Layanan on-demand Grab akhirnya resmi mengakuisisi Kudo dengan nilai yang tak disebutkan. Sebelumnya rumor kencang menyebutkan nilai transaksinya ini mencapai lebih dari $100 juta (lebih dari 1,3 triliun Rupiah). Disebutkan bahwa tim Kudo akan bergabung mengembangkan platform pembayaran GrabPay. Meskipun demikian, Grab tetap mendukung dan mengakselerasi penyebaran jaringan agen Kudo ke seluruh Indonesia.
Kudo yang diinisiasi di akhir 2014 adalah platform yang membantu orang-orang yang tidak memiliki akses ke sistem pembayaran digital untuk bertransaksi secara online, atau dikenal dengan istilah assisted commerce. Kekuatan Kudo adalah jaringan agen yang berjumlah ratusan ribu dan tersebar di seluruh Indonesia.
Langkah akuisisi ini merupakan bagian komitmen Grab4Indonesia senilai $700 juta yang dicanangkan awal Februari lalu. Dana tersebut bakal digunakan untuk membangun R&D Center dan beberapa inisiatif lainnya dalam 4 tahun ke depan.
Dalam pernyataannya, Grab menyebutkan, “Tim Kudo akan bergabung dengan Grab dan platform Kudo akan diintegrasikan dengan ekosistem pembayaran Grab [GrabPay]. Grab juga akan mendukung dan mengakselerasi ekspansi jaringan agen Kudo di seluruh Indonesia, dan meningkatkan jangkauan Kudo untuk membawa lebih banyak penumpang, pengemudi, dan pengguna GrabPay ke dalam platform Grab.”
Kepada DailySocial, CEO Kudo Albert Lucius mengkonfirmasi mereka tetap mengurusi bisnis assisted commerce. Albert mengatakan, “Tetap dua-duanya, assisted commerce dan pembayaran. Assisted commerce bakal menjadi contoh (use case) [sistem] pembayaran.”
GrabPay untuk layanan e-money
Peresmian Go-Pay dari Go-Jek sebagai platform e-money sebagai hasil akuisisi MV Commerce menambah tekanan terhadap GrabPay untuk menjadi platform pembayaran alternatif di Indonesia.
GrabPay telah mendukung top up melalui transfer bank, jaringan Alfamart Group, Mandiri eCash, dan Doku Wallet. Meskipun demikian, GrabPay belum mendukung top up melalui mitra pengemudi seperti halnya Go-Pay. Hal ini yang nampaknya bakal dibidik dengan pengintegrasian platform Kudo.
Tantangan GrabPay berikutnya adalah pemanfaatan GrabPay yang lebih luas, tak hanya untuk penggunaan transportasi. Penggunaan GrabPay untuk GrabFood misalnya, bakal meningkatkan nilai rataan transaksinya. Sinerginya dengan Lippo Group dan Kudo bisa mendorong pemanfaatan GrabPay untuk pembayaran layanan e-commerce.
Yang terakhir GrabPay seharusnya sudah bertransformasi menjadi layanan e-money berikutnya. Entah apakah mereka sudah mengajukan hal ini ke Bank Indonesia atau melakukan cara yang sama dengan akuisisi terhadap pemilik lisensi, GrabPay harus memiliki kemampuan yang setara dengan Go-Pay agar dapat bersaing.
Untuk meningkatkan fokus terhadap GrabPay sebagai produk potensial masa depan, Grab telah menunjuk Jason Thomson, yang sebelumnya pernah mengepalai unit Euronet untuk EMEA dan Asia, untuk memimpin divisi ini.