Ketika produsen berlomba-lomba untuk membenamkan kemampuan tracking canggih di smartwatch mereka, Garmin mencoba memenuhi permintaan terhadap wearable dari arah berbeda. Perusahaan spesialis teknologi GPS asal Amerika itu meluncurkan Vivoactive 3 di bulan November silam, yaitu inkarnasi terkini lineup Vivoactive dengan desain yang jauh lebih mainstream.
Garmin merupakan salah satu pemimpin di ranah activity tracker, namun beberapa produk seperti Forerunner atau Fenix memang tidak bisa dibilang murah. Inilah alasannya kehadiran Vivoactive 3 sangat esensial. Ia merupakan titik temu antara performa dan harga, lalu penampilannya juga terlihat netral, sehingga Vivoactive 3 sempurna untuk jadi perangkat buat pemula dibanding model-model yang lebih high-end.
Bahkan walaupun bukan seorang penggemar olahraga, saya merasakan manfaat dari mengenakan Vivoactive 3 selama beberapa minggu ke belakang. Perangkat ini secara halus memotivasi penggunanya untuk hidup lebih aktif, dengan cara mengigatkan serta menjabarkan informasi terkait tubuh secara lengkap dan akurat. Dan sebagai perangkat wearable, Vivoactive 3 juga dapat bertugas jadi ekstensi smartphone Anda. Simak ulasan lengkapnya di bawah.
Desain
Penampilan Garmin Vivoactive 3 terlihat kontras dibanding model sebelumnya. Vivoactive 3 mengusung desain bundar, secara eksplisit merespons tren populer di ranah wearable. Unit review ini ialah Vivoactive 3 dengan strap dan tubuh hitam, dipadu bezel stainless steel cerah. Untuk menonjolkan kesan ala penunjuk waktu tradisional, tim desainernya membubuhkan ukiran garis di masing-masing posisi jam, lalu menempatkan satu buah tombol di tempat crown. Di sisi yang berlawanan, Anda bisa menemukan sensor sentuh, disediakan sebagai metode navigasi menu alternatif.
Tubuh Vivoactive 3 terbuat dari polimer yang diperkuat oleh serat. Area bermaterial baja bisa Anda temukan lagi di bagian bawah, mengelilingi sensor photoplethysmogram-nya. Vivoactive 3 mempunyai diameter 43,4-milimeter dan ketebalan 11,7-milimeter – kurang lebih sebesar chronograph. Tubuhnya itu tersambung ke strap silikon berpola sisik selebar 20mm.
Dalam menilai penampilannya, semua akan kembali pada preferensi masing-masing orang. Buat saya, sekilas Vivoactive 3 terlihat seperti jam tangan digital biasa, dan hal ini merupakan sebuah keunggulan. Karena tidak mencolok, Vivoactive 3 tidak terlihat timpang ketika Anda sedang mengenakan kemeja atau jas pesta sekalipun. Agar pas di suasana berbeda, yang perlu Anda lakukan adalah mengubah watch face-nya via app (dibahas lebih jauh di bawah).
Dan memang inilah yang menjadi fungsi utama Vivoactive 3: untuk dipakai di segala aktivitas. Perangkat ini kedap air 5-ATM (kurang lebih 80-PSI), sehingga siap menemani Anda berenang hingga kedalaman 50-meter. Jangan ragu buat membawanya mandi dan berolahraga tiap hari sampai tubuh berkeringat. Dan karena tidak ada lekukan-lekukan sempit, proses membersihkannya juga mudah.
Kenyamanan
Sebagai seorang pengguna jam analog, sensasi awal mengenakan Garmin Vivoactive 3 terasa aneh dan canggih. Activity tracker ini terlihat begitu besar di tangan saya (bezel ditambah lug lebih lebar dari pergelangan tangan), namun perangkat terasa sangat enteng jika dikomparasi dengan arloji stainless steel 36mm. Bobot Vivoactive 3 hanya 43-gram.
Bagian strap juga sangat lentur, dan permukannya terasa lembut. Ketika dikenakan, kombinasi strap silikon dan body memastikan Vivoactive 3 terpasang mantap di satu posisi tanpa gampang bergeser. Efeknya, perangkat segera menjadi bagian dari tubuh Anda setelah dikenalan selama cuma beberapa hari. Selama pengujian, saya tidak pernah melepas Vivoactive 3 selain untuk membersihkannya.
