Upaya menghidupkan kembali game show teknologi populer BBC bertajuk Robot Wars disambut meriah oleh para pemirsa. Dengan arena, robot dan presenter baru, episode perdananya ditonton jutaan orang dan menjadi trending topic di jejaring sosial. Namun tim produksi Robot Wars tidak boleh terlena, karena ada pesaing yang tidak kalah menarik datang dari Tiongkok.
Diadakan oleh produsen spesialis drone dan videography udara DJI, RoboMasters ialah turnamen pertempuran robot tahunan pertama di China, berhasil memikat perhatian ratusan universitas, hampir 1.000 perusahaan teknologi, serta menghimpun puluhan ribu fans. Misi DJI adalah menyediakan sebuah wadah bagi para pelajar dalam menuangkan kreativitas dan kemampuan mereka.
Ada sejumlah alasan mengapa DJI RoboMasters berpotensi menyingkirkan Robot Wars ke posisi kedua sebagai acara turnamen robot terpopuler. Faktor terpentingnya adalah dari segi penyajian program. Memang sangat seru menyaksikan robot-robot saling menghancurkan, namun DJI punya twist unik dalam menghidangkan RoboMasters. Mereka membumbuinya dengan salah satu tema kegemaran penduduk Tiongkok: video game, atau lebih spesifiknya, formula MOBA.
RoboMasters menyuguhkan medan tempur mirip League of Legends atau Dota 2. Di sana ada dua tim berisi empat robot rover yang berupaya saling menghancurkan base lawan. Layaknya video game, arena menyediakan pilihan power-up – memberikan bonus serangan, pertahanan atau health. Ketika di Robot Wars, robot-robot di sana betul-betul saling melumat ala gladiator, RoboMasters mengusung arahan yang lebih ‘beradab’.
Tiap robot dilengkapi senjata proyektil dengan amunisi karet dan pelat yang bisa mendeteksi tekanan. Cara kerjanya mungkin sudah dapat Anda bayangkan: tembakan ke area tersebut akan mengurangi health lawan, dan jika health habis, maka robot jadi non-aktif. Power-up bisa diperoleh di area-area tertentu dalam arena atau menyelesaikan tantangan – contohnya ‘computer vision‘, menantang pemain buat menembak sasaran bergerak. Menariknya lagi, semuanya disuguhkan lewat perspektif orang pertama, mirip game shooter.
Buat mempertahankan base, tiap tim mempunyai tipe robot berbeda, terdiri dari infantri, hero, drone (UAV) dan stasiun pengisian amunisi. Infantri hanya bisa menembakkan amunisi karet, sedangkan hero dipersenjatai bola golf. Bola golf lebih susah diperoleh dan dapat menghasilkan damage lebih besar. Untuk mendapatkannya, tim harus mendesain sistem mekanik yang tepat dan efisien, misalnya memanfaatkan drone buat mengumpulkan bola golf.
Pendekatan distingtif ini sudah pasti memberikan RoboMasters keunggulan dibanding Robot Wars serta meningkatkan peluang bagi DJI dalam merangkul khalayak lebih luas – terutama kalangan gamer.
Update: Anda bisa saksikan ringkasan mengenai RoboMasters lewat video persembahan The Verge di sini:
Masih penasaran? Simak juga video-video RoboMasters di bawah:
Sumber: The Verge & RoboMasters. Gambar: RoboMasters.