Dark
Light

[Guest Post] It’s all about Discovery

2 mins read
January 31, 2011

Saya membaca posting blog di E27 yang menggambarkan “perang” antara Facebook dan Google tak lama setelah Facebook diluncurkan dan sementara ada banyak poin yang menarik yang menggambarkan perbedaan sebagai “sosial vs utilitas” sepertinya kurang menangkap hal yang saya percaya sebagai inti dari kompetisi antara dua perusahaan tersebut.

Saya selalu berpikir bahwa Google vs Facebook (dan bahkan sebelumnya ada Yahoo vs Google) sebenarnya bicara tentang siapa yang memiliki elemen discovery di web dimana pengguna mampu “menemukan” sesuatu. Saya akan mendefinisikan penemuan itu sebagai hanya menemukan konten baru terlepas apakah Anda sedang mencari konten tersebut atau tidak. Bisa jadi artikel baru, situs-situs baru, produk baru untuk membeli, hiburan baru seperti musik atau video atau lelucon virus. Namun pada akhirnya itu semua sesuatu tentang menemukan yang baru dan bagaimana Anda menemukannya.

Menjadi produk penemuan terbaik berarti Anda mendapatkan lalu lintas tertinggi. Jika Anda memiliki lalu lintas yang paling tinggi, anda memiliki audiens terbesar, yang berarti bahwa Anda sangat menarik bagi pengiklan. Sebagai bonus tambahan, jika situs anda menjadi situs discovery terbaik berarti situs lain juga ingin meningkatkan keberhasilan dengan berusaha menjangkau audiens anda dan pasti bersedia membayar (uang atau nilai lainnya) untuk berada di platform Anda dan berhubungan dengan anda.

Mereka bahkan akan mendistribusikan produk Anda secara gratis. Inilah yang merupakan inti dari pertempuran para raksasa seperti Google dan Facebook – uang dari iklan dan distribusi gratis. Memenangkan pertempuran berarti anda telah menjadi platform yang dominan untuk iklan dan peluncuran produk baru.

Ini adalah inti dari pertempuran ini, untuk menjadi lebih dari sekedar tools biasa.

Mari kita lihat beberapa contoh platform discovery:

Yahoo!

Platform Discovery yang menggunakan pendekatan editorial. Saya benar-benar ingat ketika saya menggunakan Yahoo! dimana URL-nya masih menyatu dengan akebono.stanford.edu. Mengapa saya menggunakannya pada waktu itu? Yahoo! merupakan direktori terbaik di seluruh jagad internet. Jika Anda ingin menemukan sebuah situs, atau konten, Anda bisa menemukannya di Yahoo!. Mereka memiliki editor, secara resmi disebut surfer, yang secara manual mengedit direktori situs Yahoo!. Bila Anda ingin meluncurkan situs baru selama boom dotcom kala itu, hanya ada satu tempat yang wajib untuk mengiklankannya, hanya ada satu tempat untuk memperlihatkannya – di Yahoo!

Google

Algoritma, terutama bila Anda memiliki algoritma yang baik, dengan skalabilitas yang jauh lebih baik daripada editor manusia. Suatu masa dimana semua orang berusaha menjadi situs media dan menjual iklan bergambar di setiap artikel (iklan kontekstual – penemuan didasarkan pada apa yang Anda baca). Google ingat alasan mengapa kebanyakan orang lebih memilih  Yahoo!, AOL dan Excite di kala itu. Bukan karena berita, tetapi untuk menemukan situs baru dan konten baru (dan tentu saja menerima email). Dengan menekankan hasil pencarian terbaik (penemuan) dan menempatkan iklan yang cocok dengan apa yang mereka cari. Tidak lama kemudian, Google sukses menggantikan Yahoo! dan menjadi platform penemuan terbaik yang jauh lebih akurat dibandingkan Yahoo!, dan semua orang menempatkan kotak pencarian Google di situs Web mereka.

