Bersamaan dengan arus perkembangan bisnis digital yang sangat pesat, sebagai pemimpin bisnis tidak hanya harus piawai dalam memikul tanggung jawabnya dalam memimpin. Lebih dari itu, pemimpin bisnis –khususnya di level startup—harus jeli dengan sepak terjang produknya. Inti dari sebuah produk bisnis adalah fungsionalitas, atau tentang apa yang bisa diberikan oleh produk tersebut kepada penggunanya.
Jika melihat dari sepak terjang startup sukses yang saat ini ada di Indonesia, sebut saja GO-JEK atau Tokopedia, mereka memiliki sebuah tandasan fungsionalitas inti dari produk digital yang dikembangkan. Dari situ fitur lain dengan basis produk utama dikembangkan. Contohnya awal mulanya hanya ada GO-RIDE, namun setelah memiliki mitra pengemudi yang cukup, muncul layanan lain, mulai dari GO-FOOD sampai dengan GO-MART, memanfaatkan fungsionalitas mendasar yang dimiliki GO-JEK.
Berbicara tentang fitur pada sebuah produk digital, berikut 3 hal yang dapat menjadi pertimbangan pelaku bisnis startup dalam mengembangkan sebuah produk:
Bangun produk dengan target pengguna yang jelas
Riset menjadi hal yang penting ketika tengah merencanakan sebuah pengembangan produk. Dan riset yang paling utama, ialah tentang pangsa pasar. Sederhananya seperti ini, ketika startup telah memiliki ide untuk membuat produk atau fitur ABC, apakah fungsionalitas tersebut benar-benar akan digunakan? Siapa yang akan menggunakan? Jawabannya harus jelas dan rinci.
Cara memvalidasi yang paling mudah ialah dengan membentuk sebuah Minimum Viable Product (MVP). Yakni sebuah rilis awal sebuah produk untuk segera dihadirkan kepada target pengguna dengan tujuan mendapatkan masukan sekaligus melihat reaksi pengguna akan fitur-fitur yang dikembangkan.
[Baca juga: Seri Pengembangan Produk #3: tentang Minimum Viable Product]
Karakter produk menjadi sebuah kunci ke depannya
Karakter ini tentang sebuah pembeda, karena pada dasarnya sangat jarang produk digital yang benar-benar menjadi produk tunggal di dunia ini. Bahkan sering kali proses pengembangan diawali proses meniru dari inovasi yang sudah ada sebelumnya, dan memberikan pelengkap yang belum ada di produk tersebut. Tidak masalah, karena yang paling penting justru tentang penciptaan sebuah karakter produk. Bisa dikatakan untuk membangun karakter produk ini, effort utama yang diperlukan ialah invasi berkelanjutan.
Seperti Reid Hoffman saat membangun Linkeldn, pada awalnya basis pengembangan utama untuk mengumpulkan data pengguna berdasarkan resume, untuk dilakukan mapping guna kebutuhan bisnis dan analisis. Dengan keahliannya, Linkeldn kini menjadi lebih dari sekedar tempat menampilkan resume online, bahkan menjadi jaringan profesional bagi para pekerja atau pun pencari kerja, termasuk melakukan sosialisasi dan publikasi.
Menetapkan nilai produk
Pada akhirnya produk dikembangkan untuk dapat menjalankan sebuah proses bisnis. Sehingga produk tersebut harus memiliki harga. Terkait penentuan harga bisa dilakukan secara bertahap, mungkin dalam tahap MVP semua masih digratiskan, hingga pada akhirnya basis pengguna sudah sangat besar. Monetisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pengembangan layanan premium atau memberikan biaya sewa. Hal terpenting dalam penentuan nilai produk, pengguna harus benar-benar memahami terlebih dulu ketertarikan konsumen, jika perlu buat testimoni untuk melihat apakah jika nantinya dimonetisasi produk tersebut tetap masih akan diminati.