Dark
Light

TokoFile Jadi Pasar Online Produk Digital

1 min read
November 4, 2015
TokoFIle sediakan platform jual beli produk digital / Shutterstock

Belum lengkap membicarakan era digital tanpa membahas produk digital. Sesuatu yang masih belum bisa dihargai masyarakat kebanyakan. Terbukti dengan masih tingginya angka pembajakan. Seolah mengesampingkan hal ini, TokoFile hadir sebagai marketplace khusus jual beli produk digital seperti ebook, tutorial, script, template, software, presentation, excel, text, word, audio, video, mobile application, dan lain-lainnya.

TokoFile ini sejatinya adalah sebuah project dari tim divisi development PT. Transformatika. Tim berjumlah lima orang di bawah komando Eric Firstiawan ini tepat tanggal 17 Agustus 2015 lalu meluncurkan TokoFile. Dengan hadirnya TokoFile ini mereka berharap bisa membantu masyarakat Indonesia agar lebih kreatif dan terus meningkatkan produktifitas khusus dalam hal membuat karya digital.

Sedikit berbeda dengan konsep marketplace kebanyakan, TokoFile mencoba mendorong pengguna menjadi seller, buyer, dan affiliate sekaligus. Untuk alur kerja, TokoFile mencoba membuatnya semudah mungkin. Penjual hanya diharuskan untuk meng-upload produk mereka. Selanjutnya tim validator TokoFile akan melakukan verifikasi dan validasi produk. Setelah proses berjalan lancar, tim pemasaran TokoFile akan mempromosikan produk. Jika ada transaksi berhasil, pembeli dapat mengunduh berkas tersebut, sementara penjual dan affiliate mendapatkan komisi sesuai yang ditentukan.

Dari Depok untuk Indonesia

TokoFile yang memiliki kantor pusat di Sawangan, Depok, ini berambisi untuk menjadi pusat jual beli produk digital di Indonesia. Sejauh ini TokoFile sudah berhasil mendapatkan 200 pengguna terdaftar. Mereka menjadikan akuisisi dan proses edukasi masyarakat terhadap karya digital sebagai fokus saat ini.

“Sampai Desember 2015 (usia TokoFile 4 bulan) ini minimal pengguna 500 orang dan minimal 50 produk terverifikasi. Jangka panjang menjadi pusat jual beli file (produk digital) berkualitas di Indonesia,” ungkap pihak tim TokoFile kepada DailySocial.

Untuk menarik lebih banyak pelanggan, TokoFile menerapkan fee sebesar 5% per produk. Fee ini nanti akan dialokasikan untuk biaya administrasi, promosi, verifikasi produk, dan biaya lainnya termasuk biaya server dan maintenance. Sedang untuk komisi affiliate ditentukan oleh masing-masing penjual dengan angka bervariasi mulai dari 5% sampai 80% dari harga produk. Penjual juga dapat membuat kupon diskon atau voucher untuk masing-masing produk yang dijualnya.

Tetap optimis meski banyak tantangan

Kepada Dailysocial, tim TokoFile mengaku masih berusaha menghadapi beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan bisnis ini. Bagaimana mengedukasi masyarakat agar membuat karya digitalnya sendiri dan menghargai karya orang lain. Sejauh ini tak sedikit tim TokoFile yang menemukan banyak pihak yang mengunggah produk yang bukan miliknya sendiri.

“Kami ingin membantu orang-orang kreatif dalam mendapatkan hak atas karyanya. Ilmu memang tak ternilai berapapun harganya. Namun terkadang jika produk tidak dijual atau harus selalu di-opensource-kan secara gratis kasihan orang yang membuat produk, bagaimana mau terus berinovasi dalam membuat produk kalau tidak punya uang,” ujar mereka.

Meski mengaku menghadapi sejumlah tantangan namu TokoFile juga tetap optimis bisa diterima dengan baik di masyarakat. Hal ini tak terlepas dari proses pendaftaran yang gratis di TokoFile dan juga sejumlah penawaran seperti voucher, komisi untuk penjual yang tinggi sehingga harga produk bisa ditekan dan jaminan produk yang terverifikasi. TokoFile juga menyediakan media diskusi antar pengguna untuk memudahkan komunikasi.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

iGrow Mudahkan Masyarakat Berinvestasi di Pertanian

Next Story

Lima Kiat Sukses Pendiri Startup

Latest from Blog

Don't Miss

Joint Venture Bukalapak CT Corp

CT Corp dan Bukalapak akan Bentuk Perusahaan Patungan di Bidang “Online Grocery”

Pemilik perusahaan konglomerasi Chairul Tanjung melalui PT Trans Retail Indonesia,
Startup pengembang teknologi imersif Arutala memproduksi aplikasi berbasis teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mix Reality (MR), PC Simulator, hingga 360° Video untuk berbagai sektor bisnis

Komitmen Arutala Percepat Implementasi Teknologi Imersif untuk Bidang Edukasi

Sebelum istilah metaverse ramai dibicarakan, banyak pihak yang skeptis dengan