Lazada Indonesia mengungkapkan akan menambah sekitar lima gudang baru (warehouse) untuk mengakomodir isu logistik yang kini masih menjadi masalah di Indonesia. Dua di antaranya akan berada di Balikpapan dan Makassar.
“Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kami, tahun depan akan menambah sekitar lima gudang baru, di Balikpapan dan Makassar. Untuk Balikpapan, sudah lakukan pilot project,” terang Co-CEO Lazada Indonesia Duri Granziol kepada DailySocial, Senin (11/12).
Sayangnya, terkait hal ini Granziol enggan membeberkan lebih detil biaya investasi yang dikucurkan. Untuk gudang Lazada di Balikpapan dan Makassar, perusahaan menggandeng pihak ketiga sebagai pengelola.
Granziol beralasan dengan menggandeng pihak ketiga, pihaknya akan merasa lebih terbantu karena pemain lokal dinilai lebih paham dengan kondisi daerah tersebut. Tiga gudang Lazada sebelumnya yang berlokasi di Jakarta, Surabaya, dan Medan dibangun dan dikelola sendiri oleh Lazada. Di Jakarta, Lazada mengelola gudang seluas 40 ribu meter persegi.
Kehadiran gudang, menurutnya, akan sangat membantu Lazada dalam mengatasi isu logistik di Indonesia. Sekaligus membantu para penjual di Lazada, termasuk UMKM karena mereka hanya perlu menaruh barangnya di gudang, tidak perlu membungkus, dan mengirim pesanan. Dengan demikian, waktu pengiriman jadi lebih singkat dan pengalaman konsumen berbelanja di Lazada juga semakin baik.
Granziol melanjutkan, selain isu logistik, Lazada juga mengaku masih berupaya mengatasi isu kepercayaan masyarakat untuk berbelanja online. Menurutnya, isu ini menjadi salah satu alasan Lazada dalam membangun program kemitraan dengan brand resmi untuk menghadirkan produk-produk original.
Untuk menjaring lebih banyak penjual dari kalangan UMKM, Granziol mengaku akan terus melakukan edukasi lewat komunitas yang sudah dibangun dan tersebar di 11 kota di seluruh Indonesia. Di sana, penjual akan diajarkan bagaimana cara berjualan online, apa saja yang harus dipersiapkan, cara memasarkan produk, dan sebagainya.
Tak hanya itu, Lazada tengah mempersiapkan peluncuran aplikasi terpisah untuk memudahkan penjual UMKM berjualan di Lazada. Menurut Granziol, nantinya hanya dengan aplikasi di smartphone para penjual UKM bisa langsung mengunggah foto produk tanpa harus melalui desktop.
“Aplikasinya masih dipersiapkan, akan segera keluar dalam waktu dekat khusus untuk penjual UMKM.”
Saat ini penjual UMKM yang sudah tergabung di platform Lazada mencapai 50 ribu usaha tersebar di seluruh Indonesia. Adapun secara keseluruhan, kini Lazada sudah menghimpun jutaan penjual terdiri dari brand, UMKM, dan penjual dari luar negeri (dari Taobao).
Secara regional, kontribusi bisnis Lazada di Indonesia menempati posisi tiga besar, mendampingi Lazada Thailand dan Filipina. Namun bila dilihat dari jumlah konsumen, Lazada Indonesia menempati posisi pertama dibandingkan lima negara lainnya.
Rencana berikutnya dengan Alibaba
Sebagai salah satu portofolio perusahaan dari e-commerce raksasa Alibaba, Lazada akan terus melakukan berbagai kerja sama strategis dengan anak-anak usaha Alibaba lainnya di Indonesia.
Meski tidak dijelaskan secara spesifik, namun menurut gambaran Granziol, fokus yang tengah dilakukan Alibaba (lewat Taobao) dengan Lazada adalah meningkatkan akses pemasaran bagi penjual UMKM agar dapat menembus pasar internasional.
“Dengan jaringan internasional yang dimiliki Alibaba, kini penjual UMKM lokal bisa menembus pasar hingga luar negeri. Tentunya ada kolaborasi kami lainnya dengan anak usaha Alibaba, misalnya dengan UCWeb.”
Terkait integrasi metode pembayaran dengan Alipay (sistem pembayaran milik Alibaba), menurut Granziol, dia belum bisa berkomentar banyak. Layanan pembayaran online yang dimiliki Lazada, yakni HelloPay juga telah ditutup dan dialihkan untuk merger dengan Ant Financial pada awal tahun ini.
Sementara ini, Lazada masih mengandalkan kemitraan dengan penyedia jasa keuangan lokal untuk mengakomodir sistem pembayaran. Menurutnya, dengan banyak memberikan opsi pembayaran secara tidak langsung mendorong orang untuk nyaman berbelanja online dan upaya membangun unsur “trust“.
Sejauh ini dua opsi yang dominan digunakan konsumen Lazada adalah bank transfer dan cash on delivery (COD).
“Meski sudah menggandeng banyak mitra untuk pembayaran, berdampak pada pemilihan opsi COD yang mulai mengecil. Akan tetapi secara persentase masih menempati posisi dua besar setelah bank transfer. Kami akan terus perbanyak opsi pembayaran, agar konsumen semakin nyaman saat berbelanja online,” pungkas Granziol.