Keuntungan bersih Indosat tahun ini menurun hingga lebih dari US$68 juta atau sekitar 56% di tahun 2010 dibandingkan 2009, ujar Direktur Indosat, Harry Sasongko Tirtotjondro. Harry menuding ketidakstabilan kurs valuta asing di Indonesia dari IDR ke USD sebagai penyebabnya, terlihat dari peningkatan sebesar 5% dari aliran pemasukan mereka, sedikit di atas US$2 miliar.
Bisnis seluler mereka juga memperoleh pemasukan 12%, hingga US$1.8 miliar yang diperoleh dari 44 juta pelanggan ponsel yang menggunakan produk mobile mereka. Harry juga mengumumkan bahwa berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham, jabatan Direktur Keuangan mereka kini dipegang oleh Curt Stefan Carlsson, setelah Peter Kuncenwicz yang telah berada di posisi tersebut selama dua tahun mengundurkan diri.
Indosat juga sedang mencoba menjual perusahaan subsidiari FWA (Fixed Wireless Access) miliknya, StarOne. Kabarnya kemungkinan besar StarOne akan dibeli oleh Telkom, Harry mengatakan bahwa Telkom belum melakukan tindakan konkrit untuk proses M&A.
Mereka juga mengumunkan penjualan sejumlah 4.000 menara telekomunikasi dan Indosat memperkirakan bisa mendapakan lebih dari USD 500 juta. Indosat telah mengundang beberapa penawar potensial, termasuk di antaranya Profesional Telekomunikasi Indonesia, sebuah unit Sarana Menara Telekomunikasi, Tower Bersama Infrastructure, dan Solusi Tunas Pratama untuk melakukan penilaian terhadap data menara-menara tersebut. Indosat tidak akan menawarkan menara mereka kepada pesaing utama mereka, Telekomunikasi Indonesia dan XL Axiata. Penawaran berakhir pada akhir Juni 2011. Indosat sebelumnya mengatakan akan menjual sekitar 10.000 menara.
Secara keseluruhan, hal ini merupakan bukti bahwa Indosat sedang berjuang untuk tetap beroperasi dengan mengatur pemasukan mereka dan mencari margin dari bisnis selular, sumber utama pendapatan mereka. Dan saya pikir, hampir semua operator memiliki masalah yang sama, margin, variasi produk, dan layanan bernilai tambah.
akibat perang tarifkah?