Platform edukasi lokal BangsaCerdas saat ini sedang mempersiapkan program pendidikan baru berskema Online to Offline (O2O) untuk menjaring pelajar untuk dilatih menjadi tenaga kerja yang berkualitas dan siap bersaing di dunia kerja. Rencananya, usia anak yang akan disasar 18-25 tahun.
Kepada DailySocial, Jupiter Zhuo, Co-Founder BangsaCerdas, menjelaskan nantinya program tersebut berbentuk sebuah bootcamp dengan lama ajar selama dua bulan. Siswa akan dilatih oleh tenaga pengajar BangsaCerdas yang berkompeten di bidangnya.
“Dalam program itu, nanti kami akan latih siswa meningkatkan skill agar mereka bisa bersaing di dunia kerja. Saat ini, fokus pendidikan yang sedang diminati adalah programming dan design. Itu salah satu bidang pendidikan yang dinilai “seksi” di Indonesia,” terangnya, (15/9).
[Baca juga: BangsaCerdas Tambah Daftar Portal yang Sediakan Materi Pembelajaran Online dan Daftar Startup Indonesia di Bidang Pendidikan]
Untuk dapat mengikuti program ini, siswa bisa membayar dari kocek sendiri atau mendapatkan beasiswa dari BangsaCerdas. Adapun pendaftarannya, lanjutnya, akan dibuka pada Oktober 2016 setelah BangsaCerdas meluncurkan perubahan situs versi terbaru.
Dia berharap program ini dapat menjadi salah satu jalan akselerasi untuk mengisi kekosongan kebutuhan talenta dalam jumlah banyak. Pemerintah saat ini memiliki program untuk menciptakan 1000 startup di Indonesia, artinya, industri butuh talenta yang cukup banyak untuk turut andil dalam program nasional tersebut.
“Kami ingin fokus memberikan materi pelajaran yang lebih dapat diaplikasikan ke dunia kerja. Selama ini belum banyak edutech yang bisa memberikan itu.”
Luncurkan aplikasi
Baru-baru ini, BangsaCerdas juga sudah meluncurkan aplikasi BangsaCerdas untuk Android. Untuk versi iOS, rencananya akan diumumkan sebulan mendatang. Menurut Jupiter, untuk membuat suasana belajar semakin menyenangkan dan tidak membosankan, pihaknya memiliki berbagai fitur yang akan terus dikembangkan. Fitur tersebut termasuk chat online, diskusi, gamification, update materi tiap hari, materi standar kurikulum, video, dan lainnya.
“Video yang kami tampilkan tidak dikenakan biaya apapun. Kurikulum kami dapat diaplikasi di dunia kerja. Juga, materi yang kami berikan berdasarkan kurikulum yang sudah disusun secara rinci, sehingga teman-teman bisa belajar lewat handphone, desktop, maupun tablet.”
Jupiter mengungkapkan, aplikasi ini memiliki perbedaan fitur dibandingkan dengan versi desktopnya. Dari hasil pantauan tim, pengguna BangsaCerdas lebih banyak yang mengakses lewat desktop, daripada smartphone. Hal ini menunjukkan bahwa ada segmentasi tujuan, pengguna yang mengakses lewat smartphone cenderung lebih menggunakannya untuk menonton video materi ajar, sementara dari desktop lebih banyak fitur yang bisa diakses.
Terhitung, pengguna BangsaCerdas sejak diluncurkan delapan bulan lalu, kini sudah menyentuh angka sekitar 5.000 orang.