Dark
Light

Global Century Limited Fokuskan Bisnis Investasi Publik Pada Aplikasi Mobile

2 mins read
December 17, 2015

Messenger, games dan e-commerce adalah kategori aplikasi mobile dengan peminat yang terus bertumbuh. Tingginya pengguna aplikasi di kategori tersebut dianggap oleh salah satu perusahaan investasi Global Century Limited (GCL) sebagai sebuah kesempatan untuk mengajak masyarakat berinvestasi dengan produk aplikasi mobile. Berbekal lima aplikasi mobile dengan genre messaging, games, dan e-commerce, GCL mencoba keberuntungan melakukan bisnis aplikasi dengan model investasi publik.

GCL yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia, serius menggarap model bisnis ini di Indonesia dengan membuka cabang di Yogyakarta. DailySocial berkesempatan mampir ke kantor GCL dan berbincang dengan Country Manager Global Century Limited di Indonesia Novi Wahyuningsih. Berbeda dengan pemberitaan Tempo yang menyebutkan tim di Indonesia mengembangkan semua aplikasinya sendiri, sesungguhnya kantornya di Indonesia hanya diisi oleh tim pemasar dan penjual.

MeoTalk (messenger), Monzter (online marketplace), MetGame (games marketplace), Vooilaa (e-commerce) dan HappyBid (online bidding app) adalah brand aplikasi yang akan ditawarkan untuk medium investasi. Pengguna akan diarahkan untuk berinvestasi atas kepemilikan aplikasi. GCL memiliki G-Point yang akan digunakan sebagai mata uang transaksional dalam sistem ini, mereplikasi cara Bitcoin bekerja.

Tidak ada fitur khusus di masing-masing aplikasi dalam kaitannya dengan investasi ini. Pada aplikasi hanya terdapat sebuah shortcut untuk mengarahkan pengguna kepada website manajemen investasi GCL. Semua transaksi dilakukan melalui portal tersebut. Pada setiap penggunaan aplikasi pengguna bisa mendapatkan G-Point untuk meningkatkan saldo investasi, yang bisa ditukarkan dengan barang di e-commerce atau dicairkan dengan uang.

Model transaksi yang ada saat ini (untuk investasi) juga masih menggunakan cara umum, misalnya dalam kaitannya pembayaran investasi pengguna dengan sistem transfer ataupun kartu kredit. Investasi pengguna akan sangat bergantung pada lakunya investasi di pasaran, semakin aplikasi populer maka return of investment (ROI) akan semakin besar juga.

Disampaikan Novi, langkah ini merupakan sebuah cara baru yang sedang ingin dibuktikan keberhasilannya. Pihaknya ingin mengajak pengguna turut memiliki aplikasi, sehingga memiliki awareness untuk turut membesarkan dengan mengajak pengguna sebanyak-banyaknya. Konsepnya mirip dengan cara bisnis multi-level marketing (MLM) bekerja.

Memilih aplikasi populer untuk menarik minat pengguna mobile

MeoTalk merupakan sebuah aplikasi messenger yang disajikan dengan konsep media sosial. Dari sisi pengalaman pengguna, MeoTalk banyak mereplikasi konsep yang dimiliki WeChat. Satu hal yang membedakan aplikasi MeoTalk dengan messenger lain adalah ketika orang melakukan percakapan maka akan mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan uang ataupun produk tertentu, yang disebut dengan G-Point.

“Kami menginginkan ketika orang lain melakukan obrolan juga mendapatkan value. Dengan MeoTalk orang berkomunikasi selain dapat bertegur-sapa dengan rekan-rekannya juga bisa menghasilkan poin yang dapat ditukarkan dengan uang atau berbelanja di kanal kami. Selain itu pengguna juga dapat menggunakannya untuk investasi pada aplikasi, dan ini adalah strategi utama kami,” ujar Novi.

Aplikasi kedua bernama Monzter, sebuah aplikasi online marketplace berplatform mobile. Ketika ditanya apa yang akan membedakan dengan layanan online marketplace yang ada, dikatakan bahwa penawaran diskon setiap hari akan menjadi andalan Monzter. Diceritakan oleh Novi bahwa sistem bisnis yang akan mampu mensubsidi harga barang yang nantinya akan dijual oleh masyarakat. Subsidi tersebut menggunakan konsep yang sama seperti yang dilakukan oleh berbagai penyedia layanan berbasis aplikasi yang ada saat ini, keuntungan dari produk lainnya disisihkan untuk memotong harga penjualan produk lainnya.

Selain online marketplace ada juga Vooilaa, sebuah layanan e-commerce yang akan menjual produk-produk langsung dari distributor. Aplikasi selanjutnya ialah MetGame, sebuah kanal game online yang akan menghasilkan keuntungan dari layanan freemium. Dan yang kelima adalah HappyBid, sebuah replikasi dari eBay yang akan memberikan fasilitas lelang kepada pengguna mobile. Ketika aplikasi sedang dalam proses pematangan.

Dari kelima aplikasi tersebut yang saat ini telah bersiap digaungkan adalah MeoTalk. Meotalk sudah tersedia di Google Play dan dalam waktu dekat disebutkan juga bakal tersedia untuk platform iOS.

Semua aplikasi tidak memiliki keterikatan satu sama lain dari sisi fitur. Yang menyatukan hanyalah G-Point, sebuah mata uang virtual yang akan menjadi alat pembayaran utama dan model investasi dalam aplikasi. Selain itu nantinya G-Point sifatnya juga dapat dibeli, layaknya bitcoin.

Pengembangan kanal investasi

Saat ini GCL sudah mendirikan kantor pemasaran di Yogyakarta. Berbekal investasi dari Global Century Limited senilai Rp 2,6 miliar, Novi dan tim ingin mendorong kelima aplikasi menjadi kanal yang mampu diminati masyarakat Indonesia untuk berinvestasi melalui medium aplikasi. Akuisisi pengguna dari platform lain dinilai efektif dengan memberikan kepemilikan aplikasi. Pengguna dibebaskan untuk melakukan investasi dari yang terkecil hingga pada jumlah tanpa batas.

Menjadi hal yang cukup baru di Indonesia, meskipun masih terlihat kaku, kita coba lihat apakah model bisnis ini dapat berkembang pesat dan mampu merangkul kalangan konsumen digital Indonesia.

Previous Story

Waze Hadirkan Fitur Navigasi Suara dalam Bahasa Indonesia

Next Story

Permainan Lightsaber Escape Ubah Smartphone Anda Jadi Lightsaber

Latest from Blog