Tahun demi tahun, Sony RX100 terus mengukuhkan dirinya sebagai kamera saku terbaik. Iterasinya telah mencapai yang kelima kali, dan tahun ini Sony RX100 V membawa sejumlah pembaruan yang cukup menarik dibanding RX100 IV tahun lalu.
Lewat RX100 V, Sony ingin mengedepankan aspek performa. Ukuran yang kecil bukan berarti RX100 V harus punya kinerja kelas miniatur. Sistem autofocus-nya telah dirombak menjadi sistem hybrid, mengandalkan total 315 titik phase-detection yang terbukti jauh lebih efektif saat digunakan untuk tracking maupun mengunci objek yang bergerak cepat.
Menemani sistem tersebut adalah sebuah prosesor tambahan yang Sony rancang sendiri untuk meningkatkan kinerja kamera secara keseluruhan sekaligus buffer rate-nya, sama seperti yang terdapat pada Sony A6500 yang juga baru saja diperkenalkan. Hasilnya, RX100 V mampu memotret secara konstan dengan kecepatan 24 fps dalam resolusi penuh dan autofocus sekaligus auto-exposure menyala. Buffer rate-nya sendiri berada di kisaran 150 foto dalam format JPEG + RAW.
Kualitas video RX100 V juga ikut meningkat. Resolusinya masih sama 4K, tapi RX100 V mengambilnya dari resolusi asli 5028 x 2828 pixel (oversampling). Dengan teknik seperti ini, video 4K yang dihasilkan diyakini punya detail yang lebih tajam. Di saat yang sama RX100 V tetap mendukung mode slow-motion dalam kecepatan ekstrem – sampai 960 fps.
Selebihnya, Anda akan mendapat kamera yang sama dengan RX100 IV. Lensanya sama, bodinya sama, bahkan viewfinder dan layarnya pun sama, yang berarti sayang sekali layarnya masih bukan touchscreen. Satu-satunya perbedaan kecil adalah, layar ini sekarang tak cuma bisa dimiringkan ke atas 180 derajat, tapi juga ke bawah 45 derajat.
Sony RX100 V akan tersedia mulai bulan Oktober ini juga seharga $1.000. Bersamaan dengan itu, Sony juga akan menawarkan aksesori berupa underwater case secara terpisah seharga $350, kompatibel dengan seluruh seri RX100.
Sumber: DPReview.