Go-Jek mengumumkan akuisisi terhadap LeftShift, sebuah konsultan pengembang aplikasi mobile yang berbasis di India. Dengan akuisisi, atau lebih tepatnya acqui-hire ini, para pengembang LeftShift akan bergabung dengan Go-Jek Engineering India yang berpusat di Bangalore. Hal ini bakal menambah kembali jajaran pekerjaan teknis yang “diekspor” ke India.
LeftShift sebelumnya merupakan konsultan Go-Jek dalam pengembangan aplikasi mobile. Managing Director Go-Jek Engineering India Sidu Ponnappa dalam pernyatannya mengungkapkan Go-Jek telah menjadi klien Leftshift selama setahun terakhir dan menyanjung Leftshift dalam jajaran pengembang aplikasi mobile terbaik di negara tersebut.
Go-Jek bukanlah satu-satunya startup Indonesia yang menggunakan jasa LeftShift. Tokopedia juga masuk ke dalam jajaran portofolionya.
Seperti dikutip dari e27, Pendiri dan CEO Leftshift Sudhanshu Raheja dalam pernyataannya mengungkapkan, “Peluang dan tantangan di Go-Jek sangat luar biasa. Memahami cara kerja operasionalnya, kami tahu bahwa sumberdaya dan teknologi kami bakal menjadi komplemen dan mengakselerasi pengembangan produk Go-Jek.”
Tidak pernah akuisisi layanan pengembang di Indonesia
Go-Jek setidaknya sudah 3 kali mengakuisisi layanan konsultan teknologi (dan satu layanan teknologi kesehatan) di India, sedang di Indonesia kemungkinan besar dia baru mengakuisisi sebuah pemilik lisensi e-money. Mengapa mereka memilih mengembangkan tim teknis di India dan tidak mengakuisisi konsultan lokal?
Dengan track record Go-Jek yang sebelumnya juga pernah menggandeng sejumlah konsultan lokal saat pengembangan aplikasi Go-Jek di masa awal, bisa jadi ada standar tertentu yang sayangnya tidak cocok dengan Go-Jek. Entah itu kualitas pekerjaan ataupun harga yang perlu dibayar, pendirian Go-Jek Engineering India merupakan sinyalemen kuat bahwa pekerjaan-pekerjaan teknis tersebut tidak akan kembali ke Indonesia dalam waktu dekat.