Di 2014, Apple dan IBM memulai kemitraan strategis untuk menghadirkan lebih dari 150 perkakas serta aplikasi IT enterprise IBM ke platform Apple secara native, sekaligus mempersilakan perusahaan asal New York itu buat menjual iPad dan iPhone ke konsumen bisnis. Kolaborasi ini juga memberikan Apple akses ke teknologi big data dan analytics IBM, memungkinkan mereka menciptakan layanan cloud khusus iOS.
Dan di konferensi Think 2018, kedua perusahaan memutuskan untuk meneruskan dan memperdalam kerja sama tersebut melalui upaya penggabungan teknologi machine learning IBM Watson dengan Apple Core ML. Integrasi ini diharapkan bisa membuat aplikasi-aplikasi bisnis yang berjalan di iDevice jadi lebih pintar. Watson adalah sistem komputer yang sanggup menjawab pertanyaan dalam bahasa natural, sedangkan Core ML ialah framework machine learning untuk produk-produk Apple.
Hasil dari kolaborasi ini dinamai Watson Services for Core ML, yaitu program yang memungkinkan karyawan suatu perusahaan menggunakan aplikasi MobileFirst untuk menganalisis musik atau mengklasifikasi konten visual lewat Watson Services. Contoh praktisnya seperti ini: sebuah app iPhone bisa diajarkan untuk mengetahui jika ada perangkat rusak berbekal foto atau secara live via kamera. Software segera menunjukkan nama model, kemudian teknisi dapat meminta app buat mencari onderdilnya.
Seiring penggunaan, aplikasi dapat membagi data-data yang pernah ditangkap olehnya ke Watson sembari meningkatkan kemampuan algoritma machine learning-nya. App beroperasi secara real-time tanpa harus terkoneksi ke Watson. Baru di lain kesempatan, data akan dikirimkan ke Watson melalui interaksi dengan bandwidth rendah.
Tujuan utama dari kemitraan Apple dan IBM ialah menggunakan data dan analytics buat membangun proses bisnis baru, dengan cara mengadopsi pendekatan yang sudah ada dan memodifikasinya agar lebih mendukung pemakaian di perangkat berlayar sentuh.
Watson juga tidak cuma ditanamkan ke Core ML. Di momen yang hampir bersamaan, IBM resmi meluncurkan asisten digital serba guna cross-device Watson Assistant. Berbeda dari Apple Siri, para partner IBM diperkenankan membubuhkan Watson Assistant di perangkat jenis apapun dan tidak terikat merek: mobil, perabotan elektronik rumah tangga, gadget di kantor, hingga diterapkan ke ranah perhotelan ataupun perbankan.
Watson Assistant bisa diakses baik melalui teks ataupun suara. Tentu saja, ia tak cuma dapat menuruti perintah kita, tapi juga mampu mempejari serta mengingat pilihan serta preferensi pengguna.
Via TechCrunch & Engadget.