Mungkin satu hal yang membuat pemakaiannya jadi sedikit kurang nyaman adalah suhu panas, yang menyebabkan kulit berkeringat. Anda juga tetap harus berhati-hati agar Vivoactive 3 tidak sering terbentur karena bezel dan layar bisa baret.
Strap-nya sendiri memanfaatkan rancangan two-piece standar dan buckle logam sederhana, kemudian loop/free ring-nya mempunyai ujung di sisi dalam buat mengunci posisi strap supaya tidak gampang terlepas. Strap juga mudah dilepas dari lug, cukup dengan menarik tonjolan kecil di spring bar – tanpa memerlukan spring bar remover.
Layar
Dibanding panel OLED milik Fitbit Ionic atau Gear S3, layar sentuh transflective memory-in-pixel 1,2-inci beresolusi 240x240p di Vivoactive 3 memang kurang atraktif, tapi menampilkan keindahan bukanlah tugasnya. Fungsi utama display tersebut ialah menyampaikan data terkait tubuh, dan ia menunaikan tugasnya dengan efektif. Info tetap bisa terlihat jelas baik saat Anda berada di bawah teriknya sinar matahari ataupun di malam hari berkat bantuan backlight.
Display ini selalu aktif, meski terlihat redup, mengingatkan saya pada layar LCD di jam tangan digital sewaktu memilih watch face berwarna hitam dan putih. Secara personal, saya menyukai hal ini. Backlight baru menyala otomatis saat Anda mengangkat tangan dan mengarahkan fitness tracker ke wajah. Anda bisa menyesuaikan tingkat keterangan backlight, atau menonaktifkannya buat lebih menghemat baterai.
Menggeser layar ke atas dan ke bawah akan menampilkan menu informasi berbeda, seperti target harian dan mingguan, temperatur dan kelembapan, hingga mengintip isi email. Untuk mengustomisasi widget dan mengakses fiturnya lebih jauh, tap layar lebih lama buat memunculkan menu.
Fungsi fitness
Tentu saja mereka yang membeli produk Garmin tak sekadar mencari fungsi ‘smartwatch standar’. Dan kabar gembiranya, kapabilitas fitness tracking Vivoactive 3 sangat memuaskan. Untuk fungsi pelacakan, perangkat ini mampu memonitor detak jantung Anda siang dan malam secara real-time, mengukur pembakaran kalori, mengetahui jumlah lantai yang Anda lewati, membaca level stres, hingga menghitung VO2max – yakni ukuran kapasitas paru-paru dalam menampung oksigen.
Selain itu, Vivoactive 3 juga sanggup melacak beragam olahraga berbeda, dari mulai kegiatan sederhana seperti berjalan atau berlari, sampai aktivitas kompeks semisal berenang, bermain golf, berski atau snowboarding, paddle boarding, serta menggunakan mesin fitness indoor. Semuanya dapat Anda konfigurasi lebih jauh langsung di unit wearable. Misalnya, pilih Pool Swim dan preset jarak, atau tentukan jaraknya sendiri.
Memulai ‘aktivitas’ sangat simpel. Setelah Anda memilih kegiatan olah fisik favorit, tinggal tekan tombol yang berada di samping, tap jenis olahraga secara lebih spesifik, dan tunggu hingga GPS menyala. Waktu aktivasinya sendiri bergantung pada lokasi dimulainya olahraga, bisa jadi 30 detik atau beberapa menit dari sesudah start.
Via Setting, Anda bisa mengustomisasi konten dari menu data, menentukan alert serta mengubah warna dari teks dan gambar. Satu contoh pemakaian dari fitur alert adalah memasang peringatan jika detak jantung melewati batasan tertentu, atau mematok waktu putaran ketika berlari. Untuk mengakhiri prosedur latihan, tinggal tekan kembali tombol samping dan tap tombol stop berwarna merah.
Sebagai perangkat tracker berbasis optik, sensor-sensor Garmin Vivoactive 3 terbilang akurat. Dari tes langsung, ia mampu membaca langkah dengan tepat. Lalu pengukuran tahapan tidur lebih presisi karena kalkulasi tak cuma ditentukan oleh gerakan, tapi juga detak jantung. Saat berenang, sensor jantung memang tidak menyala, namun Anda bisa menyambungkan Vivoactive ke smart chest strap seperti Garmin HRM-SWIM.
