Dark
Light

Transformasi Penggunaan Media Sosial: Dari Jejaring Sosial ke Jejaring Pasar

2 mins read
March 13, 2017

Penggunaan media sosial meningkat tajam seiring dengan perkembangan pengguna internet di Indonesia. Tak hanya di Indonesia, fenomena ini bisa dikatakan terjadi di hampir semua negara di dunia. Tak heran jika kemudian penggunaan media sosial semakin meluas. Jika dulu media sosial hanya difungsikan sebagai wadah atau platform untuk berjejaring dan membentuk pertemanan, maka seiring dengan meningkatnya pengguna media sosial dan aktivitas mereka di dalamnya, fungsi media sosial pun semakin meluas.

Sebagai salah satu media sosial dengan user terbanyak di dunia, Facebook merupakan contoh nyata dari adanya transformasi penggunaan media sosial ini di kalangan user. Facebook pada awalnya hanya didirikan sebagai tempat untuk berjejaring antar mahasiswa di Universitas Harvard. Platform yang berdiri tahun 2004 ini dibuat oleh seorang mahasiswa di sana bersama dengan beberapa rekannya di asrama tempat mereka tinggal. Mahasiswa itu kini kita kenal sebagai CEO Facebook Mark Zuckerberg.

Seiring dengan berjalannya waktu, Facebook berkembang dan semakin diminati oleh banyak orang. Ekspansi pun dilakukan ke daerah-daerah lain, termasuk di Indonesia hingga saat ini. Berbagai fitur baru pun ditambahkan. Salah satunya dalam fungsi lain Facebook sebagai marketing channel berupa platform analytics, iklan, dan juga berbagai pengaturan algoritma yang memungkinkan user untuk semakin nyaman menggunakan Facebook.

Hingga kini, Facebook memiliki jumlah pengguna aktif sekitar 1,8 juta di seluruh dunia. Jumlah fantastis inilah yang membuat Facebook menjadi salah satu platform paling strategis untuk melakukan berbagai proses marketing, dari mulai branding, user acquisition, hingga sales conversions semua bisa dilakukan di platform yang memiliki warna identik biru ini.

Mengenal berbagai metrics di Facebook Marketing

Sebagai salah satu tools digital untuk melakukan marketing, tentunya Facebook membutuhkan proses belajar yang terus-menerus dari marketer yang menggunakannya. Hal tersebut dapat dipahami mengingat Facebook memang memiliki berbagai aturan dan perubahan algoritma yang membuat cara-cara marketing ikut berubah.

Jika kita mengamati, proses atau aktivitas setiap user pada Facebook umumnya tak jauh dari kegiatan posting, like, komentar, dan juga sharing post antar sesama user. Tak cuma dari segi user yang menggunakan Facebook sebagai media sosial untuk berjejaring, kegiatan yang sama juga dilakukan bagi marketer yang melakukan proses social media marketing. Bedanya hanya, pada marketing, segala sesuatu harus terukur menggunakan metrics yang jelas.

Secara umum kita mengenal ada berbagai jenis metrics dalam Facebook marketing, misalnya saja reach, engagement, dan juga conversion. Masing-masing metrics tersebut dapat kita gunakan sesuai dengan tujuan masing-masing bisnis, seperti misalnya untuk meningkatkan brand awareness, untuk lead generation, maupun untuk sales conversion.

Jika kita mem-posting sesuatu di halaman bisnis Facebook yang kita miliki, kita bisa menghitung berapa jumlah reach yang diperoleh dalam sebuah postingReach tersebut artinya menunjukkan seberapa jauh jangkauan yang dapat dicapai dalam sebuah post di halaman bisnis. Jika post tersebut kemudian dianggap menarik bagi orang lain, ada kemungkinan user, dalam hal ini audiens, akan melakukan tindakan lanjutan seperti misalnya like, sharing, ataupun memberikan komentar pada post tersebut. Aktivitas inilah yang kemudian diukur sebagai adanya engagement.

Engagement menunjukkan sejauh mana post yang kita berikan pada audiens dapat menarik mereka untuk melakukan interaksi. Nah, jika kemudian berdasarkan dalam sebuah post terdapat call-to-action untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya menginstal aplikasi, menyukai halaman, atau yang lain, inilah yang kemudian diukur dengan metrics conversion. Artinya, sejauh mana post tersebut mampu dikonversi menjadi suatu aktivitas yang memiliki value dalam bisnis.

Ketiga metrics tersebut sama-sama memiliki peranan penting dalam proses Facebook marketing. Lagi-lagi, poin paling pentingnya adalah apa tujuan dari bisnis yang kita jalankan. Adapun metrics atau ukuran-ukuran keberhasilan suatu proses marketing dapat ditentukan setelahnya.

Logo LabanaID

Previous Story

PestaDiskon Suguhkan Direktori Informasi Diskon dan Promo

Next Story

GrabShare Resmi Hadir di Indonesia

Latest from Blog

Don't Miss

Meta sedang siapkan chatbot AI untuk produk-produknya

Meta Segera Luncurkan Chatbot AI dengan Banyak Kepribadian

Sejak ChatGPT diluncurkan November tahun lalu, chatbot AI terus menjadi

Alasan Meta Rilis Threads, Pesaing Twitter

Elon Musk resmi membeli Twitter seharga US$44 miliar pada Oktober