Dark
Light

Menyelami Transformasi CekAja Menjadi Layanan E-Commerce Finansial

3 mins read
October 28, 2016
Tim CekAja / CekAja

Dimulai sebagai layanan pembanding produk finansial, CekAja yang berdiri sejak tahun 2014 kini berkembang menjadi layanan e-commerce finansial terdepan di Indonesia. Induk perusahaannya, C88, baru saja mencatat pendanaan Seri B yang dipimpin Telstra Ventures. C88 kini memiliki operasional di Indonesia dan Filipina.

Di kantor CekAja, yang satu kompleks dengan Kejora Ventures, salah satu investor awalnya, kami berkesempatan berbincang dengan Group CEO C88 J.P. Ellis dan CEO CekAja Indonesia Denny Dilham.

Denny baru sekitar empat bulan bergabung dengan perusahaan setelah sebelumnya sempat 12 tahun berkecimpung di dunia perbankan. Denny menyebutkan dengan berbagai pertimbangan, termasuk konsultasinya dengan mentor-mentor di sektor perbankan, perubahan ke arah digital adalah keniscayaan. Berbeda dengan bank yang highly regulated, startup fintech memiliki wadah untuk berkembang dengan lincah.

Pasca perolehan Seri B

Ellis menyebutkan bahwa tahun ini tidak banyak startup yang memperoleh pendanaan Seri B atau late stage lainnya. Telstra Ventures sendiri merupakan investor Snapchat. Investasi ini dianggap sebagai pintu untuk menjangkau pasar dan membantu masyarakat.

Ellis menceritakan bahwa pasar Indonesia jauh lebih kompetitif dibanding Filipina. Selain pasarnya lebih besar, inovasi fintech di Indonesia juga jauh lebih kencang. Meski awalnya menjadi layanan pembanding produk, jelas CekAja akan lebih leluasa jika mampu menjual produk-produk finansial tersebut secara langsung.

Dibanding para pesaingnya, CekAja memiliki keunggulan karena sudah bekerja sama dengan berbagai macam institusi, termasuk asuransi. Melalui anak perusahaannya Premiro, mereka mengklaim sebagai layanan fintech berbasis online pertama yang memiliki izin broker asuransi dari OJK.

C88 sendiri telah mengakuisisi Think Tank Software Lab, sebuah perusahaan pengembang sistem fintech yang berbasis di Filipina. Think Tank didirikan oleh co-founder Check24, salah satu layanan e-commerce finansial di Jerman. Pimpinan Think Tank kini juga menjadi Chief Product dan CTO di dalam grup C88.

Sebagai sebuah layanan e-commerce finansial, perekrutan Denny adalah untuk membantu CekAja meyakinkan bank bahwa mereka adalah kanal penjualan yang mampu mendorong transaksi yang signifikan.

Denny mengatakan, “[Saat ini] Untuk beberapa bank rata-rata kontribusi [CekAja] mencapai 2-3% untuk unsecured product [kartu kredit dan KTA]. We are developing our capability on KPR and KKB [Kredit Kendaraan Bermotor].”

Khusus untuk klien-klien bank yang penting, Denny menyebutkan CekAja sudah menyumbang 5-7%.

Pasca perolehan pendanaan Seri B, CekAja sedang mengembangkan kemampuan untuk mengelola secured product (KPR, KKB, multifinance), termasuk memberikan alternatif bagi jenis konsumen yang biasanya ditolak bank. Tingkat penolakan bank ternyata cukup tinggi, mencapai 75%.

Sektor lain yang bakal dirambah CekAja ada investasi. Tak cuma soal produk-produk investasi konvensional, CekAja terbuka untuk bermitra dengan berbagai layanan investasi, termasuk peer-to-peer lending. Produk investasi ini bakal mulai tersedia per akhir tahun.

Inovasi dan kemitraan agen offline

Ellis menyebutkan CekAja tidak hanya sekedar mengusung inovasi di sektor finansial secara teknis. Ada beberapa inovasi lain yang dikembangkan, seperti inovasi model bisnis, model pricing, kontrak struktur legal, dan agen penjualan berbasis digital (digital selling agent / DSA).

DSA diklaim merevolusi cara berjualan produk-produk finansial. Sebelumnya, dikenal 3 macam cara berjualan, yaitu membuka banyak cabang, menggunakan agen penjualan pihak ketiga, atau menggunakan agensi penjualan tersendiri. Kebanyakan bank memilih penggunaan agen penjualan, sementara bank bermodal besar mampu membuka banyak cabang. DSA dianggap lebih efektif dan lebih aman karena proses dilakukan secara digital.

Tim manajemen CekAja / CekAja
Tim manajemen CekAja / CekAja

CekAja juga memiliki model bisnis afiliasi, misalnya bekerja sama dengan penyedia marketplace perumahan untuk memudahkan pengajuan KPR menggunakan widget yang telah disediakan.

Menurut Denny, CekAja juga mulai merambah segmen offline dengan bekerja sama dengan agensi penjualan pihak ketiga. Seperti halnya agen Kudo yang membantu orang membeli barang secara online, agen ini juga bakal membantu konsumen untuk memahami produk-produk yang dijual CekAja. Penjualan sendiri tetap dilakukan secara online.

Konsep ini sudah mulai dijalankan akhir Agustus ini di Jakarta dan targetnya sudah beroperasi di tujuh kota besar pada akhir tahun ini. Harapannya setelah konsumen mencoba membeli dibantu agen offline, kemudahan dan keamanannya akan mendorong konsumen melakukan transaksi kedua secara langsung.

Pasar lain yang juga ditarget CekAja adalah korporasi dan komunitas. CekAja merambah pasar korporasi dengan skema B2B2C, misalnya membantu pegawai perusahaan yang bekerja sama untuk meminjam uang.

CekAja juga membantu bank melakukan penjualan produk finansial secara online. Contohnya bersama BRI meluncurkan microsite BRI-CekAja. Proses pemasaran microsite ini dikelola CekAja. Tak cuma produk pinjaman konsumsi, di microsite ini CekAja juga menawarkan pinjaman produktif untuk UKM. Di sisi lain, bank lebih mudah berinovasi secara online, tanpa perlu “merecoki” tim IT yang prosesnya bisa berbulan-bulan.

Pangsa pasar

Menurut Ellis, ada tiga faktor yang menjadi pendukung layanan e-commerce finansial. Mereka adalah penetrasi internet, demografi penduduk, dan pertumbuhan produk finansial. Tiga hal diyakini sudah dipenuhi oleh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan fintech, khususnya layanan e-commerce finansial.

Disebutkan bahwa di tahun 2020, dengan model bisnis DSA yang dijalankan CekAja, mereka memprediksikan potensi perolehan komisi yang diperebutkan untuk sektor perbankan mencapai $2,8 miliar, sedangkan untuk sektor asuransi mencapai $3,7 miliar.

Previous Story

Pocket Permudah Pencarian Konten Menarik di Web Lewat Fitur Explore

Next Story

Jaybird X3 Ingin Jadi Kandidat Utama Wireless Sport Earphone Impian Anda

Latest from Blog

Don't Miss

Blibli rayakan ulang tahun ke-12

Ulang Tahun ke-12, Blibli Hadirkan Program “Blibli Annive12sary”

Dengan persaingan yang semakin ketat, eksistensi sebuah e-commerce di Indonesia
TikTok Shop

TikTok Shop Tingkatkan Fitur dan Fasilitas Menjelang Tahun Ketiganya di Indonesia

TikTok merupakan salah satu media sosial yang paling digandrungi saat