Sekitar dua tahun lalu, sejumlah mantan karyawan Nokia membentuk startup dengan visi memudahkan kehidupan para fotografer. Visi tersebut mereka wujudkan melalui Loupedeck, sebuah perangkat mirip audio mixer, tapi yang dikhususkan untuk mengoperasikan Adobe Lightroom, sehingga pengguna tak lagi perlu mengandalkan interface pada aplikasi edit foto tersebut.
Premis yang ditawarkan Loupedeck sangatlah menarik, terutama bagi yang rutin menyunting foto menggunakan laptop atau komputer. Ketimbang harus mengingat-ingat berbagai tombol shortcut di keyboard, mereka bisa langsung menyesuaikan satu per satu parameter foto menggunakan tombol, kenop dan scroll wheel yang berjejer pada Loupedeck.
Namun Loupedeck tetap saja merupakan produk generasi pertama, sehingga banyak yang sebenarnya bisa disempurnakan. Versi lebih matangnya itu baru saja dirilis. Dinamai Loupedeck+, desain fisiknya tampak nyaris tak berubah, meski sebenarnya ada sejumlah penyempurnaan yang diterapkan.
Pengembangnya bilang bahwa build quality Loupedeck+ lebih bagus, dan setiap tombol mekanisnya lebih kokoh sekaligus presisi. Aspek kustomisasi juga ditingkatkan sehingga perangkat bisa lebih fleksibel. Semua ini didasari oleh masukan dari komunitas fotografer yang menjadi konsumen Loupedeck sebelumnya.
Di samping itu, Loupedeck+ sekarang tidak hanya bisa digunakan bersama Adobe Lightroom saja, tapi juga software alternatif yang tak kalah populer seperti Aurora HDR dan Capture One. Singkat cerita, target pasarnya kini tak hanya terbatas pada pengguna Lightroom semata.
Loupedeck+ saat ini sudah dipasarkan seharga $229, dan menariknya, mereka menyediakan opsi pengiriman ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Bagi pengguna Loupedeck lama, ada pula program cashback senilai $50.
Sumber: DPReview.