Kesempurnaan membutuhkan waktu, itu sebabnya mengapa sebagian besar perusahaan teknologi termasuk yang sekaliber Microsoft masih melalui fase beta untuk aplikasi-aplikasi yang mereka luncurkan. Di bulan Oktober lalu misalnya, mereka merilis fase beta untuk Mixer, layanan live streaming interaktif yang diakuisisinya, yang resmi berganti nama menjadi Mixer pada bulan Mei lalu.
Fase beta dilalui dengan harapan tim pengembang dapat terbantu dengan berbagai masukan dari para beta tester, kemudian melakukan penyempurnaan dari segi teknis dan sebagainya. Tak jarang pengembang juga melakukan perubahan dari sisi tatap muka. Seperti di kasus Mixer, selain melakukan penyempurnaan teknis, mereka juga memoles tatap muka aplikasi dengan sederet fitur yang memudahkan.
Setelah melalui berbagai fase perbaikan, Mixer akhirnya dipastikan mentas dari fase beta sebagaimana diumumkan oleh layanan. Disebutkan lebih jauh, bahwa Mixer telah digodok dari awal, dirancang sedemikian rupa dengan tatap muka yang lebih konsisten ketika diakses dari berbagai tipe perangkat.
Di samping itu, Mixer menyajikan sejumlah pembaruan antara lain perubahan yang makin memudahkan pengguna untuk memilih kualitas video, tombol perpindahan antara chat dan audio, fitur berbagi stream di luar aplikasi dan juga dukungan push notification untuk mendapatkan pemberitahuan ketika kanal favorit pengguna sedang siaran.
Kilas balik singkat perjalanan Mixer sehingga bisa berada di bawah bendera perusahaan ternama Microsoft. Bahwa dulunya, Mixer mempunyai nama yang berbeda. Awal kiprahnya, Mixer bernama asli Beam. Beam adalah sebuah layanan live streaming interaktif, dimana interaksi broadcaster dan penonton lebih dari sekadar chatting tapi juga bisa memberikan tantangan-tantangan unik secara real-time bahkan membatasi jenis tool yang bisa dipakai oleh gamer. Beam kemudian diakuisisi oleh Microsoft dan namanya diubah menjadi Mixer, tapi tetap dengan layanan yang sama.
Sumber gambar header Streamersquare.