Guna mewujudkan visi Pontianak sebagai sebuah smart city, Walikota Pontianak Sutarmidji meresmikan Pontianak Digital Stream (PDS) pada Sabtu, (23/4), di salah satu hotel di Pontianak, Kalimantan Barat. PDS hadir dengan tagline Ekosistem Digital Pertama di Pontianak. Apa saja visi dan misi PDS? Apa yang telah dilakukan PDS sejauh ini? DailySocial berkesempatan mewawancarai pihak Public Relation PDS Enda Esyuda.
Visi dan misi PDS
Enda mengatakan visi PDS adalah terwujudnya ekosistem Teknologi Informasi dan Smart City di Pontianak dan Kalimantan Barat di mana talenta lokal menjadi pelaku utama dengan semangat bergotong-royong dalam berkontribusi membangun daerah dan tanah air.
Sedang misi PDS, lanjut Enda, ada lima, yaitu: (1) Lahirnya perusahaan rintisan di bidang TI (atau berkaitan) yang berkualitas minimal dua perusahaan setiap tahunnya, (2) Pelaku TI lokal dapat beradaptasi dan mengikuti trend terbaru di dunia TI secara global, (3) Profesi di bidang TI diakui sebagai profesi yang jelas, resmi, diakui dan menjanjikan untuk masa depan.
Misi selanjutnya adalah (4) Kerja sama antara pemerintah kota dengan talenta lokal dalam membangun dan mewujudkan smart city yang baik dan berkualitas di penghujung tahun pertama, (5) Kota Pontianak dan Kota/ Kabupaten lainnya di Kalimantan Barat lebih dikenal di Indonesia maupun dunia dengan pemanfaatan Teknologi Informasi yang tepat guna.
Latar belakang berdirinya PDS
Enda menyebutkan kondisi sektor TI (Teknologi Informasi) di Pontianak yang cenderung lambat dan belum terintegrasi. Selama ini di Pontianak, sebenarnya sudah banyak pemain tunggal di bidang TI, baik berupa perorangan maupun software house. Namun masih belum berkolaborasi, sehingga produk/ jasa yang mereka hasilkan akhirnya menjadi tidak variatif.
Tujuan berdirinya PDS
Tentang tujuan pendirian PDS, Enda menjawab, “Untuk memajukan dan mempercepat pertumbuhan di sektor TI [di Pontianak]. Kita butuh skala yang besar untuk menciptakan startup-startup digital yang berbasis problem solving di Kalbar ini. kadang dari pelaku TI tersebut sudah memikirkan hal itu.”
“Ada yang mahir di bidang programming, jaringan/ hardware, digital marketing, desain grafis dan sebagainya, namun belum terintegrasi dan berkolaborasi dengan baik. Jadi, secara umum, apa yang akan kami lakukan di PDS ini lebih fokus kepada menciptakan ekosisitem digital di Pontianak,” lanjutnya.
Kegiatan yang akan dilakukan PDS
Enda menyebutkan, “Ada dua kegiatan utama. Pertama, penjaringan startup digital, di mana ini merupakan inisiasi program PDS itu sendiri. Kedua, bermitra dengan Pemerintah Kota Pontianak untuk mendesain ulang logo Kota Pontianak yang akan dikerjakan secara gotong royong oleh para pelaku TI di Pontianak. Kami juga akan mengadakan sayembara logo dan tagline untuk branding Kota Pontianak yang baru nanti. Kami juga ber-partner dengan Pemerintah Kota pontianak untuk mewujudkan Pontianak Smart City.”
Startup yang sudah bergabung dan cakupan PDS
Enda mengaku belum ada startup yang sudah bergabung, karena PDS sendiri memang baru terbentuk tanggal 23 April 2016 kemarin. Meskipun demikian ia menyebutkan ada 3 startup digital di Pontianak yang sudah ada terlebih dahulu sebelum PDS berdiri dan akan kami ajak bekerja sama untuk dijadikan partner.
Enda menyebutkan salah satu program PDS adalah menjadi inkubasi bagi para startup digital di Pontianak. PDS mempunyai beberapa program seperti penjaringan ide, pembinaan dan mentoring startup sampai startup tersebut siap. Saat ini PDS fokus di Pontianak dulu dan berharap ke depannya bisa mencakup seluruh Kalimantan Barat.