Dark
Light

Robot Ini Mampu Membedah Mata Dengan Keakuratan 10 Kali Tangan Dokter

1 min read
May 12, 2017

Dalam wawancara bersama Wired, presiden AS ke-44 Barack Obama sempat menjelaskan bagaimana kisah-kisah sci-fi memengaruhi pandangan publik terhadap robot. Baginya, era di mana robot bisa menjadi sekretaris pribadi Anda masih berada jauh di depan, namun kita sendiri sudah tiba di masa AI terspesialisasi. Sadar atau tidak, robot telah membantu manusia di bidang pabrikasi, transportasi hingga medis.

Berbicara soal layanan kesehatan, pengembangan ilmu robotik sudah dilakukan ke ranah distribusi obat, pendampingan pasien, pengurangan efek stres, hingga pembedahan. Belum lama ini, sebuah rumah sakit di Inggris sukses melangsungkan operasi mata menggunakan bantuan robot. Robot tersebut kabarnya 10 kali lebih akurat dibanding tangan ahli bedah paling berpengalaman.

Saat ini, para dokter melakukan operasi mata tanpa bantuan robot. Masalahnya, bagian internal mata (seperti retina) sangat halus dengan celah yang sangat kecil. Masih ada kemungkinan bagi ahli bedah untuk memotong terlalu dalam atau menyebabkan luka dan pendarahan yang tak diinginkan, menyebabkan kerusakan semakin parah. Menurut peneliti, bahkan denyut nadi bisa memengaruhi keakuratan.

Kabar gembiranya, dokter-dokter di Inggris berhasil membuktikan bahwa proses operasi yang dilakukan robot lebih efektif dari metode manual. Pembedahan dilakukan pada 12 orang pasien buat mengangkat lapisan tipis di retina; enam menjalani prosedur tradisional, dan untuk separuhnya lagi, operasi dibantu oleh robot. Hasilnya, pasien yang ditangani oleh robot ternyata lebih sedikit mengalami pendarahan.

Dr. Robert E. MacLaren, profesor ophthalmology di Oxford University menyebut keberhasilan tersebut sebagai sebuah ‘visi mengenai masa depan beda mata’. Terobosan ini merupakan langkah awal pemanfaatan teknologi canggih, di mana sistem dapat memberikan operator robot keakuratan hingga 10-micron di tiga sumbu gerak – atas-bawah, kiri-kanan, dan ke arah kepala atau kaki.

Membran yang tumbuh di retina dikenal sebagai lapisan epiretinal, penyebab umum dari gangguan penglihatan mata manusia. Membran ini bisa muncul karena penyakit seperti diabetes serta dapat disebabkan oleh perubahan gel bening yang menjaga bentuk bola mata tetap bulat. Seiring bertambahnya usia, gel tersebut menyusut dan bergerak meninggalkan permukaan retina. Lapisan itu pada dasarnya adalah bekas luka di retina, membuat pandangan jadi kabur dan bisa juga mengubah bentuk retina.

Perangkat bedah robotik tersebut dibuat oleh Preceyes, perusahaan teknik mesin dari Belanda. Saat ini mereka masih melakukan uji coba agar robot juga bisa digunakan dalam prosedur pembedahan lainnya. Setelah masa tes rampung, Preceyes berencana untuk memasarkannya.

Sumber: Live Science. Gambar header: Flickr.

Previous Story

Demi Windows 10 S, Spotify dan iTunes Bakal Singgah ke Windows Store

Next Story

Deals@DS Minggu Ini (12 – 18 Mei 2017)

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Elon Musk Pamerkan “Optimus”, Robot Pintar Serbaguna Tesla Seharga Rp300 Juta

Di ajang Tesla AI Day 2022, Tesla baru saja unjuk

Amazon Astro Adalah Robot Rumahan dengan Integrasi Alexa

Amazon resmi jadi produsen robot. Bersamaan dengan sejumlah produk lain,