Dark
Light

lokalID – KITA

3 mins read
December 4, 2010

Guest post ini ditulis oleh Batista Harahap, seorang pencinta dunia IT yang juga merupakan CIO dari Urbanesia dan sering kali hadir/menjadi pembicara di acara startup lokal seperti di acara Bancakan beberapa waktu lalu. Di Guest post ini Batista akan mengulas tentang lokalID, yang juga dipresentasikan di acara Bancakan 7th. Selamat membaca. (Tulisan ini dimuat juga di blog pribadi Batista. Atas seijin Batista, bahan guest post kali ini diambil dari sana).

Sebelum menulis mengenai lokalID, terima kasih kepada DailySocial yang melalui guest post ini menunjukkan komitmennya dalam pertumbuhan startup di Indonesia. LokalID adalah gagasan/ide yang bertujuan untuk memperkuat, melindungi dan meningkatkan nilai serta identitas ekosistem startup di Indonesia.

Berawal dari pembicaraan di sela-sela SparxUp kurang lebih 1 bulan yang lalu, saya sendiri dan Sanny Gaddafi (@Sagad) sedang membahas mengenai berbagai perkembangan startup di Indonesia. Indonesia adalah negara yang unik karena kita terdiri dari berbagai jenis perbedaan tapi dipersatukan oleh satu kesamaan yaitu Indonesia itu sendiri. Begitu juga dengan startup, tidak sedikit startup yang berkompetisi di SparxUp dan berasal dari seluruh Indonesia. Inilah yang membuat ekosistem startup begitu kaya, ada begitu banyak kreativitas dan inovasi yang berasal dari tiap-tiap startup.

Nyatanya ternyata segudang ide saja tidak cukup untuk membawa startup lokal untuk mengisi posisi Top 5 situs yang paling dikunjungi di Indonesia menurut Alexa. Jika dianalisa lebih mendalam lagi menggunakan Google Trends, ada statistik yang menggelikan mengenai traffic dari Indonesia menuju Facebook dan Google. Baik dalam Top Country maupun Top City, Indonesia bukan berada di peringkat 1, tetapi untuk bahasa yang paling digunakan di kedua situs tersebut, Bahasa Indonesia menempati peringkat 1.

Analisa kotor menunjukkan bahwa orang Indonesia dimanapun dia berada menggunakan Bahasa Indonesia untuk mengakses Facebook dan Google, dengan begitu orang Indonesia merajai penggunaan kedua situs tersebut di seluruh dunia.

Jika Anda iseng-iseng menggunakan Google Trends untuk melihat statistik situs-situs lain, saya jamin Anda akan terkejut melihat begitu besar traffic Indonesia. Di Blogger.com dan WordPress.com, Indonesia menempati peringkat 1 di semua lini, pembuktian bahwa blog di Indonesia sangat kaya!

Semoga statistik dari Google Trends akurat karena dari semua kota di Indonesia, Jakarta adalah kota yang paling banyak menyumbangkan traffic, bisa dibayangkan jika kota-kota lain di Indonesia pada waktunya nanti memiliki kemudahan akses Internet seperti di Jakarta, traffic Internet tentunya akan meledak.

Kedua paragraf sebelumnya menjelaskan betapa besar aktivitas internet di Indonesia, paragraf ini ingin menunjukkan bahwa saat ini hanya dengan penetrasi internet di Indonesia sebesar 12,3%, populasi internet Indonesia telah berhasil menjadi traffic leader di berbagai situs global. Saya rasa sangat beralasan untuk mengatakan bahwa inilah nilai dasar dari semua startup di Indonesia.

Kembali ke paragraf pertama bahwa lokalID adalah sebuah gagasan/ide yang pada dasarnya hanya memiliki potensi saja. Startup di Indonesia adalah pelaku-pelaku yang dapat merealisasikan lokalID. Oleh karena itu lokalID adalah milik semua startup (komunitas). Sampai kapanpun, lokalID bersifat non-profit dan non-commercial.

Saat ini saya ingin mengajak teman-teman semua untuk bergabung menjadi satu, melalui sebuah langkah pertama untuk membawa perubahan. Dengan menggunakan lokalID, ada 3 hal yang secara langsung menjadi benefit bagi tiap-tiap startup yang bersatu yaitu Single Sign-On, Traffic Profiling dan Marketing Platform.

