Saat ini sudah banyak teori, hasil hingga akibat dari tidak suksesnya startup menjalankan bisnis. Berbagai pengalaman serta suka dan duka pun sudah banyak dibagikan oleh pemilik startup yang tidak sukses. Namun demikian masih banyak juga startup baru bermunculan, menawarkan berbagai ide, produk serta layanan yang diklaim berbeda dan berpotensi.
Artikel berikut ini kembali akan membahas 5 alasan mengapa startup berakhir gagal, berdasarkan survei serta pengamatan berikut.
Tidak ada pasar untuk produk / layanan
Dalam riset yang dilakukan oleh Marc Andreessen, sebanyak 49% startup gagal akibat kurangnya minat serta permintaan dari pasar. Artinya disini adalah, layanan yang diberikan belum berhasil menjaring cukup banyak konsumen yang tepat. Survei tersebut juga menyebutkan, untuk startup yang menyasar bisnis B2B dan B2C, kerap kesulitan mendapatkan konsumen, meskipun telah memiliki tim dan produk yang baik.
Pastikan Anda sebagai pemilik startup mengetahui dengan benar siapa target pasar dan apakah mereka bersedia menggunakan produk atau layanan yang bakal Anda hadirkan.
Tidak sustainable
Dari survei tersebut juga terungkap, untuk startup yang menyasar bisnis B2B diperkirakan bakal berakhir gagal dalam waktu 4 tahun ke depan, jika tidak bisa mendapatkan profit dan konsumen. Sementara untuk startup yang menyasar bisnis B2C, diperkirakan hanya bisa bertahan kurang lebih dalam waktu 3 tahun. Intinya adalah menjadi tantangan yang cukup berat bagi masing-masing startup untuk bertahan, jika tidak bisa mendatangkan uang dan konsumen sejak awal.
Menghiraukan model bisnis dan validasi
Alasan lain mengapa startup berakhir gagal adalah, kurangnya penerapan model bisnis dan validasi atas layanan atau produk yang bakal dihadirkan. Untuk terhindar dari kesalahan tersebut, lakukan validasi dan pastikan model bisnis yang dimiliki, bisa berfungsi dengan baik dan pastinya mendatangkan profit.
Dalam studi dan riset yang dilakukan terungkap sebanyak 17% startup berakhir gagal, karena melewati proses validasi dan tidak memiliki model bisnis. Intinya adalah jangan hanya terlalu fokus kepada solusi, namun juga kepada masalah yang ada.
Tidak mempelajari consumer behavior
Faktanya, meskipun Anda sudah cukup yakin layanan atau produk startup telah memiliki target pasar yang tepat, tidak begitu saja produk dan layanan Anda bakal digunakan langsung dan secara rutin oleh konsumen. Untuk itu pastikan terlebih dahulu Anda mengetahui dengan jelas seperti apa consumer behavior target pasar Anda dengan melakukan survei, mengumpulkan feedback, dan hal-hal terkait lainnya.
Kurangnya kegiatan pemasaran
Hal selanjutnya yang menjadi krusial dan menjadi salah satu faktor penentu mengapa akhirnya startup Anda berakhir gagal adalah kurangnya melakukan kegiatan pemasaran. Hal tersebut kerap dialami startup yang menyasar bisnis B2C. Idealnya kegiatan pemasaran wajib dilakukan untuk kegiatan promosi dan penjualan produk/layanan startup Anda.