Dark
Light

Belajar Mengembangkan Produk Digital Menggunakan React JS dan React Native

2 mins read
February 14, 2018
Pengembangan produk digital yang efisien perlu pendekatan yang tepat / Pixabay

Startup dikenal sebagai “term” yang mengisyaratkan proses inisiasi bisnis menggunakan teknologi digital. Peran teknologi di sini menjadi krusial, pasalnya mampu memberikan efisiensi dalam segala proses pengembangan yang dilakukan, baik di sisi produk ataupun pangsa pasar. Hal tersebut karena didukung oleh adopsi digital yang mulai merata di kalangan masyarakat, seperti penggunaan internet dan smartphone.

Bagi startup, produk digital menjadi sebuah DNA yang patut dipikirkan dengan sangat baik dari fase inisiasi, oleh karenanya dibutuhkan sebuah strategi yang ideal dalam pengembangannya. Terkait proses pengembangan tersebut, Product Design Sprint menjadi salah satu yang paling populer di kalangan startup saat ini. Jake Knapp mendefinisikan Product Design Sprint sebagai sebuah proses daur pengembangan produk digital yang juga menerapkan agile di dalamnya. Product Design Sprint diadopsi oleh banyak startup karena prosesnya yang relatif singkat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting mengenai bisnis melalui desain, prototyping, dan pengujian ide produk ke pasar.

Tahapan-tahapan Product Design Sprint sendiri meliputi lima aspek utama, yakni:

  • Understand – tahapan ini merupakan identifikasi peluang bisnis, penentuan pangsa pasar, mempelajari kompetitor dan bagaimana jalannya persaingan bisnis, penentuan nilai jual produk dibandingkan dengan kompetitor, dan menentukan kriteria sukses.
  • Diverge – tahapan ini merupakan eksplorasi dan pengembangan cara-cara kreatif untuk menangkap peluang bisnis dan dilakukan secara berulang untuk mendapatkan hasil yang optimal.
  • Converge – setelah solusi-solusi kreatif teridentifikasi, maka tahapan selanjutnya adalah pengembangan storyboard yang berfungsi menyampaikan ide atau solusi secara berurutan yang akan diuji pada tahapan akhir.
  • Prototype – tujuan dari tahapan ini adalah membuat versi prototype dari storyboard yang telah dikembangkan sebelumnya. Dari hasil prototype pengujian dapat dilakukan terhadap calon pengguna secara sampling. Banyak software yang dapat digunakan untuk prototyping.
  • Test – tahapan terakhir adalah pengujian guna mendapatkan feedback dari pengguna.

Setelah keluaran dari Product Design Sprint dinyatakan final, barulah proses coding dilakukan untuk merealisasikan konsep tersebut. Di fase ini salah satu cara efektif untuk mempersingkat waktu pengembangan ialah dengan memilih teknologi yang efisien, sesuai dengan metode yang telah dipilih sebelumnya. Di fase ini, pengembangan di sisi antarmuka atau front-end menjadi salah satu langkah krusial, untuk segera menghadirkan MVP terbaik ke pasar. Banyak teknologi yang bisa dipilih, salah satunya React JS dan React Native dari Facebook.

Ada beberapa alasan mengapa React JS dan React Native layak untuk dipilih dalam proses pengembangan produk, di antaranya:

  • Startup Friendly. Dengan sekali pengembangan dapat berjalan pada semua platform meliputi web, Android, dan iOS.
  • Cepat dan Responsif. Dapat menangani banyak pembaruan data dan masih terasa ringan dan cepat.
  • Mudah dipelajari. Jika sudah memiliki pengalaman dengan JavaScript maka akan sangat mempermudah untuk menguasainya.
  • Modular. Alih-alih menulis berkas kode yang besar dan padat, dengan React JS bisa membagi penulisan kode ke dalam banyak berkas yang lebih kecil dan masing-masing berkas dapat digunakan kembali sewaktu-waktu. Modularisasi React ini bisa menjadi solusi bagus untuk masalah pemeliharaan JavaScript.
  • Terukur. Sangat cocok bagi program besar yang menampilkan banyak perubahan data.
  • Tren Pasar. Saat ini semakin banyak perusahaan yang beralih ke React dan membutuhkan banyak tenaga ahli dalam bidang tersebut, sehingga memiliki keahlian tentang React JS maupun React Native akan memberikan nilai tambah.
  • Komunitas Pengguna. Komunitas pengguna yang besar dan aneka tools mempermudah dalam mempelajarinya. React JS dan React Native digunakan untuk pengembangan beberapa aplikasi terkenal seperti Facebook, Whatsapp, Airbnb, Pinterest, Twitter, dan Instagram. Untuk Indonesia telah digunakan pada aplikasi Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan lainnya.
  • Fleksibel. React berkembang dengan sangat cepat. Begitu banyak ruang untuk dijelajahi.

Guna mempelajari tentang React JS dan React Native, Rocketutors akan mengadakan rangkaian training intensif membahas hal-hal esensial terkait teknologi tersebut. Acara akan diselenggarakan pada 14 dan 15 Maret 2018 mendatang di Jakarta, dipandu langsung Simon Sturmer yang pernah menjadi Front-End Engineer Facebook. Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut, kunjungi laman resminya melalui tautan: http://goo.gl/4N9Gc7.

Artikel Banner-01


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Rocketutors untuk acara React JS dan React Native

Previous Story

Panasonic Lumix GX9 Andalkan Sistem Image Stabilization 5-Axis dan Sensor Tanpa Low-Pass Filter

Next Story

Foxconn dan RED Tertarik Mengembangkan Kamera 8K dengan Harga yang Lebih Terjangkau

Latest from Blog

Don't Miss

Inilah Juara dari TikTok | FIGHT Campus Legend 2021

Gelaran acara ‘TikTok | FIGHT Campus Legend’ untuk season pertama
Lifepal Founder

Strategi Lifepal Difokuskan pada Pemenuhan Kebutuhan Konsumen

Pandemi Covid-19 banyak mengubah pola kehidupan masyarakat yang mulai beralih