Dark
Light

BTPN Belanjakan Rp832 Miliar untuk Pengembangan Layanan Digital

1 min read
February 15, 2018

Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) menggelontorkan dana sebesar Rp832 miliar untuk pengembangan layanan digital sepanjang tahun 2017, seiring komitmen untuk transformasi bisnis ke sektor baru tersebut yang dimulai sejak dua tahun lalu.

Realisasi belanja ini meningkat 36% dibandingkan pada 2016 sebesar Rp611 miliar. Bila dirinci, perusahaan melakukan transformasi digital dalam lini bisnis intinya. Digitalisasi existing business ini mencakup pengembangan alternative channels, integrasi cabang, automasi proses, transformasi infrastruktur IT, dan pelatihan (retraining) karyawan.

Kemudian, biaya restrukturisasi organisasi perusahaan dan operasionalisasi kantor cabang mencapai Rp736 miliar dan menawarkan program pensiun sukarela lewat Program Pengakhiran Kerja Sukarela (PPKS). Hasilnya BTPN mengurangi 114 outlet dan 4.525 karyawan, sekaligus menambah jumlah ATM dan Teller Cash Recycler (TCR) sebanyak 53 unit, payment point (209 unit), dan kantor fungsional (67 unit).

Melalui transformasi digital ini, jaringan nasabah bertambah luas dan kualitas layanan nasabah tetap terjaga walaupun jumlah kantor cabang berkurang dan organisasi menjadi lebih ramping. Langkah transformasi ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini.

“Inovasi dan transformasi digital yang kami lakukan secara terstruktur dan konsisten sejak 2016 telah berjalan baik dan masih akan terus berlanjut hingga akhir 2018. Kami meyakini kedua inisiatif strategis ini akan mentransformasi BTPN menjadi bank nasional yang lebih siap untuk beradaptasi dan berkontribusi dalam era ekonomi digital,” ucap Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.

Akibat dari konsekuensi yang dipilih perusahaan, lantas membuat perolehan laba tergerus hingga 30 persen senilai Rp1,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,75 triliun. Akan tetapi, menurut Jerry, ini hanya bersifat jangka pendek.

“Inovasi dan transformasi digital adalah bentuk investasi strategis yang berdampak pada profitabilitas jangka pendek. Tanpa dampak biaya dari investasi strategis ini, laba kami dari bisnis inti masih tumbuh 6% menjadi Rp2,4 triliun.”

Sejak dua tahun lalu, BTPN resmi memiliki dua platform digital banking untuk melayani dua segmen yang berbeda. BTPN Wow! diperuntukkan bagi segmen below-consuming-class yang terdiri dari petani, nelayan, buruh, pekerja informal, dan pedagang mikro. Diklaim produk tersebut telah memiliki 4,8 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 200 ribu agen.

Sedangkan produk lainnya, Jenius ditujukan bagi segmen consuming-class. Saat ini total nasabah yang terdaftar mencapai hampir 500 ribu orang. Adapun fitur yang ditawarkan Jenius tidak hanya menabung saja, tapi juga mengatur limit kartu, blokir dan buka blokir kartu, buka deposito, dan manajemen keuangan dalam smartphone.

CloudMAX, layanan penyimpanan dokumen dan media berbasis cloud dari Telkomsel / Telkomsel
Previous Story

Telkomsel Luncurkan CloudMax, Layanan Penyimpanan Berbasis Komputasi Awan

Next Story

Facebook Gulirkan Fitur List untuk Berbagi Hal-hal Favorit di Status

Latest from Blog

Don't Miss

Skema Huawei Untuk Kembangkan Talenta Digital Indonesia

Dalam Huawei ICT Outlook 2023, perusahaan asal Tiongkok itu tidak

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan