Interaksi aktif antara peserta dan narasumber, biasanya terlihat langsung saat sesi Q&A (tanya jawab). Sebab pada sesi itu peserta bisa menanyakan banyak hal secara rinci terkait topik yang sedang dibahas. Jawaban pun akan langsung terjawab oleh pembicara dari berbagai sudut pandang.
Akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang malu untuk menanyakannya secara langsung, sehingga pertanyaan yang muncul tidak berbobot. Permasalahan inilah yang ingin diatasi oleh Panel ID. Startup dengan lima orang anggota tim dari Surabaya dan Malang ini ingin membantu pihak Event Organizer (EO) untuk mengumpulkan pertanyaan bahkan saat seminar baru dimulai guna efisienkan sesi Q&A.
Haris Aji, Founder Panel ID, mengatakan ide awal mendirikan Panel ID dimulai sejak akhir tahun lalu. Pada saat itu, dirinya masih bekerja sebagai penyelenggara EO. Dia melihat kurangnya interaksi pertanyaan dari peserta kepada pembicara dalam tiap acara seminar.
Kalau ada pun, pernyataan yang dilontarkan sering kali kurang berbobot. Peserta pada akhirnya memilih untuk menemui langsung narasumber setelah acara selesai. Kejadian ini bila ditelusuri lebih dalam terjadi karena peserta lebih nyaman untuk menuliskan pertanyaan daripada mengucapkan secara langsung dengan mengangkat tangan di hadapan peserta lainnya.
“Fitur-fitur yang disediakan Panel ID diharapkan bisa jadi jembatan untuk EO agar seminar bisa berjalan lebih efisien dan paperless. Mereka bisa mendapat feedback dari hasil seminar,” terang Haris kepada DailySocial, Senin (7/11).
Dalam penggunaannya, pihak EO yang sudah bekerja sama dengan Panel ID akan mendapat link panel khusus untuk dibagikan ke peserta saat seminar dimulai. Panel ID juga memberikan passcode khusus bertujuan untuk menyaring pertanyaan dari orang-orang yang tidak berkepentingan.
Secara real time, peserta sudah bisa mengajukan pertanyaan kepada pembicara sebelum sesi Q&A. Mereka pun bisa melakukan voting pada pertanyaan yang masuk, bila pertanyaannya relevan dengan penanya sebelumnya.
Pertanyaan dengan voting tertinggi kemungkinan besar akan dijawab terlebih dalu oleh pembicara. Seluruh pertanyaan akan tercatat dan data penanya akan terekam otomatis, bahkan pertanyaan bisa terpajang di akun media sosial penanya. Pihak EO juga bisa melakukan survei dan bisa terespons secara langsung apabila ada feedback membangun yang masuk.
Panel ID, sambung Haris, masih berbentuk situs. Ke depannya, pihaknya akan terus mengembangkan potensi lainnya untuk mendukung kebutuhan seminar. Salah satunya, peserta bisa mendapatkan slide presentasi dari pembicara tanpa harus mengambil foto per slide.
“Untuk itu, kami masih melakukan validasi dan riset pasar lebih dalam apakah kebutuhan di sana besar. Kami juga masih mempertimbangkan apakah perlu dibuat aplikasi Panel ID, kemungkinannya ada kebutuhan juga di situ.”
Sementara ini, Panel ID sudah bekerja sama dengan penyelenggara EO yang mengadakan acara Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital dan Pesta Wirausaha Nasional 2017 diadakan oleh Komunitas Tangan di Atas.
Layanannya pun masih digratiskan, mengingat produk Panel ID baru diresmikan pada pertengahan tahun ini. Panel ID juga berencana untuk memulai proses monetisasi pada akhir tahun ini. Nantinya, pihak EO akan ditawarkan beberapa paket dengan fitur yang berbeda sesuai kebutuhan masing-masing.