Single Sign-On

Seperti layaknya Facebook maupun Twitter Connect, lokalID memberikan kemudahan bagi user untuk hanya menggunakan 1 identitas pada saat mendaftarkan diri di tiap-tiap situs. Tidak ada yang baru dengan konsep ini.

Traffic Profiling

Andai kata startup Anda memiliki 50 juta Pageviews/bulan dengan member sebanyak 100.000 orang. Jika setiap member rata-rata mengakses sebanyak 20 visit/bulan maka akan menghasilkan 2 juta Pageviews/bulan. Apa jadinya dengan defisit 48 juta Pageviews/bulan? Jika dari defisit tersebut katakan ada 30% (14,4 juta) pageviews yang merupakan lokalID member maka situs anda akan mendapatkan tambahan informasi yang mencakup demografi (anonim) dari pageviews tersebut. Tidak muluk-muluk tapi yang jelas, anda dapat menggunakan informasi untuk kepentingan situs anda. Mulai dari monetization, user behaviour study sampai ads placement, informasi tersebut pasti akan memberikan benefit, lokalID memberikan data, startup anda yang mengolah menjadi informasi.

Marketing Platform

Sebagai Marketing Platform, batasannya adalah kreativitas. Hal yang paling mudah dilakukan adalah sebagai berikut:

Batista Harahap telah memberikan komentar mengenai Bancakan 7th Meetup di Urbanesia

Stream diatas adalah sebuah record dari aktivitas Batista Harahap di Urbanesia yang disimpan di database lokalID. Bayangkan jika stream tersebut tampil sebagai widget ataupun terintegrasi di Fupei, OgahRugi, eEvent atau situs-situs lain yang memiliki User Profile? Startup baik kecil maupun besar dapat saling membangun sebuah ekosistem yang membesarkan ekosistem itu sendiri dengan cost dan effort seminimal mungkin.

Ketiga hal diatas adalah nilai-nilai dari sebuah startup yang berasal dari Indonesia! Kita tumbuh di ekosistem yang unik, saya merasa beruntung untuk dapat mengenal teman-teman yang baik masih mempunyai pekerjaan tetap ataupun sebuah perusahaan lain namun tetap dapat membangun startup-nya masing-masing.

Meminjam slogan SparxUp: Small is the new BIG, begitu pula dengan ekosistem kita. Kita semua pasti mulai dari yang kecil, identitas sebuah startup adalah pertumbuhan, saya mengajak teman-teman untuk bertumbuh bersama.

Semua kode, data dan infrastruktur dari lokalID adalah milik bersama. Dibuat untuk bersifat transparan dan Open Source. Siapa pun yang ingin berpartisipasi untuk ikut membangun lokalID, dipersilahkan :). Server pertama disumbangkan dari Urbanesia, sebuah single core, 2.5 GB RAM (512 MB sumbangan OgahRugi.com) dan HD 40 GB.

Kamis, 2 Desember 2010 kemarin, server lokalID pertama sudah online dengan dukungan dari Bang Johar Alam, IDC. Harus saya katakan, sangat terkejut dengan Data Center di IDC, semua rak server warna-warni dengan temanya sendiri-sendiri. Di bawah ini saya sebutkan nama-nama yang ikut membangun lokalID saat ini:

•    Batista Harahap (@tista)
•    Sanny Gaddafi (@Sagad)
•    Johar Alam (@joharalam)
•    Julis Liman (@jliman)
•    Didiet Noor (@lynxluna)
•    Mohammad Syaifuddin (@Udhien)

Jika ingin tahu lebih banyak mengenai lokalID, kami undang anda untuk bergabung di milis, berikut info kontak lokalID:

•    Milis URL: http://groups.google.com/group/lokalid
•    Milis Email: [email protected]
•    Twitter: @lokalID
•    www.lokalid.com

9 Comments

  1. Sebelumnya maaf saya menggunakan bahasa percakapan biasa, semoga bisa diterima.

    aku setuju banget sama ide localID ini, aku dukung seratus persen. tapi karena domisili bukan di jakarta, aku mulai bantu ngumpulin temen2ku di sini yang bisa aku brainstorming buat bikin grup. tapi karena sebagian besar yang aku kenal sifatnya mobile alias onlinenya pake hp, mungkin aku nyoba pendekatan mobile kali ya. masalahnya aku ga begitu mudeng tentang seluk beluk pemrograman komputer apalagi mobile phone XD jadi kalo ada waktu nanti mohon pencerahan agan – agan yang lebih ngerti. aku juga bakal belajar secara otodidak. at least moga2 aku yang bukan praktisi di bidang komputer ini bisa menggugah temen2 di tempatku ikut ngedukung openID.

