Hari ini akan menandai suatu milestone bagi perusahaan online di Amerika Serikat. LinkedIn, situs jejaring sosial untuk kaum profesional, akan mencatatkan dirinya dalam Bursa Saham New York (NYSE) dengan kode LNKD. Akan ada 7.84 juta lembar saham yang ditawarkan dengan harga US$45 (hampir IDR385 ribu) per lembarnya. Valuasi LinkedIn akan mencapai US$4.5 miliar.
LinkedIn akan menjadi perusahaan jejaring sosial pertama dari Amerika Serikat yang mencatatkan dirinya di NYSE. Sebelumnya, Renren dari Cina adalah perusahaan jejaring sosial pertama yang terdaftar di NYSE pada awal Mei lalu.
Analis, seperti Trent Tillman yang menulis untuk Seeking Alpha, nampaknya masih belum merekomendasi apapun tentang sama LinkedIn dan memilih untuk wait-and-see hingga 72 jam, menunggu reaksi pasar. Keputusan LinkedIn untuk masuk ke bursa saham bisa jadi merupakan keputusan berani, mengingat bisnis jejaring sosial sendiri bukanlah suatu bisnis yang mudah untuk dikira-kira oleh para pelaku pasar, terutama soal model bisnis dan kemungkinan masa depannya (sustainability). Jejaring sosial meskipun seksi di mata angel investor dan venture capital, belum tentu memiliki image yang sama di mata investor umum yang cenderung lebih konservatif.
Yang jelas, hasil IPO LinkedIn sedikit banyak akan menjadi tolak ukur bagaimana nantinya jika perusahaan bernama besar macam Facebook, Twitter, Groupon ataupun Zynga pada akhirnya melakukan IPO. Ini tidak berarti perusahaan-perusahaan tersebut akan melakukan IPO dalam waktu dekat, tapi ekspektasi analis dan konsumen tentunya akan setali tiga uang. Seandainya IPO LinkedIn ini sukses menarik minat pasar, bisa jadi hal ini akan mendorong startups high profile lainnya untuk melantai di bursa saham.
LinkedIn sendiri bukanlah perusahaan kemarin sore. Didirikan oleh Reid Hoffman, yang pernah menjadi pegawai PayPal dan Apple, di tahun 2003, LinkedIn berhasil meningkatkan pengguna dari 2 juta di tahun 2004 hingga menjadi lebih dari 100 juta saat ini. Pendapatannya pun terus meroket, mencapai US$243 juta di tahun 2010. Investor LinkedIn saat ini adalah Sequoia Partners, Greylock Partners dan Bessemer Venture Partners yang memiliki 37.5% dari total saham dan kesemuanya tidak dijual dalam IPO ini. Artinya hanya 62.5% saham LinkedIn yang ditawarkan di IPO ini.
Bagaimana efek IPO LinkedIn ini bagi startups di Indonesia? Mungkin rencana go public bagi startups di Indonesia adalah sesuatu yang sangat jauh. Still Long way to go. Saya kira belum ada startups di Indonesia yang memiliki kapabilitas untuk go public di waktu dekat. Tapi tentunya tidak ada yang tidak mungkin. Saya sendiri berharap bahwa 10-15 tahun lagi akan ada satu atau dua startups yang memiliki model bisnis jelas dan aliran pendapatan yang stabil (dan besar) yang mampu menarik investor (termasuk investor perseorangan) untuk akhirnya go public di lantai bursa. Sementara itu, mari kita cermati proses IPO LinkedIn ini sebagai referensi dan pelajaran.
bahasanya kok aneh ya? Apa terjemahan? :-/
anehnya seperti apa?
semoga nanti insya Allah web ane bisa sebesar linkedin dan bisa IPO juga, Amiinnnn ya Allah SWT