Dark
Light

The Cave Suguhkan Pengalaman Virtual Reality Tanpa Headset

1 min read
July 14, 2016

Memanaskan kembali persaingan teknologi grafis, memberi pengalaman baru di industri sinema, serta menginovasi penyajian taman rekreasi adalah beberapa dampak positif meledaknya kepopularitasan VR. Saat membahas virtual reality, orang-orang segera membayangkan perangkat berupaya head-mounted display yang harus ditambatkan di wajah untuk mengakses kontennya.

Meskipun teknik headset memastikan Anda memperoleh pengalaman VR terbaik, device ini pula yang menjadi penghalang konten tersaji secara immersive. Beberapa perusahaan mencoba menawarkan solusi berupa PC portable ber-hardware mumpuni, namun Wichita State University mempunyai gagasan yang lebih baik lagi: bagaimana jika virtual reality bisa dihidangkan tanpa headset? Itulah alasannya mereka menciptakan The Cave.

The Cave 3

Berlokasi di MESA Building Wichita State University, The Cave ialah lorong virtual reality raksasa di mana desainer ataupun kreator dapat menciptakan objek digital raksasa, memungkinkan mereka berjalan-jalan ataupun melihat lebih dekat hasil kreasi tersebut – termasuk objek sebesar pesawat terbang. Semua bisa dilakukan tanpa perlu menyematkan headset berukuran besar di kepala.

Dari penjelasan tim WSU pada Digital Trends, The Cave merupakan ‘sistem visualisasi immersive 4-sisi’. Ia memiliki layar depan seluas 580×305-sentimeter, sepasang layar samping berukuran 305×305-sentimeter, dan layar di lantai sebesar 580×305-sentimeter untuk memproyeksikan gambar-gambar. Sistem The Cave dirancang agar fleksibel: panel samping mempunyai engsel dan bisa dilipat keluar buat menciptakan layar 1200x305cm saat dibutuhkan.

The Cave 1

Agar The Cave mampu menghasilkan efek visual optimal, WSU memanfaatkan satu lusin proyektor LED 3D Digital Projection Titan. Wahana tersebut mengusung sistem tracking canggih untuk melacak gerakan kepala pengguna. User bisa berinteraksi dengan objek-objek virtual via ‘tongkat’ khusus, juga berguna buat mengukur, merekam video, hingga membuat catatan.

Dari penuturan developer, pada dasarnya The Cave dapat membantu bidang desain, manufaktur, aristektur dan konsutruksi. Mengambil contoh kegunaan di ranah produksi, tim produsen bisa memanfaatkan The Cave untuk mencari ketidaksempuraan dalam rancangan produk, dan pada akhirnya membantu menghemat dana. WSU ingin ciptaan mereka ini memberikan terobosan di industri penerbangan, pertahanan, sampai sains.

The Cave

Keunggulan lain The Cave dibanding Vive ataupun Rift: ia dapat diakses oleh 3 sampai 15 orang secara bersamaan, serta didukung tingkat resolusi, field of view, dan kualitas warna yang lebih baik. Akhir tahun ini, lokasi The Cave akan dipindahkan ke 3DExperience Center.

Sumber: Wichita State University.

Previous Story

Workshop Indonesia Next Apps 3.0 Akan Digelar di Berbagai Kota

Next Story

Lima Hal yang Wajib Dilakukan Saat Pitching Ide Startup

Latest from Blog

Don't Miss

Play For Dream Technology Masuki Pasar Virtual Reality Asia-Pasifik

Dengan semakin berkembangnya medium hiburan saat ini, kehadiran teknologi-teknologi hiburan

Perfect Corp. Gunakan AI dan AR di Dunia Kecantikan

Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) memang sempat