Facebook, Twitter, YouTube dan kebanyakan jejaring sosial lainnya punya alasan yang kuat mengapa mereka melarang anak berusia kurang dari 13 tahun untuk mendaftar di dalam layanannya. Cyber bully menjadi salah satu kekhawatiran paling besar yang dapat memberi dampak buruk bagi perkembangan mental anak. Bahkan Facebook telah meluncurkan berbagai panduan dan arahan untuk orang tua yang anaknya menggunakan layananya untuk berinteraksi secara online.
Tapi Lego, perusahaan di balik permainan balok susun asal Denmark punya konsep yang terbilang berani. Menyasar kalangan anak-anak belia berusia 7 hingga 12 tahun, Lego secara resmi meluncurkan jejaring sosial baru yang diberinama Lego Life.
Konsep Lego Life diklaim telah digodok lebih dari tiga tahun lamanya, termasuk pengembangan desain, fitur dan sebagainya. Setelah melalui proses panjang tersebut, pada hari Selasa waktu setempat, Lego resmi meluncurkan layanan tersebut untuk perangkat iOS dan Android di kawasan Amerika, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman, Denmark (pastinya), Austria dan Swiss.
Di dalam aplikasi Lego Life, anak-anak dapat membuat avatar dengan model rambut dan pakaian yang merefleksikan kepribadian mereka. Mereka juga dapat mengikuti topik dan konten yang diminati di news feed, di mana mereka juga akan melihat sorotan hasil kerja para ahli perancang Lego. Atau, opsi lain anak-anak dapat membagikan foto dan video hasil rancangan Lego mereka ke anak-anak lain di seluruh dunia.
Untuk mengekspresikan rasa suka, anak-anak dapat menyentuh logo hati dan Lego menawarkan sistem reward yang akan mendorong anak untuk membagikan konten ke Lego Life. Semakin banyak postingan yang dibagikan, maka makin besar aksesoris yang bisa dipasang ke avatar Lego. Selain bercengkrama lewat postingan, anak-anak juga dapat bergabung ke grup dengan topik tertentu misalnya kendaraan, superhero, hewan, dan karakter-karakter Lego seperti Master Wu dari Lego Ninjango, Lego Batmans, dan Lego Friends.
Demi memberi rasa tenang kepada orang tua yang anaknya tergabung dalam Lego Life, Lego memastikan semua orang tua akan terlibat dalam proses verifikasi melalui email. Semua postingan juga harus terkait dengan Lego entah itu foto ataupun video. Sebuah sistem pemindai dari pihak ketiga telah digandeng oleh Lego untuk memastikan konten-konten tersebut aman bagi anak-anak.
Sumber berita Lego.