Selain Canon EOS 6D Mark II, Canon belum lama ini juga memperkenalkan EOS 200D. EOS 200D merupakan penerus langsung dari EOS 100D yang sempat mencuri perhatian publik sekitar empat tahun silam sebagai DSLR terkecil sekaligus teringan.
Sama seperti pendahulunya, kamera ini masih duduk manis di kelas entry. Misi yang diembannya tidak lain dari menjadi DSLR pertama konsumen yang baru mulai menekuni hobi fotografi, terutama mereka yang ingin ‘naik kelas’ dari kamera ponsel atau kamera saku.
200D mempertahankan desain compact yang dibanggakan pendahulunya. Seperti halnya 6D Mark II, pembaruannya tidak kelihatan dari luar. Yang pertama tentu saja adalah sensor APS-C baru beresolusi 24,2 megapixel, ditemani oleh prosesor DIGIC 7.
ISO maksimumnya berada di angka 25600, sedangkan video bisa ia rekam dalam resolusi 1080p 60 fps. Menjepret tanpa henti bisa ia lakukan dalam kecepatan 5 fps, atau 3,5 fps dengan Continuous AF. Sistem autofocus-nya sendiri kini mengandalkan teknologi Dual Pixel CMOS AF 9 titik, sama persis seperti yang terdapat pada EOS 700D.
Yang mungkin paling menarik menurut saya adalah LCD-nya. Di sini Canon telah menanamkan layar sentuh 3 inci yang bisa dilipat sekaligus diputar, memberikan kemudahan memotret ala smartphone, sekaligus memudahkan hobi mengambil selfie – ini juga yang menjadi fitur unggulan baru 6D Mark II.
Konektivitas wireless macam Wi-Fi, NFC dan Bluetooth turut hadir, demikian pula dengan pop-up LED flash. Konsumen yang tertarik bisa meminang Canon EOS 200D seharga $550 (body only) atau $700 bersama lensa EF-S 18–55mm f/4–5.6 IS STM mulai akhir Juli mendatang.
Sumber: DPReview.