Dark
Light

Bersama Scrum, Nintendo Cari Startup yang Bisa Bantu Mereka Garap Aksesori Baru Buat Switch

1 min read
April 13, 2018

Sejak era Wii, kita bisa melihat esensialnya sistem kendali bagi penyajian konten kreasi Nintendo. Lewat console generasi ketujuh itu, sang produsen memperkenalkan metode kontrol berbasis gerakan. Teknologinya terus disempurnakan hingga berinkarnasi sebagai Joy-Con untuk Switch. Tapi Anda mungkin sudah menerka, upaya pengembangannya tidak berhenti sampai di sana.

Di bulan Januari 2018 kemarin, Nintendo memperkenalkan Labo, yaitu platform mainan konstruksi berbasis kardus yang memungkinkan kita berinteraksi dengan Switch melalui cara berbeda. Labo rencananya akan dirilis di tanggal 20 April besok. Namun bahkan sebelum produk ini dilepas, Nintendo diketahui melangsungkan kolaborasi bersama Scrum Ventures untuk mencari startup buat membantu mereka menyempurnakan pengalaman menikmati Switch.

Bersama perusahaan asal San Francisco itu, Nintendo berniat buat menghimpun lebih banyak talenta demi mengembangkan lebih banyak aksesori Switch – di antaranya komponen, sensor, chip, hingga add-on lain. Baik Nintendo maupun Scrum tidak bermaksud buat berinvestasi secara langsung ke startup-startup itu, melainkan memberi tim developer arahan serta mempermudah mereka menyajikan produk pasar.

Langkah ini berbeda dari strategi Nintendo terdahulu. Biasanya, mereka melangsungkan kerja sama dengan pemasok-pemasok hardware (baik ternama ataupun perusahaan baru) dan melepasnya di bawah brand Nintendo. Melalui pendekatan anyar ini, Nintendo boleh jadi mencari lebih banyak ide kreatif yang dapat menghidangkan pengalaman baru sembari menjaga momentum penjualan Switch.

“Kami selalu berusaha mengeksplorasi cara-cara baru untuk menghibur,” kata Ko Shiota selaku senior executive officer Nintendo via Bloomberg. “Kami sangat menanti teknologi-teknologi unik untuk memberikan sensasi baru dalam menikmati Nintendo Switch melalui program yang dikelola Scrum Ventures.”

Scrum sendiri adalah firma venture capital baru, dan mereka mengajukan gagasan ini ke Nintendo pada musim gugur tahun lalu. Perusahaan tersebut juga mengaku telah mencoba mengemukakan ide berupa software, tapi Nintendo menolaknya. Scrum sebelumnya juga sempat menggandeng Panasonic untuk membantu mereka mengidentifikasi teknologi-teknologi yang dikembangkan produsen asal Osaka itu buat dijadikan perusahaan spin-off.

Di era console generasi kedelapan ini, Ninendo memang tampak lebih berani bereksperimen, dan hal tersebut sangat baik untuk mereka. Contohnya saja, investor merespons Nintendo Labo dengan sangat antusias, dan harga saham Nintendo tak lama segera naik.

Melalui strategi baru ini, siapa tahu Switch mendapatkan opsi aksesori sebanyak platform Windows PC, lalu muncul juga periferal-periferal unik yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Sumber: Bloomberg.

(le-ri) Yang Wang (CTO), Rizki Suluh Adi (Head of Indonesia), and Adam Perold (CEO) in #SelasaStartup / DailySocial
Previous Story

GDP Venture and PTB Venture Lead Investment for AI Startup Element Inc

vivo-v9-tampil-ekspresif-dalam-balutan-warna-biru
Next Story

Vivo V9 Tampil Ekspresif Dalam Balutan Warna Biru

Latest from Blog

Don't Miss

Pengisi suara Mario, Charles Martinet

32 Tahun Jadi Pengisi Suara Mario, Charles Martinet Pensiun

Tidak banyak pengisi suara yang sangat ikonik yang sampai selalu
Game-Lawas-Terancam-Punah

Hampir 90% Dari Video Game Klasik Sangat ‘Terancam Punah’

Belum lama ini, saya menambahkan Miyoo Mini Plus ke wishlist.