Dark
Light

Microsoft Patenkan Teknologi ala Holodeck di Star Trek

1 min read
December 28, 2016

Dengan begitu banyak jumlah penggemarnya, Star Wars memang merupakan franchise fiksi ilmiah terbesar, tapi Star Trek-lah yang boleh dibilang sebagai sci-fi sejati. Alasannya sederhana: beberapa gadget di film itu terealisasi jadi perangkat yang biasa kita gunakan, contohnya seperti komputer tablet, penerjemah digital, communicator wearable, hingga virtual reality.

Salah satu teknologi fiksi ilmiah Star Trek yang paling terkenal ialah Holodeck, sebuah ruangan dengan fungsi mensimulasikan kondisi di tempat lain melalui teknik ‘manipulasi materi’. Penjelmaan paling dekat teknologi ini di dunia nyata adalah perangkat virtual serta augmented reality, meski implementasinya masih belum secanggih Holodeck. Begitu esensialnya ide ini, bahkan Microsoft menggunakan nama hampir sama untuk device mixed reality-nya.

Meneruskan pengembangan HoloLens, Microsoft belakangan ini diketahui telah mengajukan paten untuk menggarap solusi mirip Holodeck. Pengajuannya sendiri sebetulnya dilakukan pada bulan Juni silam dan baru dipublikasi tanggal 22 Desember kemarin. Langkah ini merupakan upaya Microsoft menanggulangi satu kekurangan pada HoloLens, yaitu keterbatasan pada field of view. Desain optik yang ada saat ini menyekat FOV di 40 derajat, padahal penglihatan manusia hampir mendekati 180 derajat.

Metodenya memang tidak mengatasi kendala itu secara langsung di unit headset, melainkan dengan memproyeksikan gambar-gambar ke objek di sekeliling pengguna buat memperluas jangkauan pandangan head-mounted display. Ruangan mirip Holodeck tersebut dilengkapi rangkaian sensor dan proyektor, beberapa di antaranya mengusung teknologi 3D. Mereka bekerja serempak dan terus-menerus untuk mendongkrak FOV.

Penerapannya memang cukup kompleks. Di beberapa skenario, konten tambahan di-render dari perspektif berbeda, kadang proyeksi akan saling menyempurnakan, dan bisa mengubah penampilan objek sesungguhnya. Lalu posisi dan gerakan headset dilacak oleh sensor di sana. Microsoft percaya, pendekatan augmented reality ini juga akan menciptakan pengalaman penggunaan baru, baik untuk gaming sampai fungsi instruktif ataupun demonstrasi.

Tak sekedar paten, upaya pengerjaan teknologi ini telah dilakukan oleh Microsoft Research. Agar mudah dimengerti, tim mendemonstrasikan cara kerjanya dalam sebuah video:

Layaknya pengajuan paten lain, tidak ada jaminan Microsoft akan betul-betul memanfaatkan solusi tersebut. Menariknya, ini bukanlah satu-satunya upaya sang produsen menggarap versi asli ruangan hologram di Star Trek itu. Di bulan Oktober kemarin, Microsoft sempat bilang mereka berhasil menciptakan Holodeck yang dapat mereproduksi objek tanpa memerlukan kacamata/headset, berlokasi di kantor pusatnya.

Sumber: MS Power User. Gambar header: Memory Alpha wikia.

Previous Story

Pencapaian Bisnis Bhinneka dan Targetnya di Tahun 2017

Next Story

Tips Membangun Tim dan Mempertahankannya

Latest from Blog

Don't Miss

Microsoft 365 Copilot Kini Sudah Mendukung Bahasa Indonesia

Microsoft mengumumkan bahwa Microsoft 365 Copilot kini mendukung penggunaan dalam
Kemkomdigi-dan-Microsoft-Umumkan-ElevAIte-Indonesia,-Ini-5-Pilar-Utamanya

Kemkomdigi dan Microsoft Umumkan ElevAIte Indonesia, Ini 5 Pilar Utamanya

Indonesia tengah memasuki era baru yang ditandai oleh pesatnya perkembangan