GPS-nya juga dapat melacak posisi dengan presisi, tapi ada peluang ketepatan tersebut berkurang saat Anda memasuki area-area yang penuh bangunan.
App Garmin Connect, notifikasi dan fitur-fitur lain
Aplikasi Connect adalah jembatan yang menghubungkan Vivoactive 3 dengan smartphone Anda. Di proses penyambungan (via Bluetooth), app akan menanyakan detail mengenai tubuh; seperti tinggi, berat, waktu tidur malam, dan di tangan mana Anda mengenakan activity tracker. Data-data ini akan menjadi parameter dalam penentuan target olahraga harian.
Di sana, ada menu berisi informasi fisik, di antaranya terdapat pie chart level stres (tampaknya, stres yang saya alami belakangan masuk ke tingkatan menengah) serta seberapa lama Anda tidur ringan dan tidur lelap. Kemudian via menu drop down, pengguna juga dapat mengakses data olahraga (berlari, bersepeda, sampai yoga) dan performa secara lebih spesifik, serta berkunjung ke Connect IQ Store.
Di Connect IQ Store, Anda dipersilkan mengunduh aplikasi, watch face, serta widget tambahan. Konfigurasi watch face memang bisa dilakukan langsung di unit wearable, namun opsinya sangat terbatas. Sebagai alternatifnya, utak-atik watch face dapat dilakukan melalui app Face It, tetapi lagi-lagi, pilihan kustomisasi tidak banyak; lalu gambar atau foto yang Anda transfer ke layar Vivoactive terlihat pecah.
Fungsi notifikasi di Vivoactive 3 bekerja layaknya smartwatch. Device segera memberi tahu Anda jika ada panggilan atau pesan teks masuk lewat getaran serta sneak peek di layar. Meski begitu, saya belum menemukan cara untuk mengonfigurasi notifikasi app smartphone lebih jauh.
Vivoactive 3 juga dibekali konektivitas NFC buat menunjang metode pembayaran contactless Garmin Pay, tetapi saya tidak yakin sudah ada gerai penjualan lokal yang mendukungnya.
Baterai
Unit baterai non-removable-nya mampu menjaga Vivoactive 3 menyala hingga satu minggu penuh dengan penggunaan normal di ‘mode smartwatch‘. Namun pemanfaatan GPS akan menguras baterai lebih cepat. Jika GPS diaktifkan terus menerus, maka device perlu diisi ulang dalam waktu 13 jam. Charge dapat dilakukan dengan menyambungkan kabel USB ke port di sisi belakang.
Verdict
Untuk menilai seluruh penawaran Garmin ini, Anda harus memahami buat siapa Vivoactive 3 diciptakan. Pastinya, ia bukanlah produk bagi konsumen yang menginginkan smartwatch stylish biasa; melainkan para pecinta olahraga yang peduli terhadap kondisi tubuhnya dan tak sekadar ingin memperoleh badge ataupun menyelesaikan target. Penampilannya juga tidak memalukan. Desain sederhana Vivoactive 3 memungkinkannya membaur sempurna dalam aktivitas Anda sehari-hari.
Dan dilihat dari perspektif ‘jam pintar’, Vivoactive 3 tetap bisa melakukan beragam hal layaknya produk smartwatch lain, walaupun kontennya memang terbatas. Dan karena menyimpan fitur-fitur khusus olahraga, Anda perlu memaklumi jika harganya lebih tinggi dari smartwatch-smartwatch mainstream. Kabar baiknya, ia lebih terjangkau dibanding lineup Forerunner atau Fenix. Di Indonesia, Garmin mematok Vivoactive 3 di harga Rp 5 juta.
Keakuratan dan kelengkapan fungsi membuat Garmin Vivoactive 3 direkomendasikan untuk para atlet pemula hingga profesional.
Sparks
- Desain simpel, bobot ringan
- Fitur olahraga lengkap
- Akurat dan mampu memonitor jantung secara real-time
- Baterai awet
Slacks
- Layarnya kurang atraktif
- Tetap tergolong mahal untuk sebuah perangkat wearable
- Garmin Pay belum bisa digunakan di sini