  2. Terima kasih banyak buat dukungannya, ini yang kita butuhkan, kita semua berpartisipasi di cara kita masing-masing 🙂 Saya undang bergabung di milis lokalID untuk kita bahas bersama

  3. Your comment is greatly appreciated. I read it twice to filter the points you’re implying.

    Things are affected by lifestyle, no doubt about that, we see crazy growth of gadgets that is social only in Indonesia where in most countries it is not. Being online has never been any easier and that’s our cue as startups.

    Can you imagine the number of bits running through IIX that is circulating at any time? According to a report I read, during peak hours, our own local traffic is in excess of 51 Gbps. We as startups have the honor to further multiply this number. The growth is exponential only in local traffic and that’s our opportunity to be a part of.

    Bottomline, lokalID is an idea. It’s an ideas based on the awesome Internet traffic of Indonesia. I agree, users don’t wanna know the platform behind their daily dose of Internet, let’s keep it that way. We as startups have the power to create that lifestyle. LokalID is a platform based on user’s status updates like Twitter, I’m sure you can imagine the potential of having an umbrella of social network encompassing the whole startups ecosystem? Best of all, it’s everyone’s benefit to use, maintain and optimize. It’s the basic ingredient of Indonesia’s incredible Internet growth.

    So to wrap things up, lokalID is only a first step, the next is yours 🙂

  4. Thanks, much obliged. And for your comment, I read it thrice.

    Indeed, for an instance: Facebook is the most visited website in Indonesia right before Google; Indonesia is the

    most used language in Google after English; Blackberry even not get the highest users in RIM home-country,

    Canada; The government can’t resist to block inappropriate site content across Indonesia, even through the ISP.
    And so on.

    I still remember it was all started from an Internet Cafe (Warnet) and Mobile Internet from some Mobile

    Provider, one of the highest influential local internet traffic during the past few years. So I’ve been

    notifying on some developers to help the others, who can’t know, learn, and receive internet access in their

    area while the urban communities can get it easily at a glance with their mobile phone and some places.

    Hm, thinking about behind the platform that actually open-sourced, will you reveal it to the public so they can

    understand and it has to make sense, so they will not only use it? Like Koprol does, but it’s just a little bit.
    So the first time I see several streams in LokalID, I was actually wondering why. First, it’s actually mimic

    OpenID and based on Status.net, but devoted for Indonesia only. Second, it’s for collecting significant data,

    doesn’t it? But I think some people will use it as a conversation widget like Twitter, and a few posts are

    scrubby (Just an estimation, nothing related). Third, it has a good potential. But don’t make any misconception

    with the people about the (5W+1H) concept of the platform.

    And for the last, this is a proof about how one of the biggest Internet search

    resource data, Indonesia is abandoned. Notice something?

    Okay, here goes nothin’, I still need more time than just study. So it stills your turn. 🙂 Check.

  5. Wow great insight about Zeitgeist! Indonesia is left behind when actually Indonesia is contributing a significant amount of traffic 🙁

    Yes the platform is Open Source, we’re currently discussing the versioning system to be used. The tendency is SVN and will be implemented soon to let others collaborate. It is collecting significant data, one thing I learned data is data no matter it is junk or not, data is the very basic ingredient of the Internet and data is love 🙂 So basically, people (users) may use it as their own Twitter and startups can use it as their edge in learning and developing based upon users posts.

    I think this comment thread is becoming more and more interesting, I invite you to join our mailing list at http://groups.google.com/group/lokalid and let’s continue there to spread the love 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

CariPromo Rilis Aplikasi CariPromo v2.0

Next Story

RHoK Jakarta : Let The Hacking Begin!

Latest from Blog

Don't Miss

Web3 penulis

Kepenulisan dan Penulis dalam Blockchain

Nawala dan portal informasi tertulis kian menjadi sarana distribusi informasi

Mencermati Tempat NFT Di Industri Musik

Tak lama setelah lulus kuliah, saya sudah bekerja di industri