Evolusi di pasar PC, sering disebut era ‘PC Plus’, sebenarnya sudah diperkirakan oleh para pakar seperti Dave Clark hingga Bill Gates sejak lebih dari 15 tahun silam. Serbuan device mobile hanyalah satu dari banyak pemicunya. Ketika tren berubah, tentu produsen harus turut beradaptasi. Dan menurut Asus, transisi tercepat berada di willayah negara-negara berkembang.
Asus Transformer Book merupakan salah satu upaya Asus menghadapi perombakan tren. Ia hadir berupa hybrid notebook dan tablet, menyuguhkan sistem operasi desktop sejati dengan bagian keyboard fisik detachable sebagai stand sekaligus dock. Dan di akhir bulan Maret 2015, sang produsen consumer electronics asal Taiwan itu membawa dua model generasi terbarunya ke Indonesia: Transformer Book T100 Chi dan T300 Chi.
Keduanya mempunyai arahan desain 2-in-1 serupa. Transformer Book T100 Chi memberikan layar 10,1-inci, lalu ada display berukuran 12,5-inci di T300 Chi. Komponen internal dan fiturnya-lah yang membuat banyak perbedaan. Transformer Book Chi menyajikan beberapa mode pemakaian berbeda contohnya laptop, tablet dan mode presentasi. T100 ialah tipe ‘entry-level‘, sedangkan T300 dimaksudkan buat memanjakan user dengan performa dan fungsionalitas lebih luas.
Info menarik: Asus Kembalikan Fungsi Sejati Desktop PC Bisnis Dengan D510MT
Mengusung nama ‘Chi’, Asus menganalogikan seri notebook hybrid tipis ini dengan Qi – aliran energi tak kasat mata yang dimiliki seluruh makhluk hidup. Penerapan konsep tersebut ke Transformer Book Chi memang lebih simpel, maksudnya ia akan cocok digunakan oleh konsumen dari semua kalangan, baik pelajar, mahasiswa, sampai profesional. Asus menerangkan bagaimana Transformer Book Chi ideal untuk bekerja, serta sempurna buat bermain.
Mari kita bahas T100 terlebih dulu. Penampilannya sangat elegan dan ramping, memanfaatkan tubuh all-aluminium solid. Tak ada sekrup, dan dibentuk agar menyerupai potongan berlian. Bersama keyboard, tebalnya cuma 13,2 milimeter. Lepaskan bagian ini, dan Anda mendapatkan tablet setipis 7,2 milimeter. Bobotnya? Total hanya 1,08 kilogram, dan 570 gram di mode tablet.
Anda akan menemukan prosesor quad-core Intel Bay Trail Z3775 berkecepatan 1,46GHz (hingga 2,39GHz) menjadi pusat olah data laptop hybrid itu, dibantu memori RAM 2GB, kartu grafis Intel HD Graphics, penyimpan eMMC 128GB dipadu Microsoft OneDrive 1TB, baterai polimer 30Wh, audio SonicMaster, kamera video chat 2-Mp dan kamera belakang 5-Mp, beserta konektivitas Wi-Fi, Bluetooth 4.0, support Miracast, HDMI, Micro USB 2.0 dan 3.0 serta port MicroSD.
Transformer Book T300 Chi sendiri disiapkan jika Anda masih belum puas dengan kemampuan saudari kecilnya itu. Pendekatan desain benar-benar sama, tapi berat serta ukurannya sedikit lebih besar: 740 gram dan 7,6 milimeter (jadi 1,43kg dan 16,5mm ditambah docking). Body aluminiumnya dibuat dari satu potongan, diracik supaya tetap tangguh dalam segala macam penggunaan.
Notebook tersebut terbagi lagi dalam dua varian. Prosesor Intel Broadwell Y series Core M 5Y10 (2GHz) atau M 5Y711 (2,9GHz) bertanggung jawab untuk mentenagainya. Kemudian ada GPU Intel HD Graphics 5300, memori RAM 4/8GB, penyimpanan eMMC 128GB serta microSD 128GB gratis, speaker SonicMaster, dan baterai 32Wh. Konektivitasnya sama seperti T100 Chi, plus jack audio beserta active stylus pen.
Info menarik: Daftar Harga Tablet Asus dan Penawaran Diskon Bulan Maret 2015
Bagian yang paling dibanggakan Asus adalah layar IPS Transformer Book Chi. Keduanya dilengkapi teknologi Asus TruVivid, memastikan output-nya kaya warna, detail dan cerah. Terdapat resolusi WQHD 2569×1440 235ppi di display T300 Chi, serta WUXGA 1900×1200 di T100 Chi.
Asus Transformer Book Chi dibundel bersama sistem operasi Microsoft Windows 8.1 (tersedia Microsoft Office 365 khusus T100 Chi selama satu tahun), serta garansi selama satu sampai dua tahun. T100 Chi dijajakan seharga Rp 7,1 juta, sedangkan T300 dibanderol Rp 11,8 juta dan Rp 16,8 juta.
Selain Transformer Book Chi, Asus juta meluncurkan notebook X205TA, UX305, dan jajaran laptop gaming Republic of Gamers.