Dampak masif yang diberikan oleh meledaknya kepopularitasan layanan video on-demand adalah tumbangnya industri DVD, termasuk bisnis rental. Dan bukan cuma itu. Perubahan ini juga mendorong nama-nama besar di bidang hiburan untuk mengekspansi bisnisnya, dengan menghidangkan servis hampir serupa atau melakukan kolaborasi bersama penyedia layanan streaming.
Menariknya, langkah berbeda dilakukan oleh The Walt Disney Company. Setelah sebelumnya dilaporkan melangsungkan perundingan dengan Netflix agar perusahaan yang dinahkodai Reed Hastings itu bisa menayangkan sejumlah franchise Disney secara permanen, Disney malah mengumumkan agendanya untuk menarik semua film mereka dari Netflix di bulan September kemarin. Sebagai gantinya, mereka menyingkap rencana buat menyediakan servis streaming sendiri, dengan sebuah twist.
Disney kabarnya akan menyajikan layanan video on-demand mereka di harga yang lebih murah dari Netflix, diungkap oleh COE Bob Iger di konferensi earnings call minggu lalu. Hal ini merupakan langkah strategis Disney karena mereka menyadari servis tersebut mempunyai konten lebih sedikit dari kompetitor utamanya. Meski begitu, Disney juga berjanji tidak ada kompromi pada kualitasnya.
Disney memang belum memberi tahu info harga paket berlangganan secara spesifik, namun perbandingan harga antara layanan streaming mereka dengan Netflix diklaim cukup ‘substansial’.
Di sana, Anda akan menemukan segala macam konten familier, di antaranya ada film-film Pixar, Lucasfilm, Marvel Studios, hingga ABC. Untuk sementara, IP-IP punya Disney yang dikembangkan buat Netflix (contohnya Daredevil, Jessica Jones, Luke Cage, dan Iron Fist) boleh jadi tetap berada di platform Netflix; sedangkan film feature seperti Rogue One: A Star Wars Story kemungkinan besar akan dipindahkan.
“Aplikasi ini nantinya akan kaya dengan konten,” kata Iger di Konferensi Komunikasi dan Hiburan Bank of America Merrill Lynch 2017 Media di Los Angeles hari Kamis kemarin. “Kami akan melepasnya secara besar-besaran.”
Ketika meluncur nanti, target utama Disney adalah merangkul pelanggan sebanyak-banyaknya, dan jika memungkinkan, mereka akan mencoba mengalihkan pengguna Netflix ke servis tersebut. Perusahaan menetapkan tahun 2019 sebagai waktu rilis layanan streaming video itu, berlaku di wilayah Amerika Serikat.
Selain itu, Disney turut mengumumkan rencana peluncuran layanan streaming ESPN standalone baru, siap hadir di tahun 2018. Sebelumnya, ESPN sempat kehilangan 12 juta pelanggan, dan memaksa mereka merumahkan tak kurang dari 100 karyawan – termasuk staf high-profile seperti reporter Marc Stein dan Chad Ford.
Via Digital Trends & CNET. Header: StarWars.com.