Jumlah aplikasi yang terus bertambah di Indonesia, membuat kue bisnis pemasaran digital semakin menarik untuk digeluti. Hal inilah yang membuat dua perusahaan teknologi pemasaran digital yang berbasis di Berlin, Jerman, yakni AppLift dan adjust tertarik untuk mencicipi kue tersebut.
Dua perusahaan ini sebenarnya memiliki fokus bisnis berbeda, namun melengkapi satu sama lainnya. Keduanya mantap untuk memutuskan buka kantor perwakilannya di Jakarta setelah tahun lalu mulai melirik pasar Indonesia secara perlahan-lahan dan mendapatkan beberapa klien besar.
Untuk lebih jelas mengetahui bisnis keduanya, DailySocial berkesempatan mewawancarai keduanya, berikut rangkumannya.
AppLift
AppLift adalah perusahaan mobile advertising. Perusahaan ini membantu para pemilik aplikasi aktif untuk menambah jumlah penggunanya. Salah satu layanan yang ditonjolkan adalah retargeting. Layanan ini ditujukan untuk pemilik aplikasi dengan jumlah pengunduh yang sudah banyak namun jumlah pengguna aktifnya terus menurun.
Agar target pengguna tepat sasaran, AppLift membutuhkan sebanyak mungkin data pengguna yang rinci, mulai dari usia, tipe perangkat, kebiasaan, dan lainnya. Data tersebut akan dipergunakan untuk dikombinasikan sesuai masing-masing pengguna, mengingat setiap pengguna punya ciri khas tersendiri.
“Data user kami butuhkan agar tepat sasaran karena retargeting ini mengenai native ads, tiap orang segmentasinya berbeda. Misal ketika pengguna sedang scroll sebuah aplikasi, nanti akan terselip promosi yang tidak berbentuk seperti iklan,” ucap Business Development Manager SEA AppLift Romi Yandika Rahman.
Selain fitur retargeting, AppLift memiliki layanan terintegrasi yang bisa dikelola sendiri oleh pemilik aplikasi yakni DataLift 360. Dalam platform tersebut, pemilik bisa memanfaatkan sendiri RTB exchanges, social channels, direct publishers, dan semua kategori jaringan. Platform ini juga mendukung semua format iklan yang revelan, termasuk banner, interstitial, native, video dan multimedia.
“DataLift 360 jadi one stop solution, pemilik aplikasi bisa atur sendiri strategi pemasaran digitalnya. DataLift jadi value proposition kami untuk bisa bersaing di Indonesia, ini sistemnya subscribe setiap pemakaian baru akan di-charge.”
AppLift masuk ke Indonesia sejak akhir tahun lalu. Saat ini klien AppLift di Indonesia di antaranya adalah MatahariMall, Traveloka, Blibli, Path, Kurio, Pegipegi, dan lainnya.
Romi mengatakan sampai pertengahan tahun ini pihaknya berencana untuk kembali mempelajari struktur market Indonesia terlebih dahulu. Kemudian di semester II 2017 akan melakukan kajian untuk mulai menghasilkan pendapatan.
adjust
Sama seperti AppLift, adjust memiliki fokus bisnis membantu strategi pemasaran dari pemilik aplikasi. Hanya saja, adjust dikategorikan sebagai mobile measurement company, bukan pemasaran digital.
Bila digambarkan, adjust berada di tengah-tengah diantara pemilik aplikasi dengan perusahaan pemasaran digital. Posisinya netral bertugas untuk menggambarkan kinerja dari setiap channel marketing yang dipilih oleh pemilik aplikasi.
Untuk bisnis prosesnya, ketika pemilik aplikasi ingin melakukan campaign dan butuh tracking performa pemasarannya apakah efektif atau tidak, mereka bisa memanfaatkan adjust. Caranya dengan melakukan sign up, mengunduh SDK adjust yang open source untuk ditanamkan dalam aplikasi mereka.
“Once aplikasi mereka sudah publish, sudah bisa langsung di track user behaviour mereka. Kami membantu pemilik aplikasi untuk do more intelligent marketing, mereka bisa tahu channel mana yang paling bagus untuk mendorong jumlah pengunduh, penjualan, dan lainnya. Ada insight yang kami berikan untuk dukung strategi campaign mereka,” terang Country Manager adjust Indonesia Joe Harahap.
Saat ini klien adjust di Indonesia di antaranya Traveloka, Lazada, Zalora, sementara untuk skala global seperti Uber, Spotify, PayPal dan lainnya.
Tak hanya perusahaan teknologi pemilik aplikasi saja yang menjadi target adjust, industri lainnya yang tengah diincar adalah industri game. Joe melihat jumlah aplikasi game semakin lama semakin banyak. Pasalnya, setiap penerbit game memiliki kemampuan tak terbatas untuk meluncurkan game terbarunya, tidak seperti perusahaan e-commerce.
“Kita ingin lebih ke gaming, tapi di Indonesia belum jadi industri yang besar. On top of mind kita mau sasar ke sana. Hopefully dalam 2-3 tahun mendatang industri game di Indonesia bisa tumbuh sebab gaming itu lebih fleksibel, setiap perusahaan bisa punya lebih dari satu applikasi, ada spending di sana.”
Mengenai kolaborasi bisnis dengan AppLift, Joe menerangkan bahwa posisi adjust yang netral dapat membantu pemilik aplikasi untuk menentukan efektivitas dari setiap channel marketing yang mereka pilih. Menurutnya pasar Indonesia cukup unik. adjust tidak bisa meraih pasar tanpa melakukan kolaborasi dengan perusahaan pendukung lainnya.