Dark
Light

Berkenalan dengan Aplikasi Diskon Berbasis Lokasi Korting

2 mins read
June 14, 2016
Korting bercita-cita dapat menjadi solusi bagi merchant untuk menggerakan trafik dari online ke offline / DailySocial

Sudah bukan rahasia lagi jika dewasa ini teknologi telah berhasil merubah gaya hidup masyarakat urban di berbagai aspek kehidupan, salah satunya dalam perilaku berbelanja. Bila dahulu ingin berbelanja dan mendapatkan potongan harga masih mengandalkan brosur, pamflet, atau informasi mulut ke mulut, kini hal tersebut sudah bisa dilakukan dari aplikasi. Salah satu pemain barunya yang turut meramaikan pasar aplikasi diskon di Indonesia adalah Korting.

Korting adalah aplikasi diskon berbasis lokasi yang bisa terpasang pada perangkat bergerak dengan platform iOS (belum tersedia) atau Android. Layanan ini didirikan oleh Supardi Tan yang kini menjabat sebagai CEO dan Ivan Laksana yang kini menjadi COO pada Desember 2015 silam. Namun, aplikasinya sendiri baru di terbitkan ke toko aplikasi populer pada 1 Mei 2016.

Ivan mengatakan, “Latar belakang kami membangun Korting itu ada dua, dari sisi pengguna dan penjual. Dari sisi pengguna, kami ingin memberikan pengalaman yang berbeda kepada pengguna saat mereka ingin mencari informasi mengenai promo atau diskon. Ini karena layanan yang ada sekarang menurut kami masih kurang informatif. Namun, kami juga masih banyak berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk pengguna.”

“Dari sisi penjual, kami bercita-cita [bisa] memberikan solusi bagi mereka untuk menggerakan trafik online-to-offline dan Korting juga dapat dijadikan sebagai Customer Relationship Management [CRM] database penjual,” lanjutnya.

Ivan juga menegaskan bahwa pihaknya ingin bisa menjadi layanan aplikasi diskon yang berguna dan tepat guna, baik itu bagi penggunanya ataupun merchant rekanan mereka.

Cara kerja Korting

Sebagai sebuah aplikasi diskon berbasis lokasi, Korting dapat menampilkan daftar diskon berdasarkan lokasi pengguna dengan radius tertentu, mulai dari 10 meter hingga 100 meter. Selain informasi diskon berupa listing, pengguna juga bisa melihat peta berdasarkan penjual terdekat dari lokasinya.

“Pengguna cukup lihat lokasi di peta, datang ke penjual, lalu scan QR Code Korting di penjual rekanan kami dan pengguna bisa mendapatkan diskon atau promo. Sedangkan bagi penjual rekanan, aplikasi Korting dapat menjadi database CRM, melakukan push notification, dan menayangkan promo diskon mereka,” jelas Ivan.

Di samping melihat daftar diskon, baik melalui peta ataupun sponsored content di halaman muka aplikasi, pengguna juga diberikan kebebasan untuk mengikuti penjual favoritnya melalui fitur follow yang akan tersimpan di menu MyBrands. Riwayat transaksi juga dapat dilihat pada menu History.

Dalam aplikasi Korting sendiri kini sudah ada 15 kategori yang bisa ditelusuri pengguna untuk mencari potongan harga yang diinginkan. Mulai dari Shopping Center, Credit Card, Automotive, Fashion & Accessories, Beauty & Health, Electronic & Gadget, Food & Beverage, Home Appliance & Decoration, Hospitality, Babies & Kids, Jewelry & Watches,  Toys & Games, Sport, Hobbies & Gifts, dan Other. Pun begitu, tak semua kategori terisi dengan penjual rekanan saat ini.

Sebagai informasi, bila Korting saat ini beroperasi di daerah Jawa, di Makassar ada aplikasi yang hampir serupa bernama Prodeals. Prodeals adalah layanan yang menghadirkan daftar diskon belanja untuk kota Makassar yang didirikan oleh Muhammad Munir Ahmadi Putra pada September 2015 silam.

Rencana ke depan Korting

Operasional Korting saat ini masih berjalan dengan biaya internal (bootstrap) dan Ivan menekankan bahwa pihaknya ingin produk mereka proven terlebih dahulu sebelum mencoba masuk ke putaran pendanaan selanjutnya. Di samping itu ada juga beberapa road map ke depan yang sudah dipertimbangkan. Mulai dari virtual voucher, iBeacon, penyempurnaan UI, dan perbaikan bug yang ada.

“iBeacon merupakan value added services untuk merchant agar dapat menyebarkan informasi kepada customer berdasarkan lokasi mereka berada jadi kami sebenarnya belum memikirkan lebih jauh mengenai fungsi-fungsi ke depannya. Kami tahu Cubeacon,mereka menang Indigo Awards tahun lalu. Tapi, kami belum ada pembicaraan kerja sama dengan mereka.. Kami lebih melirik pabrikan besar semacam LG atau Samsung yang memiliki digital signage TV series yang sudah embeded iBeacon untuk saat ini,” tandas Ivan

Application Information Will Show Up Here
Previous Story

Berkat watchOS 3, Apple Watch Jadi Makin Cepat dan Navigasinya Lebih Mudah

Next Story

Gionee S6 Pro Resmi Dirilis dengan Modal RAM 4GB dan Prosesor Octa-Core

Latest from Blog

Don't Miss

Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan
Jajaran founder VCGamers / VCGamers

VCGamers Dapat Pendanaan 37,3 Miliar Rupiah, Hadirkan Platform Social Commerce dan NFT untuk Game

VCGamers merupakan sebuah platform social commerce untuk pemain game. Baru-baru