Dark
Light

Freer Logic Kembangkan Sandaran Kepala Mobil yang Bisa Deteksi Gelombang Otak

1 min read
January 18, 2017

Sandaran kepala memang bukanlah aspek pertimbangan utama saat Anda sedang memilih mobil. Kita umumnya fokus menakar performa mesin, desain, kapasitas penumpang, atau mungkin efisiensi dalam pemakaian bahan bakar. Tetapi sebuah teknologi unik garapan tim Freer Logic dan Changhong Reserch Lab memastikan headrest di mobil masa depan tidak lagi diabaikan.

Di masa yang akan datang, headrest tak lagi hanya menjadi alat pelengkap kenyamanan (serta keselamatan) berkendara. Perusahaan privat dari North Carolina itu menggandeng sang produsen barang elektronik Tiongkok untuk mengembangkan sandaran kepala berteknologi electroencephalogram, membuatnya mampu membaca dan merekam gelombang otak. Dengan EEG, sandaran kepala bisa membantu pengendara tetap terjaga.

Pertama kali dipamerkan di CES 2017, sandaran kepala eksperimental kreasi Freer Logic menyimpan sensor yang bisa mengukur aktivitas otak secara real-time. Hebatnya, kepala Anda tidak harus selalu menyentuh headrest agar sistem EEG dapat bekerja karena ia tetap bisa membaca brain wave di jarak 15- sampai 20-sentimeter. Saat konsentrasi pengemudi mulai berkurang, device ini akan segera mengaktifkan notifikasi.

Kepada Digital Trends, Peter Freer selaku presiden dari Freer Logic menyampaikan bahwa otak merupakan organ tubuh yang bertanggung jawab dalam memproses informasi dan menyelesaikan masalah, berhubungan langsung pada level perhatian dan kesadaran. Sayangnya solusi keselamatan berkendara sejauh ini masih menggunakan indikator eksternal, satu contohnya ialah kamera pelacak lengkungan atau gerakan kelopak mata.

Menurut Freer, teknik ‘kuno’ itu merupakan sebuah metode analisis yang tidak langsung, dan dengan memangkas proses deteksi – yaitu langsung mendeteksi gelombang di neuron terdekat dari permukaan terluar otak – pengendara bisa menghindari situasi-situasi berbahaya lebih dini. Agar bisa bekerja, headrest turut didukung oleh algoritma canggih, berfungsi buat mengkalibrasi gelombang, dan selanjutnya informasi langsung dipaparkan di layar.

Dalam demo live di CES 2017, info aktivitas otak yang diperoleh headrest EEG diperlihatkan di display. Saat pengemudi konsentrasi, warna hijau mengisi penuh bar indikator. Namun begitu perhatiannya terpecah (misalnya sewaktu ia melihat layar smartphone), sistem segera memperlihatkan perubahan. Selanjutnya, developer atau perusahaan otomotif bisa menciptakan solusi untuk mengembalikan konsentrasi pengemudi – misalnya lewat getaran di setir.

Peter Freer sendiri mengakui, industri otomitif memang sedikit lambat dalam mengadopsi teknologi-teknologi baru seperti ini, tetapi timnya sudah mulai melakukan kolaborasi dengan sejumlah perusahaan alat transportasi. Ia mengestimasi, teknologi EEG tersebut akan mulai dimanfaatkan di tahun 2020.

Via Wired.

Previous Story

Nokia P1 Bakal Jadi Suguhan Premium HMD Global Berikutnya?

Next Story

Modalku Luncurkan Aplikasi Android dan Ekspansi ke Bandung

Latest from Blog

Don't Miss

MIT Kembangkan Robot yang Bisa Dikendalikan Dengan Pikiran

Di tahun 2011, Toyota sempat mengembangkan sepeda Prius berkemampuan thought-control.

Neurable Beri Anda Kemampuan Telekinesis dalam VR

Kecuali Anda titisan Darth Vader, mustahil Anda bisa mengendalikan benda