Setelah sempat “mati suri” beberapa waktu lalu, UtakAtikOtak (UAO) kembali memulai layanannya di tahun 2015 dengan menyempurnakan beberapa fitur dan tampilan. Salah satu capaian di tahun tersebut adalah menjadi Finalis Indigo Apprentice Awards 2015. Kini di tahun 2016, UAO berusaha merebut hati para penggunanya, khususnya para pelajar di Indonesia.
UAO adalah sebuah layanan media sosial yang memiliki konsep pelajaran. Tidak seperti media sosial kebanyakan yang menempatkan berbagi momen dan status sebagai fitur utama, UAO menempatkan kuis sebagai fitur utama mereka. Di fitur ini para pengguna bisa membuat dan juga menjawab soal. Setiap berhasil menjawab soal dengan benar pengguna akan diberikan poin yang bisa diakumulasikan untuk ditukarkan dengan berbagai macam hadiah yang sudah disiapkan.
Karena UAO ini secara keseluruhan mengusung konsep media sosial, maka UAO sendiri menyediakan fitur yang bisa digunakan para penggunaannya untuk bertukar informasi yang bernama Kongkow. Fitur Kongkow sendiri merupakan nama baru fitur Tahukah Kamu yang sudah ada sejak awal.
Dimas Anugerah Wicaksono Founder UAO kepada DailySocial menyampaikan UAO menyasar pengguna dari kalangan pelajar dan pihaknya juga menyediakan beberapa fitur pelengkap yang nantinya bisa memungkinkan seluruh elemen sekolah berpartisipasi.
“Untuk organisasi sekolah sedang kita persiapkan. Misalnya organisasi Pramuka / PMR / Mading di sekolah sehingga punya media online untuk menunjukkan kreativitasnya dalam dunia online. Untuk guru sedang kita persiapkan dalam sistem ini, yaitu guru bisa me-review soal dan dapat point, serta guru bisa memberikan tugas harian, PR, ataupun ujian melalui, materi melalui UAO,“ ujar Dimas.
Saat ini, per awal tahun 2016, UAO sudah memiliki lebih dari seribu pengguna terdaftar, menghasilkan 2766 soal, dan mengumpulkan lebih dari dua ratus ribu jawaban dari soal-soal tersebut. Tahun ini, Dimas menyampaikan UAO masih fokus pada akusisi pengguna dan perbaikan secara terus menerus dari segi layanan. Dalam waktu dekat, UAO akan terjun ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan layanannya.
“Tujuan jangka pendek kami, kami berharap bisa segera bekerja sama dengan pemerintah dan membuat Education Command Center,” terang Dimas.
Ia berharap UAO bisa berbicara banyak di kancah internasional, seperti Brainly dan Quipper.
“Kami harap bahwa aplikasi lokal ini juga mampu untuk ke luar. Jangan hanya aplikasi luar saja yang masuk. Kalau bisa kita tunjukkan bahwa Indonesia bisa,” pungkasnya.