Dark
Light

YesBoss Mulai Ekspansi Regional dengan Akuisisi HeyKuya Filipina

1 min read
March 15, 2016

Layanan asisten virtual YesBoss melihat potensi bisnis di kawasan regional dan mulai merambah negara tetangga dengan mengakuisisi HeyKuya yang berbasis di Filipina dengan nilai transaksi yang tidak disebutkan. Keduanya secara umum memilih fitur dan cara kerja serupa, mengandalkan layanan berbasis SMS untuk membantu konsumen memenuhi kebutuhannya. HeyKuya akan berubah nama menjadi YesBoss Filipina dengan CEO sekarang, Shahab Shahibi, menjadi Managing Director-nya.

HeyKuya, yang artinya dalam bahasa Tagalog adalah “kakak laki-laki”, didirikan oleh Machine Ventures pada bulan Oktober 2015 dan telah melayani pemesanan makanan dan pemesanan tiket perjalanan ke 15 ribu pengguna dan menangani 500 pemesanan setiap harinya. Shahibi tentang akuisisi ini berkomentar, “YesBoss dan HeyKuya memiliki passion yang sama dalam meningkatkan pertumbuhan yang cepat sembari mempertahankan nilai kultural yang ada pada perusahaan.”

Indonesia dan Filipina adalah dua negara dengan penduduk padat di kawasan Asia Tenggara dan memiliki karakteristik mirip sebagai penikmat messaging. Mencoba menyasar pasar yang tanpa mengharuskan penggunanya menggunakan smartphone atau mengunduh aplikasi merupakan cara menarik untuk mendapatkan lebih banyak pengguna.

YesBoss sendiri disebutkan saat ini telah menangani lebih dari 800 ribu percakapan sejak berdiri bulan Juni 2015. Co-Founder dan CEO YesBoss Group Irzan Raditya terhadap akuisisi ini mengatakan, “Pengguna kami saat ini maupun pengguna pada masa yang akan datang akan sangat diuntungkan saat sedang traveling di Asia Tenggara karena mereka akan mendapatkan pelayanan dengan kualitas yang sama dari asisten pribadi virtual mereka.”

Secara regional, sebelumnya di Malaysia sudah lebih muncul layanan serupa dengan nama Be Malas, tapi kini Be Malas sudah pivot dan bertransformasi menjadi platform e-commerce.

YesBoss telah memperoleh pendanaan awal di bulan Oktober 2015, dipimpin oleh 500 Startups dan melibatkan Convergence Ventures dan IMJ Investment Partners. Irzan beranggapan, “Conversational commerce di Asia Tenggara adalah the next big thing dan kami percaya bahwa salah satu kunci untuk menjadi juara dalam ranah conversational commerce di Asia Tenggara adalah dengan berkolaborasi.”

Berikut ini adalah perbincangan kami dengan Irzan  di bulan September 2015 soal on-demand economy:

Previous Story

Ditenagai Chip AMD, Headset VR Sulon Q Tak Memerlukan PC High-End

Next Story

BCA Siap Rangkul Developer Indonesia Lewat Inovasi di Sektor Pembayaran Digital

Latest from Blog

Don't Miss

Microsoft menunda akuisisi Activision Blizzard

Microsoft dan Activision Blizzard Sepakat Menunda Akuisisi ke Bulan Oktober

Perjalanan panjang dari akuisisi terbesar oleh dua perusahaan teknologi raksasa,
Drama akuisisi Activision Blizzard

Microsoft Menangkan Pengadilan, Akuisisi Activision Blizzard Masuki Babak Akhir

Drama akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft sepertinya akan segera berakhir.