Ada beberapa sektor yang sangat populer di bisnis startup digital, ada pula yang masih merangkak dieksplorasi, seperti salah satunya pertanian. Belum banyak memang startup Agtech yang memiliki sepak terjang signifikan, namun secara perlahan mulai muncul nama-nama startup yang memosisikan dirinya di Agtech.
Salah satunya MyAgro. Meskipun produknya masih dalam proses pengembangan, ide dan konsep yang diangkat mampu menjadi daya tarik. MyAgro beberapa waktu lalu berhasil menjadi Juara II dalam ajang Indonesia Startup Insight 2017 yang digelar di Singapura. Mirip dengan iGrow, MyAgro menawarkan platform untuk investasi pertanian.
[Baca juga: Suksesi Sektor Pertanian Indonesia dengan Teknologi]
MyAgro yang didirikan Uray Tiar Fahrozi mempunyai konsep unik dan berbeda dari platform investasi bidang pertanian yang sudah ada sebelumnya, yakni mengedepankan pada konsep investasi syariah dan jaminan minim risiko. Dikonsep sejak awal tahun ini, menurut pemaparan sang Founder, pengembangan MyAgro didasari fakta kurangnya optimalisasi lahan.
Uray menuturkan ada masalah besar yang dialami Indonesia, yakni pengelolaan sumber daya alam yang tidak maksimal. Salah satunya berupa lahan tidur di Indonesia seluas lebih dari 14 juta hektar. Mirisnya lahan di Indonesia sebenarnya adalah lahan subur dan produktif, yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Alasan kedua yang disampaikan Uray ialah pemberdayaan petani yang sangat minim seperti subsidi bibit, ketersediaan pupuk, serta harga beli dari tengkulak sangat rendah. Dari kegelisahan itulah, ia dan tim membuat MyAgro menjadi platform yang menghubungkan antara investor, konsumen, dan petani. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 10 investor yang menanamkan modalnya.
“Saat ini, platform digital sedang disiapkan. Yang jelas, fitur layanan seperti investasi di lahan MyAgro akan menjadi prioritas terbesar kami,” jelas Uray kepada DailySocial.
“Berbeda dari platform digital serupa di bidang pertanian seperti iGrow dan Crowde yang lebih fokus ke tanaman, MyAgro yang menerapkan konsep syariah pada akad perjanjian dengan investor ini. Lebih fokus berinvestasi pada lahan pertanian yang menganggur di Kalimantan Barat.”
Saat ini peminat yang sudah berinvestasi berasal dari Pontianak, Samarinda dan Solo. Dari ajang Startup Insight di Singapura juga ada beberapa investor dari luar negeri yang tertarik berinvestasi, seperti dari Korea dan Singapura. Rencananya pada bulan Juni ini, MyAgro akan me-launching situs yang digunakan untuk kegiatan operasional investasi.
[Baca juga: Daftar Startup Indonesia di Bidang Pertanian, Perikanan, dan Peternakan]
Dalam proses bisnisnya, MyAgro akan mengambil keuntungan dari penjualan lahan pertanian kepada investor serta dari hasil pertanian dan peternakan. Sementara, pengelolaan lahan tidur dikerjakan petani dan tim MyAgro. MyAgro disebut sudah membentuk dan bekerja sama dengan kelompok tani di Rasau Jaya dan Bengkayang, Kalimantan Barat.
“Bagi investor, investasi pada tanaman sangat berisiko gagal panen dan terkena bencana alam. Namun investasi ke lahan pertanian jauh lebih aman. Namun secara garis besar Indonesia punya potensi untuk menjadi produsen pangan dunia dan MyAgro siap menjadi solusi bagi semua,” pungkas Uray.