Facebook

Ini dimulai sebagai sebuah situs untuk orang saling menemukan, untuk berhubungan kembali dengan teman lama, yang merupakan alasan untuk orang berbagi foto, info kehidupan dan pada akhirnya untuk berbagi link. Pada saat yang sama, algoritma itu mencapai batas-batasnya – terlalu banyak spam dan terlalu banyak SEO master. Jadi Google menjadi kurang relevan dan orang-orang mulai untuk menemukan konten yang lebih dan lebih menyenangkan melalui Facebook. Facebook kemudianmembajak banyak orang dari Google, diperkenalkanlah model iklan CPC (itu bukan pertama kalinya fitur Google disalin oleh orang lain), mengembangkan platform dimana orang lain dapat membangun jaringannya sendiri dan konten yang didistribusikan secara gratis (tombol “Like”). Dan Facebook sekarang juga menantang Google untuk menjadi raja Discovery atas platform iklan.

Secara pribadi, saya pikir semua perusahaan-perusahaan ini masih terlalu fokus pada utilitas dimana seharusnya mereka fokus pada Discovery. Yahoo! melakukannya melalui editorial, Google melalui algoritma dan Facebook melalui sosial.

Jadi ingatlah, ketika anda membangun bisnis anda pastikan ada nilai-nilai penemuan – terutama jika Anda ingin membangun sebuah platform.

Artikel ini adalah guest post yang ditulis oleh Patrick Williamson, konsultan independen berbasis di Singapura dan juga startup advisor. Sebelum ini Patrick adalah Business Development di Yahoo! SEA dimana Patrick bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar di Indonesia dan juga pernah menjadi Global Product Manager di Symantec consumer California. Artikel ini merupakan terjemahan dari artikel Patrick di blog pribadinya.

3 Comments

  1. So, kepada siapa saya harus berkomentar. Okey, Mr Patrick Williamson;
    Saya setuju dengan apa yang anda sampaikan. Ini artikel yang bagus, saya salut. Tapi saya pikir semua punya porsi masing-masing dan saya berpendapat bahwa Google terutama mesin pencarinya adalah sebuah “Discovery=penemuan”. Jika semua fokus pada penemuan, kapan mulai berbisnis? Karena hampir semua website arahnya akan kebisnis.

    Sebagai contoh, jika anda membuat sebuah blog, (saya juga) apa yang akan anda harapkan dari blog yang anda buat? Kebanyakan menginginkan blog tersebut mengasilkan sesuatu, bukan?

    Jadi sebaiknya, bisnis tetap lanjut tanpa melupakan hal-hal baru yang bisa ditemukan. Dan saya percaya, Google, Yahoo, Facebook dan yang lainnya sedang melakukannya, untuk bisnis tentunya.

  2. Sepertinya posting ini lebih mengarah ke bagaimana menemukan racikan yang pas sebagai konsep dari sebuah solusi dan bukan mengarah ke pengembangan perusahaan secara bisnis. Postingan ini mencoba mencari benang merah antara layanan-layanan yang bermula sebagai sebagai sebuah produk yang berguna dan menjadi solusi dan bukan semata-mata keuntungan bisnis saja. Jadi postingan ini nggak ada hubungannya sama bisnis.

    Lagipula, layanan web yang sukses berawal dari produk dan solusi yang kuat (Apple, Microsoft, Google, Yahoo, Facebook) baru kemudian menjadi landasan sebagai korporasi dan organisasi bisnis yang menguntungkan. Jadi kalau pikirannya hanya bisnis saja sepertinya belum ada success story yang bisa saya sebut disini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Event: WordCamp Indonesia 2011, Hari 2 (+Foto)

Next Story

Brosurku Ubah Tampilan, Kini Dengan Layout Layaknya Twitter

Latest from Blog

Don't Miss

Gemini Live Bahasa Indonesia

AI Google “Gemini Live” Kini Dapat Berbicara Bahasa Indonesia

Seiring semakin populernya penggunaan AI di berbagai perangkat, Google juga

Pixel 9 Pro XL: ‘Kembaran’ iPhone yang Hampir Sempurna

Tulisan berikut ini adalah tulisan tamu oleh Aryo Meidianto –