Lembaga firma PricewaterhouseCoopers (PwC) melaporkan kue iklan di Indonesia untuk segmen internet bakal tetap tertinggal dibandingkan televisi. Laporan ini dirangkum dalam hasil riset PwC berjudul “Global Entertainment and Media Outlook 2017-2021”.
Lebih detil dijelaskan, PwC memprediksi total belanja iklan di Indonesia pada 2021 mendatang sebesar US$13,7 miliar atau naik 63,1% dibandingkan belanja di 2016 senilai US$8,4 miliar.
Pada tahun yang sama, diperkirakan kue belanja iklan untuk video (TV, web video, bioskop) mencapai 53,8% dari total belanja, naik tipis sebesar 53,6% di 2016. Angka ini jadi terbesar dibandingkan media lainnya. Misalnya, media cetak (majalah, koran, B2B) bakal mengalami penurunan dari porsi 28,4% menjadi 20,4%.
Akan tetapi, pertumbuhan terbesar berada di internet (paid search, display, classified) dari porsi 13,1% menjadi 21,5%. Sementara untuk media iklan lainnya seperti out-of-home, musik (radio, konser), dan video game bakal tetap menempati posisi terbawah.
Masih digunakannya televisi sebagai media iklan terbaik, disebabkan masih belum meratanya kesiapan infrastruktur Indonesia terutama penetrasi internet berbasis kabel.
PwC melaporkan penetrasinya pada tahun lalu baru mencapai 9% terhadap total rumah tangga, sementara untuk 2021 naik 6% menjadi 15%. Dari segi penetrasi mobile internet diperkirakan bakal naik jadi 50% dari sebelumnya 30% di 2016.
Iklan konten video juga didominasi dari televisi
Masih dari laporan PwC, konten video untuk media beriklan di Indonesia didominasi oleh televisi dengan porsi 79,9% pada 2021 mendatang. Angka tersebut turun tipis dibandingkan 2016 sebesar 81,59%. Segmen lainnya ditempati oleh TV dan video berlangganan 10,38% dari sebelumnya 10,58%, iklan video online 6,09% dari 3,03%, dan sisanya ditempati cinema box office dan iklan bioskop.
Dari angka di atas, terlihat bahwa televisi bakal tetap menjadi raja di dunia periklanan untuk konten video. Meski, secara pertumbuhan tertinggi tetap terlihat di segmen internet. Akan tetapi, kenaikan tersebut bakal beriringan dengan kesiapan perbaikan infrastruktur untuk konektivitas internet di Indonesia.
Iklan internet berpeluang tumbuh tinggi
PwC melihat masih adanya ruang tumbuh untuk iklan online di Indonesia. Segmen ini masih menjadi bagian terbesar di sektor global dan perkirakan akan mengalami tingkat pertumbuhan tertinggi, baik secara global maupun lokal.
PwC Telecom Media and Technology Leader Indonesia Mohammad Chowdhury mengatakan pasar periklanan internet di Indonesia menunjukkan pertumbuhan kuat dibandingkan segmen lainnya. Sementara pertumbuhan di Singapura, misalnya lebih redup, di mana tampilan non-video diperkirakan akan merosot pada periode tersebut.
“Perusahaan hiburan dan media di Indonesia memiliki peluang besar untuk mendekatkan diri dengan konsumen dan menciptakan pengalaman pengguna yang memuaskan. Sebagaimana yang terjadi di negara lain di wilayah yang sama, perusahaan media di Indonesia harus mengubah konsumen menjadi penggemar,” katanya Kamis (3/8).
Dari laporan PwC, iklan internet di Indonesi masih difokuskan untuk koneksi berbasis broadband dengan porsi 78% dibandingkan mobile 22%. Bila dijabarkan lebih dalam, iklan internet sebanyak 39,8% dikontribusikan oleh classified, paid search 25%, video display 16,4%, dan lainnya 10,9%.
Sementara untuk mobile, didominasi video display 43,2%, disusul paid search 29,7%, dan lainnya 29,3%.