Kalau dibandingkan, internet bisa dibilang sama bahayanya seperti gang-gang kecil di kota New York. Banyak tindak kejahatan yang mengincar para pengguna internet, utamanya dalam wujud phishing (situs abal-abal) ataupun malware.
Oleh karena itu, sebagai jembatan antara pengguna dan jagat internet, sebuah browser harus memiliki fitur keamanan yang lengkap. Dalam kasus Chrome versi desktop, pengguna bisa sedikit lega berkat fitur Safe Browsing, yang akan mengingatkan pengguna setiap kali mereka hendak menjejakkan kaki di situs yang membahayakan.
Beruntung, fitur Safe Browsing ini sekarang sudah tersedia secara default untuk hampir semua pengguna perangkat Android. Dengan demikian, Chrome versi mobile pun juga bisa menampilkan laman peringatan setiap kali ada marabahaya yang mengancam.
Pada kenyataannya, fitur ini sebenarnya sudah tersedia selama hampir dua tahun. Akan tetapi, sebelum ini fitur tersebut baru akan berjalan kalau pengguna mengaktifkan fitur Data Saver, dimana semua traffic akan diarahkan ke server milik Google terlebih dulu. Alhasil, Google pun bisa melakukan kroscek URL dengan daftar situs-situs berbahaya yang dimilikinya.
Sekarang Google sudah siap menyajikan fitur Safe Browsing untuk semua pengguna, tanpa memaksa mereka untuk mengaktifkan fitur Data Saver terlebih dulu. Google juga memastikan bahwa fitur ini bisa berjalan optimal dan tidak memakan resource (kuota data, daya baterai) terlalu banyak.
Lalu bagaimana cara mendapatkannya? Kalau Anda memakai Chrome di perangkat Android masing-masing, besar kemungkinan fitur Safe Browsing ini sudah aktif. Pasalnya, Google mengirim update-nya melalui Google Play Services.
Silakan cek menu pengaturan Chrome di bagian Privacy, atau Anda juga bisa memastikannya dengan mengunjungi situs uji coba Google. Kalau muncul peringatan, berarti fitur Safe Browsing sudah aktif. Kalau tidak, update Google Play Services dan Chrome di perangkat.
Sumber: TechCrunch dan Google Online Security Blog. Gambar header: Virus alert via Shutterstock.