Paramount Digital bersama dengan distributor Gaumont menjalin kerjasama strategis untuk mengembangkan sebuah Web Series eksklusif untuk pengguna AS di platform video MySpace, dengan mengusung konsep film pendek interaktif berjudul ‘Section 8’ yang ber-genre horror thriller.
‘Section 8’ ini ditujukan untuk mengembangkan kerjasama untuk rekanan untuk berbaur dengan jalan cerita, sebuah konsep unik yang juga menelan dana investasi yang cukup besar. Para penonton / audience juga diajak untuk ikut menebak jalan cerita dari film thriller tersebut secara interaktif dan customized. Nantinya feedback dari user ini akan juga diterbitkan bersama dengan full-movie yang akan didistribusikan ke seluruh dunia.
Konsep unik ini memang terbilang jarang dilakukan mengingat besarnya biaya produksi meskipun sebelumnya MySpace sudah melakukan hal yang hampir serupa dengan film ‘Get Married on MySpace‘ dan “Roomates” dengan tingkat kesuksesan yang cukup besar. Pertimbangan utama tentu adalah besarnya audience MySpace yang juga kebanyakan tertarik dengan film pendek, dan akan mempermudah proses distribusi online dan juga buzz marketing. Namun ‘Section 8’ adalah konsep pertama yang memberikan ruang lebih bagi pengguna untuk ikut ‘berperan’ di dalam film tersebut.
Tentunya strategi buzzmarketing yang jauh lebih baik daripada sekedar merilis video kontroversial murahan bukan?
Sayangnya konsep kayak gitu belum, saya ulang sekali lagi, belum, dapat diterapkan di Indonesia — di mana Internet dan komputer masih dianggap barang mahal.Meski pengguna koneksi mobile cukup banyak, tapi lagi-lagi hambatan koneksi dan piranti belum secanggih di AS atau negara-negara di mana Internet sudah “merakyat”.
Mungkin lima tahun lagi bisa. 😀
Sayangnya konsep kayak gitu belum, saya ulang sekali lagi, belum, dapat diterapkan di Indonesia — di mana Internet dan komputer masih dianggap barang mahal.Meski pengguna koneksi mobile cukup banyak, tapi lagi-lagi hambatan koneksi dan piranti belum secanggih di AS atau negara-negara di mana Internet sudah “merakyat”.
Mungkin lima tahun lagi bisa. 😀
Sayangnya konsep kayak gitu belum, saya ulang sekali lagi, belum, dapat diterapkan di Indonesia — di mana Internet dan komputer masih dianggap barang mahal.Meski pengguna koneksi mobile cukup banyak, tapi lagi-lagi hambatan koneksi dan piranti belum secanggih di AS atau negara-negara di mana Internet sudah “merakyat”.
Mungkin lima tahun lagi bisa. 😀