Bertujuan memberikan pilihan pembayaran tiket di luar tiket (non farebox business) dan mobile payment untuk MRT Jakarta, PT MRT Jakarta menjalin kolaborasi dengan Go-jek Indonesia. Untuk meresmikan kerja sama tersebut, nota kesepahaman ditandatangani Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P. Sabandar dan Presiden Go-Jek Indonesia Andre Soelistyo pada Selasa (22/5) di Jakarta.
Selain memberikan pilihan pembayaran kepada pengguna MRT, pengembangan bisnis di luar tiket NFB dan mobile payment ini nantinya akan tersedia di area stasiun dan depo MRT Jakarta, gedung-gedung terkait yang berada di dalam, di antaranya, dan di sekitarnya. PT MRT Jakarta menargetkan lebih dari 170 ribu pengguna MRT per harinya.
Masih dalam tahap penjajakan, Nota Kesepahaman antara Go-Jek dengan PT MRT Jakarta mencakup dua hal. Termasuk di dalamnya adalah menyiapkan konsep penyusunan basis implementasi studi pengembangan non-farebox business dan mobile payment di area sekitar stasiun dan depo Jakarta MRT Jakarta. Hal lainnya adalah studi penyusunan proof of concept integrasi mobile payment, dan melakukan sesi diskusi serta pemutakhiran pengetahuan tentang produk.
Nantinya, jika proses telah final, pengguna yang melakukan pembayaran memanfaatkan mobile payment, tidak perlu menyiapkan kartu tiket MRT terpisah. Biaya tersebut nantinya juga akan di masukan ke dalam paket, yang dilengkapi dengan biaya moda transportasi lainnya, tanpa harus melakukan pembayaran secara terpisah.
Ditargetkan realisasinya bakal bisa digunakan tahun 2019 mendatang. Hingga 30 April 2018, kemajuan pekerjaan konstruksi MRT Jakarta secara keseluruhan telah mencapai 93,33% dengan rincian 90,45% untuk konstruksi layang dan 90,23% untuk konstruksi bawah tanah.
Go-Jek sendiri memiliki layanan mobile payment Go-Pay yang sudah memiliki lebih dari 10 juta pengguna. Mereka kini sedang menggencarkan pembayaran di luar platform Go-Jek pasca perolehan izin penggunaan skema QR Code untuk pembayaran di berbagai mitra.