Dark
Light

Cara Merintis Kembali Bisnis yang Terlanjur Runtuh

2 mins read
February 27, 2017
Cara Merintis Kembali Bisnis yang Terlanjur Runtuh / Pixabay

Bisnis itu tidak selalu mulus, selalu ada pasang surutnya. Beberapa perusahaan terkenal seperti Marvel, Apple, Lego dan Volkswagen adalah contoh brand yang pernah mengalami masa sekarat sebelum menemukan masa jayanya hingga kini. Bahkan ada juga perusahaan yang sempat gulung tikar seperti Brim, Nuprin, Salon Selectives, Elang Snacks dan Underalls yang kembali hidup setelah dibeli oleh pihak lain.

Bagaimana sebuah bisnis bisa hidup kembali? Artikel ini akan membahas lebih detil apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan ketika Anda ingin kembali merintis bisnis yang sempat runtuh. Berikut petikannya:

Perhatikan tanda peringatan

Ketika perusahaan mulai kembali dirintis, Anda harus selalu waspada setiap permasalahan yang bakal terjadi. Dengan cara ini, Anda akan memiliki kesempatan untuk pivot dengan cepat sebelum terlambat. Contoh nyatanya dapat Anda lihat lewat strategi yang dilakukan Blockbuster dan Netflix. Netflix tidak mengikuti strategi Blockbuster yang terus membangun toko offline baru daripada mengubah model bisnis.

Netflix lebih memilih untuk mengantarkan film kepada pelanggan mengingat terjadinya perubahan tren dalam masyarakat. Mereka juga memberikan layanan streaming video secara berlangganan kepada konsumennya.

Jika Anda ingin mencegah bisnis dari kematian, cobalah perhatikan faktor penyusutan yang terjadi dalam basis pelanggan dan pendapatan Anda. Jika bisnis stagnan dan belum berkembang, coba sesuaikan dengan perubahan pasar dan perhatikan strategi dari kompetitor. Dengan hal ini, Anda dapat mencegah kegagalan bisnis di tahap awal.

Pilih strategi nostalgia

Penelitian menyebut bahwa nostalgia dapat melawan rasa kesepian, kebosanan dan kecemasan. Nostalgia juga membuat kita jadi lebih toleran, murah hati dan menciptakan perasaan keterhubungan sosial. Taktik ini dilakukan oleh merek sepatu Keds, Cinnamon Toast Crunch, dan Polaroid ketika mereka bergabung dalam kampanye hashtag di Twitter #InThe90sThought.

Dengan memanfaatkan kenangan pelanggan, Anda juga dapat membuat sentimen yang mengingatkan kepada mereka betapa disukainya produk atau layanan Anda. Anda juga disarankan untuk tetap memakai logo, tagline dan jingle yang catchy sembari mencari tampilan bernuansa vintage.

Reboot merek

Kadang-kadang, merek Anda membutuhkan perombakan total, terutama bila baru-baru ini perusahaan mengalami pengalaman negatif. Menurut Fast Company, ketika Anda mereboot merek perlu perhatikan desain yang menandakan perubahan nyata dan mencerminkan strategi dan pengalaman. Ketika melakukan strategi ini, sebaiknya Anda menjauhi sesuatu yang bersifat trendi dan fokus pada sesuatu yang sederhana dan dapat menggambarkan tujuan jangka panjang Anda.

Giring kembali pelanggan loyal

Meski Anda memerlukan pelanggan setia untuk mempertahankan bisnis agar tetap sehat, akan tetapi bisnis yang hampir gulung tikar itu bukan menunjukkan bahwa Anda sudah kalah dalam berkompetisi. Serta, bukan berarti Anda kehilangan pelanggan setia.

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengumpulkan mereka kembali. Misalnya mengumpulkan masukan mengapa mereka meninggalkan Anda, menawarkan insentif dengan mengirimkan notifikasi ke ponsel mereka, menciptakan rasa urgensi lewat penawaran kupon, diskon belanja untuk waktu terbatas dan cara lain sebagainya.

Tarik pelanggan baru

Selain menggiring kembali pelanggan loyal, Anda juga harus berupaya menarik pelanggan baru. Untuk cara ini, sebaiknya Anda lakukan strategi yang sma ketika Anda pertama kali merintis bisnis. Pastikan utnuk berinteraksi dengan mereka baik secara online maupun offline.

Gunakan berbagai saluran

Omni-channel adalah strategi yang cukup ampuh dilakukan dalam rangka menjangkau pelanggan dan prospek lewat berbagai perangkat. Google menyarankan agar Anda memulainya lewat mencari tahu siapa pelanggan Anda berdasarkan jenis kelamin, demografi, lokasi, kebiasaan browsing situs, kebiasaan pencarian dan di mana mereka berbelanja.

Memulihkan bisnis

Dari beberapa strategi di atas, bisnis Anda tidak akan pulih secara instan. Ada periode pemulihan yang perlu Anda pantau sebelum menerapkan strategi baru. Pada tahap ini, Anda harus selalu memerhatikan tanda-tanda peringatan dini sehingga Anda tidak perlu memberikan bantuan napas lagi ke perusahaan. Merintis kembali bisnis yang runtuh adalah hal yang memungkinkan, tapi butuh sumber daya yang signifikan demi memastikan keberlangsungan bisnis di masa mendatang.

Previous Story

[Game Playlist] Review Singkat Resident Evil 7, ‘Game Wajib’ Pecinta Horor

Next Story

Tiga Cara Tepat Menemukan Nama untuk Startup

Latest from Blog

Don't Miss

Belajar Mobile Photography, Kiat Memotret dengan Kamera Smartphone

Belajar Mobile Photography, Kiat Memotret dengan Kamera Smartphone

Mobile photography adalah salah satu skill penting yang perlu dikuasai

Tips Streetphotography dengan Ponsel 

Kami berbincang dengan mentor dari acara workshop foto Hybrid tentang