Dimensi bongsor dan harga yang mahal merupakan dua atribut yang selalu melekat pada kamera video kelas profesional. Hal ini tergolong wajar mengingat kebanyakan konsumennya adalah stasiun televisi, akan tetapi belakangan YouTuber juga mulai ‘naik kelas’ dan menggunakan kamera serupa buat channel-nya masing-masing.
Tren ini tampaknya menjadi penggerak di balik inisiatif terbaru Blackmagic Design. Belum lama ini, produsen kamera asal Australia itu memperkenalkan Blackmagic Ursa Broadcast, yang diklaim sebagai kamera video kelas profesional dengan harga paling terjangkau.
Memangnya seberapa terjangkau? $3.495, masih kelewat mahal buat sebagian besar konsumen, akan tetapi harganya ini selevel dengan sejumlah DSLR kelas atas. Nikon D850 misalnya, dijual seharga $3.300, sedangkan Canon 1D X Mark II malah jauh lebih mahal di angka $5.999.
Meski terjangkau, Ursa Broadcast masih menawarkan fleksibilitas tinggi seperti kamera lain yang ditujukan untuk keperluan broadcasting. Pengguna bebas memilih hendak merekam video 4K (hingga 60 fps) dalam format lossless 12-bit CinemaDNG Raw, 10-bit DNxHD 220X, DNxHD 145 atau ProRes.
Sensor berukuran 2/3 inci yang digunakan memang bukan yang terbesar, akan tetapi masih bisa menjanjikan dynamic range seluas 12 stop. Singkat cerita, Blackmagic cukup percaya diri hasil rekaman Ursa Broadcast jauh lebih baik ketimbang mayoritas DSLR, dan semuanya layak tayang tanpa harus melalui proses color grading.
Selain di studio, Ursa Broadcast juga ideal untuk di lapangan. Ini dikarenakan terdapat dua slot SD card dan dua slot CFast di bodinya, fitur yang termasuk langka untuk kategori kamera broadcast. Ursa Broadcast menggunakan mount lensa B4, namun pengguna juga bisa menggantinya dengan mount lensa PL, F atau EF.
Pengoperasiannya banyak mengandalkan sederet tombol dan kenop fisik dengan sebuah indikator LCD, akan tetapi kamera turut mengemas layar sentuh 4 inci yang siap digunakan kapan saja. Semuanya dikemas dalam bodi magnesium yang kokoh sekaligus ringan, plus kompatibel dengan seabrek aksesori keluaran Blackmagic.
Produk ini dirilis hampir bersamaan dengan diumumkannya rencana kerja sama Foxconn dan RED untuk mengembangkan kamera 8K dengan harga yang lebih terjangkau. Mungkin ini hanya kebetulan, akan tetapi bisa menjadi indikasi bahwa produsen kamera video kelas profesional juga ingin mencicipi porsi pasar yang lebih mainstream, yang sebelumnya dikuasai oleh brand seperti Sony dan Panasonic.
Sumber: DPReview dan Blackmagic.