Di Indonesia, industri logistik masih sangat relevan untuk dieksplorasi. Potensinya sangat kuat, menyokong proses bisnis untuk industri lain –baik digital seperti e-commerce maupun bisnis ritel konvensional. Keyakinan ini yang menjadikan beberapa pemain baik lokal maupun internasional terus mencoba berinovasi menawarkan pendekatan baru.
Salah satunya Iruna. CEO Yan Hendry Jauwena menyampaikan bahwa saat ini masih ada gap yang cukup signifikan dalam kaitannya dengan adopsi teknologi, khususnya ketika berbicara dukungan industri logistik untuk e-commerce. Hal tersebut karena adopsi teknologi di lini logistik tidak sekencang proses bisnis lain yang didukungnya.
Berbicara tentang inovasi teknologi, baru-baru ini Iruna memperkenalkan sebuah sistem baru yang diberi nama “Moving Hub System”. Diterapkan untuk mengoptimalkan pengaturan rute transportasi logistik untuk efisiensi pengantaran barang.
“Sistem tersebut memanfaatkan armada van kami yang ada saat ini sebagai moving hub untuk exchange point bagi riders kami setelah melakukan pick up sebelum melakukan delivery,” jelas Hendry.
Moving Hub System di wilayah Jabodetabek ini didesain untuk menggantikan pola Hub and Spoke pada kurir yang ada pada umumnya. Alasan Iruna tidak menggunakan Hub and Spoke karena untuk tujuan efisiensi biaya dan kecepatan pengiriman.
Perjalanan pengembangan produk selama 11 bulan beroperasi
Salah satu produk yang telah diselesaikan oleh Iruna adalah Iruna Power Seller, yakni sebuah aplikasi mobile yang didesain untuk menjadi dasbor bisnis bagi pelanggan. Mencakup sistem pelayanan end-to-end dari Iruna, mulai dari layanan channel management, fulfillment center, dan last mile delivery. Semua dapat dipantau melalui satu aplikasi tunggal tersebut.
Selain itu ada juga teknologi LEANBOX Technology, yang terdiri dari tiga sistem utama, yakni Warehouse Management System, Transport Management System, dan Rider Application yang dilengkapi dengan e-signature dan visual receiver image capturing function. Untuk pembaruan teknologi dari Iruna, rata-rata baru diterapkan untuk operasional bisnis yang ada di Jakarta dan Surabaya.
[Baca juga: Rencana Ekspansi Lalamove dan Tuntutan Industri Logistik di Indonesia]
“Saat ini Iruna sudah melayani pelanggan baik e-commerce platform seperti Tokopedia, Blibli, Sale Stock dll. Selain itu Iruna juga mengakomodasi pengiriman untuk toko online, penjual di Instagram dan korporasi. Rata-rata ada 15 ribu order per minggu didominasi wilayah Jabodetabek dan kota besar di Indonesia, kiriman Iruna terjauh sudah mencapai Labuan Bajo,” ujar Hendry.
Saat ini salah satu agenda lain Iruna ialah menjalin kerja sama strategis dengan beberapa pemain logistik seperti JNE, Lion Parcel, ESL, Atri Express dan beberapa lainnya untuk memperkuat layanan last mile delivery.
Tengah mempersiapkan ekspansi dan pendanaan
Ekspansi akan menjadi agenda utama di tahun 2018, dan Iruna memiliki pendekatan unik, yakni memulai dengan mematangkan operasional dari sisi teknologi. Hal ini dilakukan mengingat ekspansi yang akan digalakkan adalah model kemitraan strategis.
Hendry menjelaskan, “Ekspansi yang akan diusung adalah model partnership dengan berbagai pihak, termasuk para pemain logistik tanah air yang juga merupakan anggota dari asosiasi terkait untuk pemenuhan kebutuhan fleet dan warehouse. Iruna nantinya akan lebih memberdayakan kekuatan teknologinya sehingga tetap menjadi perusahaan light asset tetapi sarat di sisi tech development khususnya di area logistics operational for collaboration.”
[Baca juga: Platform e-Logistik Iruna Resmi Beroperasi, Siap Gelontorkan Investasi Awal 260 Miliar Rupiah]
Untuk akselerasi bisnis, Hendry menceritakan bahwa saat ini pihaknya telah diskusi dengan beberapa pemodal ventura dan investor untuk pendanaan lanjutan. Namun sayangnya saat ini informasi tersebut belum bisa dibagikan lebih detail.