskan sebelumnya, dukungan Naspers juga memiliki andil yang sangat besar, bukan hanya dari sisi pengalaman dan jaringan namun juga dari sisi modal atau dana untuk mengembangkan Multiply menjadi tempat terbaik untuk jual beli sesuai dengan keinginan mereka.
Di Indonesia, tentu saja nafas yang panjang bisa jadi faktor penting dalam strategi bertahan dan berkelanjutan penyedia layanan e-commerce. Masih banyak faktor yang harus ditunggu untuk berkembang di sini sebelum masa keemasan e-commerce, salah satunya penetrasi internet. Namun trennya telah mengarah ke sana.
Di sisi penjual, Peter mengatakan bahwa Multiply juga tetap akan memberikan sarana yang paling sesuai atau dibutuhkan oleh para penjual, seperti misalnya untuk platform e-commerce-nya, penjual dibebaskan untuk memilih apakah akan menggunakan format lama (tidak terintegrasi atas e-commerce lengkap alias jual manual) atau menggunakan platform e-commerce dari Multiply (dilengkapi oleh shopping cart dan fasilitas lain). Multiply tetap mendukung dua fasilitas ini bagi penjual untuk memilih.
Namun bagi saya, Multiply akan menemui sedikit kesulitan jika mereka men-support kedua ini secara sama dari besaran dukungannya, misalnya saja untuk pengukuran data transaksi harus menggunakan platform e-commerce. Keragu-raguan para penjual untuk menggunakan platform mereka juga masih terlihat, setidaknya dari beberapa percakapan dengan penjual dan informasi lain yang saya dapatkan, biaya 3,9% dengan berbagai fasilitas belum bisa mengubah semua penjual beralih ke platform Multiply.
Saya juga melihat Multiply di Indonesia, saat ini masih seperti mencari pola yang benar, masih coba sana-sini untuk mengetahui dengan tepat formula bagi keberhasilan layanannya – terutama marketplace dan platform e-commerce mereka. Edukasi, akuisisi merchant serta memberikan value lebih adalah beberapa hal yang masih (dan terus) mereka kejar.
Hari ini, melalui newsletter untuk para penjual di Indonesia, mereka akan melakukan perbaikan dari fasilitas marketplace (sebagai satu tempat untuk data penjual), perbaikan yang dilakukan berhubungan dengan pembaruan atas kategori-subkategori yang ada di Marketplace Multiply.
Pendirian kantor di Jakarta bisa memperlihatkan strategi Multiply dalam menjadikan Indonesia sebagai target utama pasar mereka, seperti juga yang dijelaskan oleh Peter bahwa untuk sukses di pasar Indonesia, harus memiliki pengetahuan lokal untuk berhasil di pasar Indonesia. Peter juga menjelaskan bahwa Multiply mencoba untuk membuat platform dengan menyesuaikan atas pangsa pasar lokal.
Namun eksekusi juga menjadi penting, pengetahuan lokal harus hadir di setiap fitur dan fasilitas yang ada di Multiply. Perjalanan baru dimulai, mari kita lihat sepak terjang Multiply di segmen e-commerce/social commerce di Indonesia.