Qlue selama ini banyak dikenal sebagai aplikasi pelaporan warga DKI Jakarta. Sistemnya digunakan Pemprov DKI Jakarta untuk mengakomodir keluhan dan pelaporan warga melalui sebuah dashborad terintergasi. Perlahan tapi pasti Qlue mulai melepaskan diri dari gambaran tersebut. Munculnya layanan baru dan kehadiran di kota-kota lain, Qlue berharap bisa dilihat sebagai sesuatu yang lebih besar, sebuah solusi yang lebih kompleks.
Diceritakan Rama Raditya, CEO Qlue, tahun ini pihaknya mulai mendekat ke pengembang-pengembang seperti Sinar Mas, Agung Sedayu, Intiland, dan beberapa lainnya, termasuk institusi dan komunitas yang mendukung smart city, seperti Kepolisian, Greenpeace, dan lainnya. Qlue mencoba membangun ekosistem smart city yang lebih dari sekedar pelaporan warga.
“Dengan membangun ekosistem seperti ini solusi smart city kami akan semakin komprehensif. Orang hanya tahu Qlue adalah laporan ke pemerintah. Namun core product kami sebenarnya yah big data visualisation dan anaytic yang di-generate dari data integration and machine learning kami Intinya itu sih What people see is only the tip of the iceberg. Our mission and what we have is way bigger than that,” cerita Rama.
Qlue bisa dibilang cukup berhasil di DKI Jakarta dengan teknologi yang menjembatani masyarakat dan pemerintah. Namun Qlue tidak hanya tersedia Jakarta, ia mencoba hadir di kota-kota lain untuk membantu menyukseskan program smart city. Saat ini Qlue sudah membantu melakukan integrasi data kota pada dashborad untuk kota-kota di luar pulau Jawa, seperti Manado, Makassar, Pare-Pare dan Bima.
“Kami semakin fokus untuk menjadikan kota-kota di Indonesia semakin efektif dan efisien dengan program smart city. Kami diberikan opsi lain untuk mengejar kota-kota lain yang di mana tadinya kita sangat fokus dengan Jakarta. So its a good thing, what happened in the past was actually a blessing in disguise for us and now we are stronger than ever,” imbuh Rama.
Quack, Qluster, dan teknologi yang dikembangkan
Quack dan Qluster hadir untuk melengkapi bisnis Qlue. Qluster sendiri didesain untuk masyarakat yang tinggal di kluster atau kompleks, baik transaksi pembayaran, info mengenai tetangganya, atau kegiatan administratif lainnya. Mirip seperti Qlue tetapi lebih tertutup.
Sedangkan Quack seolah melengkapi keduanya. Dari penuturan Rama, Quack lebih banyak digunakan secara white label. Sejauh ini sudah digunakan di instansi kepolisian di 7 kota berbeda dan namanya digunakan disesuaikan.
“jadi Quack ini benar-benar menjadi supporting platform untuk Qluster dan Qlue, karena mereka sifatnya digunakan untuk tim di internal property. Contohnya pakai Quack untuk satpam, estate manager-nya melaporkan kondisi lapangan. jadi properti itu tahu pergerakan dari tim mereka, sehingga bisa dimaksimalkan,” terang Rama.
Kedua aplikasi tersebut hadir menegaskan produk inti Qlue, yakni big data, integrasi, dan machine learning. Sejauh ini teknologi-teknologi terkini terus diupayakan Qlue. Salah satunya adalah dengan mengadaptasi teknologi Nodeflux, salah satu startup yang mengkombinasikan komputasi pintar untuk berbagai macam kebutuhan analisis ke dashboard smart city milik Qlue.
“Kita baru invest ke Nodeflux kemarin. Jadi mereka melakukan big data analytic dan machine learning sistem mereka kita adopt ke dashboard smart city kami dan digunakan untuk memproses CCTV menggunakan video analytic ke depannya kita lagi setup berbagai macam IoT (Internet of Things) initiatives yang bisa men-support product kami sehingga semakin kuat dan fokus di smart city,” tutup Rama.