Dark
Light

Lima Kesalahan yang Wajib Dihindari Saat Mengembangkan Startup IoT

2 mins read
July 19, 2016
5 kesalahan yang wajib dihindari jika ingin terjun ke sektor IoT

Hingga tahun 2016 di Indonesia masih belum banyak startup layanan Internet of Things (IoT) yang berhasil menerapkan teknologi dan sistem yang digunakan untuk konsumen. Hanya beberapa startup saja yang bertahan dan terbilang sukses memberikan layanan IoT kepada target pasar yang di incar, salah satunya adalah eFishery. Komunitas pecinta IoT, terutama dari kalangan mahasiswa, mulai mengembangkan produk IoT dalam skala terbatas, namun tidak mudah untuk bisa menghasilkan produk yang baik dan tentunya menjalankan bisnis yang bertahan di sektor IoT.

Co-founder FundaMine Yash Kotak adalah salah satu contoh penggiat yang mengembangkan startup IoT dan gagal untuk mempertahankannya. Dalam tulisannya, Yash mengungkapkan lima kegagalan yang wajib dihindari oleh calon pelaku startup di sektor IoT.

Tidak memiliki pengetahuan dan latar belakang yang luas

Salah satu keberhasilan yang telah diraih Gibran Huzaifah dan eFishery adalah latar belakang yang kuat dan mendalam dari sang pendiri terhadap sektor perikanan. Dengan pengetahuan dan wawasan yang dimiliki, Gibran dapat mengembangkan produk yang dibutuhkan dan terbukti mampu membantu para peternak ikan mengembangkan usahanya. Hal ini wajib dimiliki oleh Anda, calon pelaku startup yang berniat untuk menjajaki sektor IoT. Pastikan Anda memiliki informasi, pengalaman dan pengetahuan yang lebih sebelum akhirnya mengembangkan produk, karena tanpa hal penting tersebut akan menjadi sulit mengembangkan produk IoT yang baik.

Yash Kotak mengatakan:

“Work on something where you are either an expert or a top user. If not, become an expert/top user.”

Tidak melakukan uji kelayakan dan validasi ide

Hal ini berlaku untuk semua layanan startup yaitu validasi dan uji kelayakan ide, namun menjadi hal yang krusial bagi Anda calon pelaku startup IoT. Pastikan Anda telah menargetkan pasar yang tepat, melakukan validasi ide kepada pasar yang diincar sebelum mengembangkan produk. Dengan demikian ketika akhirnya produk telah selesai dibuat, dengan mudah bisa dijual kepada pasar yang membutuhkan dan bersedia untuk mebeli produk Anda.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan membuat daftar lengkap berupa asumsi produk, asumsi pasar dan asumsi kompetitor dari produk yang dibuat. Dengan demikian Anda bisa melihat dengan jelas hal-hal yang merugikan dan menguntungkan untuk perusahaan.

Menghabiskan dana untuk pivoting

Keraguan dan ketidakpastian akan ide yang dimiliki pasti akan melanda Anda calon pelaku startup IoT. Hal tersebut terjadi karena kurang pengetahuan dan tidak adanya data yang mendukung terkait dengan produk yang Anda kembangkan. Pivoting pun menjadi cara yang paling mudah dan pilihan yang terbaik untuk dilakukan.

Jika saat ini Anda masih belum yakin dengan produk yang ada atau gagal mengembangkan sistem dan teknologi yang sejak awal dipilih, baiknya tidak perlu tergesa-gesa untuk merubah ide dengan cara pivoting. Coba ulangi dari awal dan koreksi kesalahan yang ada, hal ini paling tidak bisa membantu Anda menyimpan dana untuk hal-hal yang lebih penting.

Yash Kotak menegaskan:

“Build a culture of transparency in your company. Encourage dissent among cofounders and deal with it objectively.”

Mencoba untuk membuat produk untuk semua

Kesalahan lain yang kerap dilakukan oleh pelaku IoT adalah mencoba untuk menghadirkan kemudahan layanan produk dan teknologi untuk semua orang. Idealnya adalah pilih satu produk ayau layanan yang ingin Anda kembangkan. eFishery mencoba untuk membantu para peternak ikan dengan produk andalannya, cobalah untuk membuat satu saja produk yang Anda kuasai dan dipastikan bisa memberikan solusi kepada target pasar yang Anda incar.

Hindari mencoba untuk menjadi yang terbaik dan terdepan dengan terlalu banyak layanan dan pilihan yang pada akhirnya akan menyulitkan Anda mengembangkan produk dan menjalankan proses skalabilitas.

Yash Kotak mengungkapkan:

“As a startup, you are constrained in resources. So it is always better to identify and solve one problem very well instead of solving n problems in a so-so way.”

Tidak memperhatikan produksi hardware

Membuat sebuah prototipe merupakan cara awal yang paling mudah dilakukan oleh startup, namun yang menjadi kendala terbesar adalah bagaimana Anda mampu membuat desain produk yang baik, pembuatan, pengiriman, hingga pemasaran dan penjualan yang tepat.

Yang juga perlu diperhatikan adalah validasi produk hardware membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan software. Hal ini akan berhubungan dengan proses pencarian dana kepada investor, karena pada umumnya pihak investor akan menanyakan perihal traksi awal pada startup IoT yang terbilang memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan startup lainnya.

Idealnya coba cari tahu apakah memungkinkan untuk Anda membeli atau mendapatkan hardware dari negara lain seperti Tiongkok, manfaatkan peluang yang ada untuk memudahkan Anda menjalankan bisnis.

Yash Kotak menambahkan:

“Understand what you are getting into if you are starting a hardware company and plan accordingly. Get experienced people on your team.

Previous Story

[Panduan Pemula] Cara Memesan Tiket Pesawat dengan Traveloka

Next Story

Gandeng Kredit Plus, elevenia Hadirkan Pembayaran Cicilan Tanpa Kartu Kredit

Latest from Blog

Don't Miss

Belajar Mobile Photography, Kiat Memotret dengan Kamera Smartphone

Belajar Mobile Photography, Kiat Memotret dengan Kamera Smartphone

Mobile photography adalah salah satu skill penting yang perlu dikuasai

Tips Streetphotography dengan Ponsel 

Kami berbincang dengan mentor dari acara workshop foto Hybrid tentang