Di tengah pesatnya perkembangan industri gaming, rupanya masih banyak orang yang tak bisa melupakan kecintaannya terhadap game–game klasik. Saya sendiri masih menyimpan console Nintendo orisinil sampai sekarang, dan terkadang masih sempat ugal-ugalan di game Excitebike saat ada waktu luang.
Tentunya saya tidak sendirian. Seorang pengrajin asal Swedia bernama Love Hultén malah menciptakan console-nya sendiri sebagai penghormatan atas mahakarya game–game klasik. Perangkat yang ia buat tidak cuma satu, dan Anda bisa melihat hasil jerih payahnya di situs pribadinya.
Proyek terbarunya bernama Pixel Vision, sebuah handheld console yang bertindak sebagai emulator atas berbagai game milik console klasik. Misi yang ia tuju cukup sederhana sekaligus ambisius, yakni melebur teknologi modern dengan nilai unik game klasik dan estetika yang menawan.
Wujud Pixel Vision terinspirasi oleh Game Boy Advance SP, bisa dilipat saat sedang tidak digunakan agar mudah dibawa-bawa. Bentuknya persegi dengan panjang tiap sisi 95 mm dan tebal 45 mm. Kemasannya terbuat dari kayu walnut utuh yang diolah menggunakan tangan, plus bantuan mesin supaya semuanya bisa presisi – bahkan engsel kecilnya pun juga dibentuk dari bahan yang sama.
Di balik kemasan kayu tersebut bermukim layar LCD 3,5 inci dan controller dengan layout milik Nintendo orisinil: tombol A + B, D-pad dan tombol Select + Start. Layar milik Pixel Vision ini unik karena dapat menyimulasikan efek monitor cembung seperti yang kita rasakan dulu. Tepat di tengah di bawah tuas Power, tertanam sebuah speaker.
Saat panel controller-nya Anda cabut, tampak sebuah modul Raspberry Pi A+, lengkap dengan sejumlah port-nya yang diarahkan ke bagian belakang. Di sini Anda akan menemukan port untuk charging, headphone dan port USB untuk menyalurkan file game dari komputer. Perangkat ini punya memori sebesar 8 GB, bisa menampung lebih dari 10.000 game klasik.
Lalu game milik console apa saja yang bisa dijalankan Pixel Vision? Banyak. Satu yang pasti adalah Nintendo, kemudian ada Atari 800 sampai Atari 7800, Game Boy, Game Boy Color, dan masih banyak lagi. Secara hardware Pixel Vision sebenarnya juga bisa menjalankan game milik Super Nintendo, Sega Genesis maupun Game Boy Advance, namun akan terasa kurang ideal karena controller-nya cuma mengemas tombol A + B.
Di saat yang sama, rupanya juga ada komunitas developer yang tertarik menyertakan game baru bercita rasa klasik untuk Pixel Vision. Semua ini bisa dimainkan hingga 8 jam nonstop berkat baterai berkapasitas 2.000 mAh yang tertanam.
Yang lebih mengejutkan lagi, sang kreator rupanya mengerjakan Pixel Vision sendirian, mulai dari proses desain sampai perakitannya. Maka dari itu, Pixel Vision pun hanya akan ditawarkan dalam jumlah amat terbatas (500 unit). Lewat Kickstarter, konsumen bisa memesannya seharga ± Rp 6,35 juta.
Kalau punya dana lebih dan mau yang lebih istimewa, Pixel Vision juga ditawarkan dalam edisi “Pearl” seharga ± Rp 11,1 juta. Varian ini hanya akan diproduksi sebanyak 20 unit saja, dan mengemas sejumlah komponen eksklusif seperti pelat hitam matte dan tombol controller yang terbuat dari logam kuningan utuh.
Anda terheran-heran kok bisa harganya semahal itu? Coba tonton video proses pembuatannya di bawah ini.