Pos Logistik Indonesia, anak perusahaan Pos Indonesia, berencana untuk mengakusisi tiga startup teknologi di bidang enterprise solution, mobile application, dan big data analytics tahun ini. Langkah ini diambil sebagai bagian dari transformasi digital yang dilakukan dalam tubuh Pos Logistik Indonesia. Bila semua berjalan sesuai rencana, Initial Public Offering (IPO) di tahun 2020 menjadi target berikutnya yang ingin dicapai.
Rencana akuisisi tiga startup teknologi Pos Logistik Indonesia
CEO Pos Logistik Indonesia Yan Hendry Jauwena mengatakan, “Kami di Pos Logistik akan melakukan transformasi digital dengan investasi di tech startup company [lewat akuisisi] untuk memperkuat posisi Pos Logistik agar siap melayani konsumen-konsumen yang dimiliki, khususnya di area e-commerce logistics service.”
Yan melanjutkan lebih jauh bahwa alasannya memilih startup di sektor enterprise solution yaitu agar platform bekerja perusahaan berada di atas teknologi yang dapat memberikan efesiensi dari sisi proses kerja. Dengan kata lain, tidak dilakukan secara manual lagi.
“Memang ada solusi enterprise yang ditawarkan dari sistem provider merek ternama yang banyak di pakai oleh perusahaan besar, tetapi kami memilih jalan ini karena ingin dapat menyesuaikan sendiri sistem kami di waktu mendatang untuk bisa adaptasi dengan market lebih cepat. Untuk itu, kami memutuskan melakukannya sendiri dengan jalan berinvestasi di dalam perusahaan jenis ini,” tegas Yan.
Sementara itu dipilihnya startup di sektor mobile application didasari pada kebutuhan konsumen untuk kemudahan layanan. Yan menjelaskan bahwa Pos Indonesia grup sendiri melihat ada kebutuhan konsumen yang bisa dijawab dengan aplikasi, seperti order management for logistics and transport, payment, ataupun integrasi dengan produk lain yang bisa memberikan solusi yang lebih baik nantinya.
Terakhir, startup di sektor big data dipilih karena Yan percaya inforamsi berbasis data yang kuat bisa mendorong bisnis di grup Pos Indonesia atau Pos Logistik Indonesia ke arah yang lebih baik.
Yang mengatakan, “Simply kami tahu di era big data saat ini, dan waktu mendatang, kami perlu informasi yang berbais data yang kuat untuk men-drive bisnis di grup kami di Pos Indonesia maupun Pos Logistik. Untuk itu kami siapkan [rencana akusisi di startup big data] agar setiap keputusan bisnis bisa di ambil berdasarkan informasi yang bermodalkan data yang tajam untuk strategi yang akan di lakukan di waktu mendatang.”
Saat ini, proses akusisi tiga startup tersebut masih dalam tahap due diligence. Bila sesuai rencana, Pos Logistik akan mengumumkan akusisi di kuartal ketiga tahun ini. Pos Logistik Indonesia sendiri akan memiliki 90 persen saham di masing-masing tiga startups tersebut.
Transformasi digital Pos Logistik Indonesia dan rencana IPO di 2020
Satu hal yang perlu diketahui, rencana akuisisi startup teknologi yang akan dilancarakan Pos Logistik Indonesia ini tidak akan mengambil startup yang masih baru atau fresh from the oven. Salah satu alasannya adalah regulasi perusahaan yang membatasi sebagai bagian dari institusi BUMN.
Di samping itu, tujuan utama dari transformasi digital Pos logistik Indonesia sendiri adalah untuk membangun keunggulan layanan berbasis teknologi yang bisa mengangkat portofolio perusahaan hingga bisa mengajukan IPO di tahun 2020. Selain akuisisi, langkah transformasi digital dalam tubuh perusahaan juga dimulai dari hal yang kecil seperti mengubah perilaku dalam menggunakan teknologi. Contohnya dalam menggunakan email.
“Sederhananya, kami sangat tahu kondisi kami dan tahu mau ke mana kami bawa transformasi digital dan teknologi di tubuh korporasi kami. Untuk itu kami mulai dengan yang kecil, you have to walk before you can run,” kata Yan.
Pos Logistik juga memiliki divisi ICT (Information Commucation Technology) sendiri saat ini yang digawangi oleh orang-orang terbaik dalam bidang IT logistics dan e-commerce. Divisi IT yang sebelumnya difungsikan sebagai support ini pun kini berada di bawah divisi operation yang dipimpin oleh COO Pos Logistik Indonesia Syaiful Rachman.
Yan mengatakan, “Divisi teknologi sudah ada sejak Pos Logistik berdiri, tetapi pada awalnya tidak berada di bawah operation karena difungsikan sebagai support. Sekarang kami menaruhnya di bawah operation karena fungsinya […] jadi strategic dan jadi ada competitive advantage-nya. Kami [bisa] scale up timnya dengan orang infrastuktur IT sendiri, sistem integrasi sendiri, dan software development sendiri.”
“Dampaknya, ICT team kami akan segera merevolusi cara kami bekerja di waktu mendatang yang akan mendatangkan banyak keunggulan yang bisa memberikan solusi kepada custumers, khususnya juga di bidang e-commerce logistics,” tandas Yan.